Jangan lupa komen dan tekan tanda bintang😁
Aku takut kehilanganmu dirimu. Dirimu yang selalu menjagaku tanpa kenal waktu. Jangan pergi, meski hubungan ini terasa sulit dilalui.
-Aldevan Kenzie Arcandra-
•••
Bel istirahat kedua berbunyi. Surga dunia untuk seluruh murid SMA Bakti Buana. Terutama untuk Mery, dia hampir ketiduran saking membosankannya pelajaran Bu Wulan tadi. Selain membosankan, efek pelajaran bu Wulan juga membuatnya kepanasan. Mery menempelkan sebelah pipinya ke meja."Kantin, kuy!" Ajak Gafa. Ketua kelas yang duduk dipojokan.
"Kuy-kuy! Nyari cewek cantik sekalian!" balas Cavin, yang mengedipkan sebelah mata.
"Cewek cantik cewek cantik! Itu si Citra mau lo kemanain, bang?" Gafa menoyor kepala Cavin yang mendekat ke arahnya. Cavin cengengesan, "Dih, emang siapa yang mau sama itu cewek minim kewarasan?"
"Ya cocoklah. Orang lo bedua sama-sama nggak waras," sela Mery. Membuat keduanya menoleh.
Gafa terkekeh ringan, sementara Cavin menaikkan satu alis, "Lo nggak ngantin ya, Ry?" tanyanya.
"Biasa. Nungguin pacar ganteng gue duluan jemput."
Cavin memutar bola matanya malas, "Yaelah, bucin lo!"
"Terserah guelah! Udah sana hush-hush. Kehadiran lo menimbulkan pelek di mata gue," cibirnya, menunjuk wajah Cavin sambil tertawa.
"Lucu ae perasa," Cavin menatapnya datar, "Kalau gitu gue ngantin dulu, tungguin tuh pacar lo sampai lumutan."
Mery memeletkan lidahnya. Dasar Cavin nyebelin!
Ngomong-ngomong sudah lima menit berlalu tapi Aldevan tidak memunculkan batang hidungnya sama sekali. Biasanya, cowok ganteng itu selalu datang tepat waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARACETALOVE
Romance-Kepercayaan itu seperti sebuah kaca, jika sudah pecah, tidak ada yang bisa membuatnya kembali sempurna.- **** Berawal dari ketidaksengajaan Mery menemukan surat beramplop biru di nakas milik Aldevan. Sejak itu semuanya berubah, rasa ragu Mery atas...