🍁 12- Ancaman🍁

2.1K 136 16
                                    

Jangan lupa komen dan tekan tanda bintang😁

Aku takut kehilanganmu dirimu. Dirimu yang selalu menjagaku tanpa kenal waktu. Jangan pergi, meski hubungan ini terasa sulit dilalui.

 Jangan pergi, meski hubungan ini terasa sulit dilalui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Aldevan Kenzie Arcandra-
•••

Bel istirahat kedua berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bel istirahat kedua berbunyi. Surga dunia untuk seluruh murid SMA Bakti Buana. Terutama untuk Mery, dia hampir ketiduran saking membosankannya pelajaran Bu Wulan tadi. Selain membosankan, efek pelajaran bu Wulan juga membuatnya kepanasan. Mery menempelkan sebelah pipinya ke meja.

"Kantin, kuy!" Ajak Gafa. Ketua kelas yang duduk dipojokan.

"Kuy-kuy! Nyari cewek cantik sekalian!" balas Cavin, yang mengedipkan sebelah mata.

"Cewek cantik cewek cantik! Itu si Citra mau lo kemanain, bang?" Gafa menoyor kepala Cavin yang mendekat ke arahnya. Cavin cengengesan, "Dih, emang siapa yang mau sama itu cewek minim kewarasan?"

"Ya cocoklah. Orang lo bedua sama-sama nggak waras," sela Mery. Membuat keduanya menoleh.

Gafa terkekeh ringan, sementara Cavin menaikkan satu alis, "Lo nggak ngantin ya, Ry?" tanyanya.

"Biasa. Nungguin pacar ganteng gue duluan jemput."

Cavin memutar bola matanya malas, "Yaelah, bucin lo!"

"Terserah guelah! Udah sana hush-hush. Kehadiran lo menimbulkan pelek di mata gue," cibirnya, menunjuk wajah Cavin sambil tertawa.

"Lucu ae perasa," Cavin menatapnya datar, "Kalau gitu gue ngantin dulu, tungguin tuh pacar lo sampai lumutan."

Mery memeletkan lidahnya. Dasar Cavin nyebelin!

Ngomong-ngomong sudah lima menit berlalu tapi Aldevan tidak memunculkan batang hidungnya sama sekali. Biasanya, cowok ganteng itu selalu datang tepat waktu.

PARACETALOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang