Play music Dengan Caraku.👆
Setidaknya, jangan tiba-tiba menghilang tanpa alasan, karena itu lebih menyakitkan.
-Paracetalove-
•••Aldevan memakirkan motor di pekarangan rumahnya, cowok itu melepas helm kemudian menentengnya dengan satu tangan. Memasuki rumah yang di dominasi warna putih itu dengan tatapan yang lurus ke depan. Mata elangnya tak sedikit pun melirik ke arah sekitar atau ke arah Anggie yang jelas sekali sedang memotong buah di dapur.
Anggie merasa ada yang aneh pada anaknya pun mengernyit heran, tak biasanya putranya itu bersikap menyerupai manekin hidup seperti itu. Dulu, kalau kesal ya diam saja, tapi kali ini benar-benar terlihat dingin dan menakutkan.
Anggie oke saja jika putranya sedang dalam mode patah hati akibat ditinggal Mery. Namun, kalau reaksinya sampai separah itu Anggie jadi prihatin.
Memutuskan bertanya, Anggie melepas sebentar pisau buahnya, menatap Aldevan yang menaiki anak tangga.
"Mau mama buatin jus?"
"Nggak usah, aku capek." Tanpa menoleh Aldevan menjawab, ia lalu memasuki kamarnya setelah menutup pintu kamar itu dengan setengah membanting. Hingga menimbulkan suara gebrakan lumayan keras. Membuat Anggie terpekik bahkan sampai mengelus dada akibat kaget.
Aneh.
Di sisi lain, di kamar berdominasi warna biru itu, Aldevan melepas lelah dan membanting tubuh ke kasur king sizenya. Tatapan cowok itu kini berbeda, menerawang ke arah langit-langit sambil membayangkan wajah kekasihnya. Ya, kekasihnya yang baru saja ia lepas pergi ke Amerika. Senyum samar terukir di bibir Aldevan.
Namun, senyum itu hanya sesaat, ketika ia teringat mimpi mengerikan yang menghantuinya malam tadi. Aldevan mengacak rambutnya frustasi, wajahnya seketika banjir keringat dan tangannya mendingin. Entah kenapa, ia tiba-tiba ingin kembali ke bandara itu dan menyusul kekasihnya terbang ke Amerika.
Berusaha menenangkan diri, Aldevan mengambil album Mery dari nakas, memeluk album itu sambil meringkuk kedinginan. Mulutnya tanpa henti mengucapkan kalimat ini.
"Jangan tinggalin aku ya, Ry. Kamu harus kembali."
☆☆☆
Pagi ini, berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya sebab Aldevan tidak menemukan apa pun yang membuat moodnya membaik sejak kemarin malam. Apalagi, dari kemarin cowok itu tidak mendapat satu panggilan pun dari Mery. Lalu ketika dihubungi nomor cewek itu mendadak tidak aktif.
Kesal, khawatir dan kecewa bercampur menjadi satu. Aldevan pun memilih mengurung diri di kamar. Berulang kali Anggie membujuknya keluar Aldevan tetap tidak mau. Beralasan tidak enak badan akhirnya Anggie menyerah membujuk anaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARACETALOVE
Romance-Kepercayaan itu seperti sebuah kaca, jika sudah pecah, tidak ada yang bisa membuatnya kembali sempurna.- **** Berawal dari ketidaksengajaan Mery menemukan surat beramplop biru di nakas milik Aldevan. Sejak itu semuanya berubah, rasa ragu Mery atas...