Follow aku dong xerniy 😁
Jika memang dirimulah tulang rusukku...
Kau akan rela kembali pada tubuh ini..
Untukmu seluruh napas ini.... 😭
•••
Mery mengayunkan kakinya pelan, sekarang cewek itu duduk di kursi pinggir lapangan, menonton acara classmeeting sendirian sambil menopang dagu dengan kedua tangan. Jujur saja, Mery merasa galau banget. Sebab hari ini hari terakhirnya menginjakkan kaki di SMA Bakti Buana.
Dan besok, dia harus berkemas dan menyiapkan diri untuk bersekolah di Amerika. Mery belum siap, sangat-sangat belum siap meninggalkan semua kenangannya di Indonesia. Teman-temannya, sahabatnya Raya dan Tasya, dan yang terutama adalah pacarnya—Aldevan.
"MERY!!"
Mery menoleh ketika namanya dipanggil dari arah kanan. Cewek itu tersenyum manis, menyembunyikan perasaan sedihnya dari Raya dan Tasya yang berjalan mendekatinya.
"Lo di sini ternyata, capek tau kita nyariin, Ry," ucap Tasya. Cewek itu berkacak pinggang.
Raya duduk di samping Mery. "Lho, tumben lo nonton sendirian? Biasanya lo ngajak kita. Kenawhy?"
"Iya, Ry. Lo kenapa tiba-tiba menyendiri gini?" tambah Tasya, ikut duduk di samping Mery.
Mery tersenyum sekali lagi. Dia tidak mau menjawab pertanyaan kedua sahabatnya, justru langsung merangkul bahu mereka. "Gue minta maaf ya kalau ada salah sama lo bedua."
"Eh?" Raya terkejut. "Tumben lo minta maaf gini?"
Tasya memutar bola matanya jengah dan langsung menoyor kepala Raya. "Ya kan besok Mery berangkat ke Amerika. Lo gimana sih, Ya. Bego amat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PARACETALOVE
Romantizm-Kepercayaan itu seperti sebuah kaca, jika sudah pecah, tidak ada yang bisa membuatnya kembali sempurna.- **** Berawal dari ketidaksengajaan Mery menemukan surat beramplop biru di nakas milik Aldevan. Sejak itu semuanya berubah, rasa ragu Mery atas...