chapter 13

80 11 4
                                    

Udara siang hari itu membuat tengkuk wanita polos bermarga Shin tertusuk oleh dinginnya udara. Bersamaan dengan itu, gendang telinganya mendengar teriakan seorang laki-laki jakung bersepatu merah manyala. Siapa lagi jika bukan ketua kelas 2-1, ya Nam Jihyuk. Seorang pria jakung yang selalu berpakaian rapi dan praktis. Rambut yang selalu tertata rapi dengan poni.

Dengan langkah panjang kakinya, ia dengan cepat berjalan ke arah wanita polos bermarga Shin tersebut. Perlahan namun pasti, Shin Seulyoung menoleh dengan anggunnya. Walaupun rambutnya sedikit berantakan karena ia selalu terburu-buru.

‘’Ah, akhirnya aku dapat menemukanmu, Shin Seulyoung kan ?” Tanya pria bersepatu merah menyala tersebut kepada Seulyoung.

“ah iya. Ada apa?” tanya Seulyoung dengan polosnya.
Kedua insan berbeda gender itu pasti telah lupa jika mereka sebenarnya sudah pernah bertemu satu sama lain. Ya, di toko buku.

Dengan terburu-buru pria bermarga Nam tersebut menyodorkan selembaran kertas kepada ketua kelas 2-3 itu. Tanpa sepatah kata, ia langsung meninggalkan wanita berambut panjang tersebut dengan larian kecilnya.

“Siapa orang aneh yang memakai sepatu merah menyala itu, amat sangat tidak sopan, ck dasar pria jaman sekarang.” gumam Seulyoung kepada dirinya sendiri seperti orang setengah waras.

Tak selang beberapa lama.
Sraaak, suara kertas-kertas yang jatuh berantakan karena kecerobohan seorang atlet renang  terbaik sekolahan itu. Ya, siapa lagi jika bukan si cumi-cumi bermarga Hwang.

“Aduh maaf eonni, aku tak sengaja, apakah kau tidak apa?” tanya wanita cantik bermarga Hwang tersebut dengan nada khawatir dan nafas terengah-engah. Lalu, ia membantu Seulyoung memungut kertas-kertas yang dibawa Seulyoung tersebut.

“Ah, aku tak apa. Tapi, apa maksudmu dengan kata-kata eonni tersebut, bukankah kita seumuran?” Tanya Seulyoung penuh rasa bingung. Yang lalu berdiri tegap setelah mengambil kertas-kertas yang telah dijatuhkan oleh cumi-cumi bermarga Hwang laknat tersebut.

“Eoh, benarkah. Aha aku tahu kau ketua kelas 2-3 kan?” Tanya Minyeon dengan segala rasa cemas dan nafas yang masih terengah-engah.

“Aah iy–..." Belum selesai Seulyoung mengeluarkan kalimatnya. Terdengar suara berat dari lorong koridor sebelah kanan ruang tersebut.

“Hei cumi berkuncir kuda, di mana kau?” Teriak pria tersebut sambil mencari-cari cumi kesayangannya, walau setiap harinya ia selalu bersilat lidah dengannya.

“Ah sekali lagi aku mohon maaf ya bu ketua kelas, aku harus buru-buru menyelamatkan nyawaku, sampai jumpa.” Pelan si Hwang sambil berlari menjauh meninggalkan Seulyoung.

Tak lama pria jakung dengan bola basket tersebut melewati tubuh mungil Seulyoung sambil menolah-noleh mencari di mana nona Hwang yang teramat cantik nan jelita melarikan diri.

“Mengapa hari ini orang-orang sangat aneh, hari ini memangnya hari apa? Apakah hari jumat?” Gumam Seulyoung kepada dirinya sendiri.

...

Sekembalinya di kelas 2-3, Seulyoung kebingungan dengan selembaran kertas yang disodorkan pria bersepatu merah menyala tadi.

“Untuk apa sebenarnya kertas-kertas ini, mengapa dia tidak menjelaskan apapun padaku? Dan malah langsung pergi.”

“Apakah aku harus bertanya kepada pria itu, tapi aku tak tahu di mana kelasnya. Euh menyebalkan sekali." Tambah Seulyoung dengan geram.

Apa boleh buat, akhirnya dijam istirahat kedua Seulyoung berniat untuk mencari pria jakung tersebut. Namun, sudah setengah jam ia berkeliling satu sekolahan, Seulyoung tak melihat batang hidung pria itu.

MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang