Hai
Selamat datang kembali..
Bab satu ini aku persembahkan untuk kalian yang mungkin lagi gabut dimasa #dirumahaja ini kwkwk.
Jadi,
SELAMAT MEMBACA❤
▪︎▪︎▪︎
Berulang kali Lana melirik ke arah Abel. Melihat Abel sedih seperti ini rasanya juga ikut membuat dirinya bersedih. Sedari tadi, Abel yang biasanya ceria jadi lebih banyak diam. Abel yang biasanya banyak bicara jadi lebih murung. Dan ya, tentu saja Lana tau penyebabnya. Berkali-kali Lana mencoba membujuk Abel agar mau bicara dengannya. Tapi tetap diam yang ia dapat.
"Bel, udah dong jangan sedih terus. Masih banyak kali cowok di luar sana yang lebih baik. Lebih setia, dan gak brengsek kaya Raka." Abel masih tetap diam, tidak merespons omongan Lana barusan. "Udah, lo murung terus dari tadi. Gue jadi bingung."
"Gue juga gak tau gue kenapa. Tapi intinya gue kecewa. Disaat gue udah bener-bener ngasih kepercayaan gue sama dia, dia malah nyakitin gue. Ningalin gue dan milih cewek lain." Perlahan Abel mulai bersuara. Walau bukan nada ceria yang Lana dapat, Lana sudah merasa senang, setidaknya Abel masih mau berkeluh kesah padanya.
"Gue kecewa sama Raka, Lan."
"Oke, dari tadi awal gue datang, lo udah nangis-nangis, lo cuman bilang lo putus sama Raka. Sekarang, tenangin diri lo, dan kalau lo udah merasa tenang, lo bisa cerita sama gue kejadiannya gimana. Biar gue juga jelas. Apa alesan dia mutusin lo"
Lana bisa melihat Abel menarik nafas cukup panjang lalu menghembuskannya dengan berat, seakan semua luka dan kecewa ia coba keluarkan dari dalam dirinya.
Flashack On
"Rak, kamu di mana? Aku udah di taman." Begitu nada sambung berbunyi, dan Raka mengangkat panggilan darinya, Abel dengan cepat menanyakan keberadaan Raka.
"Kalau kamu belum dateng, aku tungu kamu di tempat duduk biasa, ya.."
"Bel"
"Iya?"
"Sorry, tapi kayaknya gue gak bisa lanjutin ini semua lagi." Abel terdiam. Ia tengah berusaha memastikan dirinya sendiri bahwa ia salah mendengar ucapan Raka tadi.
"Ma.. Maksud kamu apa, Rak?"
"Kita udahan aja, ya." Abel menggeleng menolak walau ia tahu Raka tidak mungkin melihat itu.
"Kamu ngomong apa sih, Rak?"
"Gue serius, Bel. Gue udah gak bisa lanjutin hubungan ini.." Satu tetes air mata berhasil lolos di pipi Abel. Ia idak menyangka Raka akan mengatakan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reviens[HIATUS]
Teen FictionSemua berawal saat hari itu. Hari yang Abel anggap benar-benar sial. Hari di mana ia benar-benar merasa bodoh. Bisa-bisanya ia menunggu dan berusaha mempertahankan seseorang yang bahkan sudah tidak ingin lagi bersamanya. Semua rasa sakit dan semua l...