Sebuah tumpangan -4

275 34 5
                                    

Hai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai

Gimana kabar kalian?

Masih semangat kan?

Hari ini aku kembali lagi dengan chapter keempat dari revienss (yeyyyy) kwkwk

Semoga kalian suka, dan tetap semangat!

SELAMAT MEMBACA❤

▪︎▪︎▪︎

"Bel, gue duluan kalau gitu, ya.." Abel mengangguk membiarkan Lana bergegas keluar dari kelas lebih dulu. Abel yang masih mengemas barang melnatap sekeliling kelas. Kelas suda lumayan sepi. Hanya tersisa dirinya, dengan beberapa anak piket.

Lana sudah pulang duluan. Itu karena Abel harus menemui Nino di ruang OSIS. Dan, ya. Disinilah Abel sekarang. Berjalan menyusuri koridor yang sudah agak sepi menuju lantai 2. Nino meminta Abel untuk menemuinya sepulang sekolah karena katanya Nino akan memperkenalkan temannya itu dengan Abel sore ini.

Sesampainya di ruang OSIS, Abel tidak mendapati Nino di sana. Dan itu cukup membuat dirinya sedikit jengkel. "Nino mana coba?" Abel lantas mengeluarkan ponsel miliknya dan menghubungi Nino.

"Lo dimana?" Tanya Abel begitu Nino mengangkat telepon darinya.

"Gue lagi di gerbang, nungguin temen gue. Lo tunggu di ruangan sebentar, ya."

"Katanya ketemuannya di ruangan OSIS."

"Dia kan bukan anak sini. Mana tau ruangannya." Ah, iya juga. Abel lupa.

"Yodah, jangan lama-lama. Gue mau les soalnya." Ujar Abel kemudian.

"Iye."

Setelah menunggu kurang lebih 10 menit, Nino pun datang bersama dengan seseorang yang mengikuti dirinya dari belakang. "Sorry bikin lo nunggu." Ujar Nino begitu ia memasuki ruangan.

"Nah, Bel. Seperti yang gue bilang. Ini temen gue yang akan jadi MC nanti." Tatapan Abel berpaling menatap sosok cowok yang sekarang berdiri di samping Nino.

"Ethan." Ucap cowok yang menyebut dirinya bernama Ethan itu sembari mengulurkan tangan kepada Abel.

Abel membalas uluran tangan Ethan dengan senyuman kecil yang mengembang, "Abel." Setelahnya Abel kembali duduk, begitu juga dengan Ethan.

"Oke, jadi ini, ya.." Nino melangkah menuju papan tulis di depan. "Semua susunan acara udah gue serahin ke Abel. Jadi, nanti lo konfirmasi semua masalah di atas panggung itu sama Abel." Ethan mengangguk mengerti.

"Nah, buat susunan acara lebih ricinya, bakal dijelasin lagi nanti. Nanti bakal ada apat lagi sama pengurus lain. Dan gue akan undang lo." Lajut Nino lagi.

Reviens[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang