Haiii
Selamat datang kembaliii
Nih, buat kalian yang lagi kelas online, aku kasih temen kwkwkwk
Kali aja ada yang mumet kan karena harus bangun pagi-pagi kwkwk
Semoga kalian suka sama bab kali ini,
Dan jangan lupa untuk vote dan komen, ya!
SELAMAT MEMBACA❤
▪︎▪︎▪︎
Ini sudah hari ketiga dimana Adel tetap tidak mau bericara dengannya. Mama dan Papa sudah mencoba untuk bicara dengan Adel. Tapi Adel hanya diam, dan menghindar.
Abel benar-benar bingung sekarang. Fiks, Abel stress. Ia ak bisa seperti ini, sehari tanpa bertengkar dengan Adel rasanya aneh. Sehari tanpa interaksi dengan Adel aneh. Ia merindukan masa-masa dimana bertengkar dengan Adel, mengejek Adel, berdebat untuk hal yang tidak penting dengan Adel.
Kalau diingat-ingat, lucu juga. Mereka bahkan bisa bertengkar hanya karena memperebutkan sepotong ayam terakhir di piring saat makan malam.
"Masih belum?" Tanya Lana yang seakan mengerti isi pikiran Abel.
Abel menggeleng pelan. "Setiap gue mau ajak ngomong dia selalu ngindar."
"Lo yang sabar, ya. Nanti pasti dia ngerti." Abel hanya mengangguk kecil.
"Hari ini lo ada belajar bareng Ethan?"
"Enggak."
"Kalau gitu, untuk menghibur, kita jalan-jalan gimana? Ke mall."
Abel berpikir sejenak. Ia kira tak ada salahnya. Ia juga butuh hiburan. "Boleh. Nanti gue tinggal bilang Ethan supaya dia gak jemput gue."
"Lo tuh butuh hiburan tau gak sih. Biar gak stress."
"Iya nih, masalah gue kayaknya gak selesai-selesai."
"Kalau gitu pulang nanti langsung pergikan nih?" Abel mengangguk mnatap. Seketika tak sabar untuk segera melepas lelahnya.
Hari ini tidak seperti biasanya. Sepertinya guru-guru sedang baik hati karena hari ini tidak banyak ugas dan juga catatan. Bahkan tak sedikit guru yang hanya menerangkan beberapa materi kemudian memberikan tugas bebas. Ah, maksudnya tugas kelompok yang dibebaskan mengerjakannya, santai.
Namun Abel sedikit kesal. Jam pelajaran terakhir kali ini sungguh menyebalkan karena guru yang tiba-tiba saja memberikan kuis dadakan. Tau kan? Kuis dadakan. Hal yang paling dibenci oleh seluruh murid.
Bukan masalah dengan kuisnya. Tapi dengan kata dadakan yang seakan tidak punya sopan santun. Bagaimana Abel bisa mengerjakan ini? Ah bukan Abel saja. Hampir satu kelas berkeluh kesah saat mengerjakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reviens[HIATUS]
Подростковая литератураSemua berawal saat hari itu. Hari yang Abel anggap benar-benar sial. Hari di mana ia benar-benar merasa bodoh. Bisa-bisanya ia menunggu dan berusaha mempertahankan seseorang yang bahkan sudah tidak ingin lagi bersamanya. Semua rasa sakit dan semua l...