Masalah yang lain -21

191 27 6
                                    

Haiiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiiii

Selamat datang kembaliiii

Maapkan aku yang lama up hehehe

Di chapter kali ini, maap ya kalau kurang berasa feel-nya

Aku berusaha sebisaku kwkwk

Semoga kalian suka sama bab kali ini,

Jangan lupa untuk vote dan komen, ya!

SELAMAT MEMBACA❤

▪︎▪︎▪︎

Ethan

Bel, kamu dimana?
Aku udah di lobby
Bel?
Bel dimana
Bel angkat telepon aku
Abel?

Abel menghela nafas berat. Ia lupa kalau Ethan sudah janji ingin menjemput dirinya. Dan sekarang, lihatlah. Sudah pukul 7 malam. Sementara banyak panggilan ta terjawab dari Ethan sejak 2 jam lalu yang tidak ia angkat. Astaga, bagaimana Abel bisa melupakan Ethan seperti ini?

Abel memutuskan untuk menelepon Ethan.

"Halo, Bel. Astaga aku khawatir banget sama kamu. Aku chat gak dibales, telepon gak diangkat. Kamu dimana? Kamu gak apa-apa kan?"

Suara Ethan di seberang sana terdengar sangat khawatir membuat Abel semakn merasa bersalah. "Bel? Kamu gak apa-apa, kan?"

Abel tersenyum getir, "Aku baik-baik aja. Maaf ya bikin kamu nunggu, bikin kamu panic, bikin kamu cemas."

"Bel? Kamu serius gak apa-apa? Kok suara kamu kayak abis nangis gitu?"

"Enggak. Aku gak apa-apa kok."

"Ya udah sekarang kamu dimana? Biar aku jemput ya."

Tidak. Ethan tidak boleh tau dimana Abel sekarang. Abel tidak mau menyakiti Ethan. "Aku udah di rumah kok. Kamu tenang aja."

"Tadi kamu kemana?"

"Maaf, tadi aku ada urusan penting, tapi sekarang aku udah di ruma kok."

"Ya udah kalau gitu, yang penting kamu beneran gak apa-apa kan?"

"Enggak, Than."

"Ya udah kamu istirahat, ya. Besok pagi aku jemput."

"Iya."

Setelah sambungan terputus, Abel kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas. Dalam hati, ia tak henti meminta maaf kepada Ethan karena sudah membohongi cowok itu.

Reviens[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang