Haiiii
Selamat datang kembaliiii
Maapkan aku yang lama up hehehe
Di chapter kali ini, maap ya kalau kurang berasa feel-nya
Aku berusaha sebisaku kwkwk
Semoga kalian suka sama bab kali ini,
Jangan lupa untuk vote dan komen, ya!
SELAMAT MEMBACA❤
▪︎▪︎▪︎
Ethan
Bel, kamu dimana?
Aku udah di lobby
Bel?
Bel dimana
Bel angkat telepon aku
Abel?Abel menghela nafas berat. Ia lupa kalau Ethan sudah janji ingin menjemput dirinya. Dan sekarang, lihatlah. Sudah pukul 7 malam. Sementara banyak panggilan ta terjawab dari Ethan sejak 2 jam lalu yang tidak ia angkat. Astaga, bagaimana Abel bisa melupakan Ethan seperti ini?
Abel memutuskan untuk menelepon Ethan.
"Halo, Bel. Astaga aku khawatir banget sama kamu. Aku chat gak dibales, telepon gak diangkat. Kamu dimana? Kamu gak apa-apa kan?"
Suara Ethan di seberang sana terdengar sangat khawatir membuat Abel semakn merasa bersalah. "Bel? Kamu gak apa-apa, kan?"
Abel tersenyum getir, "Aku baik-baik aja. Maaf ya bikin kamu nunggu, bikin kamu panic, bikin kamu cemas."
"Bel? Kamu serius gak apa-apa? Kok suara kamu kayak abis nangis gitu?"
"Enggak. Aku gak apa-apa kok."
"Ya udah sekarang kamu dimana? Biar aku jemput ya."
Tidak. Ethan tidak boleh tau dimana Abel sekarang. Abel tidak mau menyakiti Ethan. "Aku udah di rumah kok. Kamu tenang aja."
"Tadi kamu kemana?"
"Maaf, tadi aku ada urusan penting, tapi sekarang aku udah di ruma kok."
"Ya udah kalau gitu, yang penting kamu beneran gak apa-apa kan?"
"Enggak, Than."
"Ya udah kamu istirahat, ya. Besok pagi aku jemput."
"Iya."
Setelah sambungan terputus, Abel kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas. Dalam hati, ia tak henti meminta maaf kepada Ethan karena sudah membohongi cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reviens[HIATUS]
Подростковая литератураSemua berawal saat hari itu. Hari yang Abel anggap benar-benar sial. Hari di mana ia benar-benar merasa bodoh. Bisa-bisanya ia menunggu dan berusaha mempertahankan seseorang yang bahkan sudah tidak ingin lagi bersamanya. Semua rasa sakit dan semua l...