HAII
Selamat datang kembaliii
Nih, ada chapter kesepuluh dari reviens yang aku suguhkan untuk kalian hehe...
Jangan lupa vote dan komen ya!
SELAMAT MEMBACA❤
▪︎▪︎▪︎
"Kak Abel! Kak!" Suara Adel beserta gedorannya pada pintu sungguh membuat hari Minggu Abel terasa tidak nyaman.
Siapa coba yang mau diganggu di hari Minggu seperti ini?
Abel membuka perlahan matanya, di luar kamar, masih terdengar suara gedoran serta teriakan-teriakan dari Adel. "KAK!! WOI!!!"
Abel menggeram kesal kemudian menyibak selimutnya dan beranjak dari tempat tidur menuju pintu untuk segera menyerang adiknya yang kurang ajar itu.
"Apaan sih lo?! Ganggu gue tidur tau gak?!" Omelnya begitu ia melihat wajah Adel.
"Ngomelnya nanti dulu." Ucap Adel yang kemudian meraih tangan Abel. "Lo harus ikut gue! Lo harus liat ini!" Lanjutnya sembari menarik Abel keluar rumah.
Saat sudah keluar dan bediri di depan rumah, Abel tidak melihat apa-apa. Ia tidak melihat sesuatu yang special. Tidak melihat sesuatu yang waw yang mengharuskan dirinya untuk heboh seperti Adel.
"Apaan sih?"
"Ih! Perhatiin baik-baik sekitar lo!" Geram Adel membuat Abel melihat sekeliling.
Tidak ada apa-apa. Eh? Pandangan Abel seketika terhenti pada satu titik. Ia cukup lama terdiam.
"Anjir! Mata gue gak salah liat kan??"
"Enggak! Lo gak salah liat!"
"Njir kok bisa Raka pindahan ke sebelah rumah?????"
Ya. Raka. Yang membuat Abel diam. Yang membuat Adel heboh sehingga harus menganggu tidur Abel. Ya, Raka. Raka pindah ke rumah yang tepat berada di sebelah rumah Abel. Sumpah! Rasanya Abel ingin menjert dan pergi dari sini.
"Kok bisa sih????"
"Gila sih, Kak. Selemat susah move on!" Ucap Adel yang langsung mendapatkan jitakan dari Abel.
"Bangke lo!"
Abel kembali masuk ke dalam rumah. Ia benar-benar kesal. Sumpah demi apa pun, Abel benci situasi ini. Sebenarnya ada apa dengan semesta ini? Kenapa sepertinya Abel tidak direstui untuk segera melupakan Raka?
Abel masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan kesal. Ia bahkan secara tidak sadar membanting pintu kamarnya. Ia melangkah menuju balkon, dari sana ia bisa melihat dengan jelas suasana di rumah sebelahnya yang kini sungguh sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reviens[HIATUS]
Novela JuvenilSemua berawal saat hari itu. Hari yang Abel anggap benar-benar sial. Hari di mana ia benar-benar merasa bodoh. Bisa-bisanya ia menunggu dan berusaha mempertahankan seseorang yang bahkan sudah tidak ingin lagi bersamanya. Semua rasa sakit dan semua l...