Selamat datang kembaliii
Huhuuu
Maapkan aku yang lama bngt gak up reviens yaaaaa
Akhir-akhir ini emang bnyk bngt tugas, jadi ga sempet buat lanjutin ini kwkwk
Oke, kalau gitu, semoga kalian suka sama bab kali ini,
Jangan lupa untuk vote dan komen, ya!
SELAMAT MEMBACA❤
▪︎▪︎▪︎
Setelah melihat nama yang tertera di layar, Abel segera mengangkat telepon itu walau sebenarnya ia sedikit ragu.
"Ada apa, Than?"
"Aku tunggu kamu di ayunan pohon."
Nada suara Ethan yang sangat datar membuat Abel bertanya-tanya. "Tapi, Than.."
"Please, Bel..."
"Oke, aku ke sana.." Pasrahnya kemudian.
Setelah memasukkan kembali ponsel ke dalam tasnya, Abel berpaling pada Naya, "Nay, gue pergi sebentar, ya. Ada urusan." Naya mengangguk kecil membuat Abel beranjak dari sana.
Otak Abel sejak tadi berusaha berpikir keras sebenarnya ada apa dengan Ethan? Kenapa Ethan terlihat benar-benar ingin berbicara dengan dirinya? Ah, tapi tak apalah. Mungkin juga saat ini adalah saat yang baik untuk ia menceritakan semua kepada Ethan. Walau sebenarnya ia masih tak yakin.
Sepanjang perjalanan, Abel masih diliputi perasaan tidak tenang, masih terus memikirkan mengapa nada suara Ethan tadi terdengar seperti... Marah? Ah, entahlah. Abel harus segera sampai di sana.
Beberapa menit berlalu, taksi yang Abel naiki berhenti tepat di depan ayunan pohon, di sana sudah terlihat Ethan yang tengah berdiri bersandar pada motornya. Hal itu membuat Abel segera turun dari taksi setelah tadi ia membayar ongkos yang disebutkan oleh sang sopir.
"Than?"
Ethan menoleh, menatap Abel dengan tatapan yang tiak bisa Abel pahami. "Ada apa, Than?"
"Kamu dari mana?"
Abel mengernyit, bingung kenapa Ethan kembali menanyakan hal ini padahal tadi pagi sudah ia jelaskan. "Kan, tadi pagi.."
"Bukan yang tadi pagi. Aku nanya tadi kamu abis dari mana?"
"Aku..." Ethan mengernyitkan keningnya mendengar kalimat menggantung dari Abel. "Aku.."
"Kamu apa?" Abel baru saja ingin kembali bersuara, tapi begitu kalimat Ethan kelua lebi dulu dari mulutnya, Abel terdiam. "Kamu dari rumah sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reviens[HIATUS]
Novela JuvenilSemua berawal saat hari itu. Hari yang Abel anggap benar-benar sial. Hari di mana ia benar-benar merasa bodoh. Bisa-bisanya ia menunggu dan berusaha mempertahankan seseorang yang bahkan sudah tidak ingin lagi bersamanya. Semua rasa sakit dan semua l...