Selamat datang kesibukan -2

393 40 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai

Selamat datang kembali..

Hari ini aku suguhkan untuk kalian chapter kedua dari Reviens menemani siang menjelang sore kalian yang masih #dirumahaja

Semoga suka

Dan,

SELAMAT MEMBACA❤

▪︎▪︎▪︎

Pagi ini, harus Abel akui menjadi pagi terberat. Bagaimana tidak? Hari ini hai Senin. Artinya ia harus kembali sekolah. Masuk sekolah, dan dia sekelas dengan Raka. "Oke, gue gak boleh lemah. Kalau dia bisa lupain lo semudah itu. Kenapa lo enggak?"

Abel beranjak dari tempat tidurnya, bergegas untuk segera mandi dan siap-siap. Abel harus bisa tampil biasa saja. Dan tentunya menunjukkan kepada semua orang bahwa ia baik-baik saja. Sangat baik-baik saja tanpa Raka. "Raka bukan segalanya, Bel. Lo masih bisa dapet yang lebih baik dari dia." Sejak tadi Abel tidak henti-hentinya berbicar apada dirinya sendiri di depan cermin dengan tangan yang tidak henti bergerak memoleskan segala macam perlengkapan wajahnya itu.

Sentuhan terakhir, sedikit lip tint yang akan membuat wajahnya terlihat lebih fresh. "Oke, sekarang lo udah siap ntuk nunjukin ke mantan lo itu kalau lo baik-baik aja."

Setelah merasa dirinya siap dan tidak ada yang tertinggal, Abel keluar dari kamarnya dan menghampiri mamanya yang tengah duduk di ruang makan bersama papanya, dan tentunya adik perempuannya yang hanya berbeda setahun dengannya membuat mereka tak jarang bertengkar hanya karena hal kecil.

"Kak. Lo serius putus sama Kak Raka?" Abel yang baru saja duduk di sebelah adiknya itu langsung menatap adiknya dengan tatapan membunuh. Bisa-bisanya mulutnya tidak bisa di rem.

"Kamu serius, Bel?" Mamanya bersuara, membuat Abel mau tidak mau mengangguk lemah.

"Kenapa bisa putus, Bel?"

"Raka yang mutusin aku, Pa,"

"Lo macem-macem kali, Kak makanya diputusin sama Kak Raka." Sebuah sentilan pelan mendarat mulus pada kening Adel—adik Abel—membuat dirinya seketika mengeluarkan jeritan.

"Asal ngomong aja lo!"

"Raka mutusin aku karena katanya dia bosen sama hubungan kita, Pa. Dia bilang dia capek selalu ngalah sama les dan organisasi aku." Ucap Abel sambil mengoleskan selai pada roti miliknya.

"Lo juga sih, Kak. Udah tau punya pacar, masih aja sibuk sama les dan organisasi. Lo harus bisa bagi waktu. Antara kesibukan lo, sama pacar lo." Adel mulai berceloteh membuat Abel hanya memutar bla matanya jengah. "Ya gak salah kalau dia bosen. Dia juga pasti jenuh karena lo terlalu sibuk."

Reviens[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang