Part 10

2.9K 308 22
                                    

Written by
Kyutebaekyeol

.

Original story
http://archiveofourown.org/works/19020214

.

Trans by
Byunmeey

..

.

Chanyeol selalu menyukai akhir pekan karena anak-anak akan bangun terlambat, jadi ia tak perlu buru-buru menyiapkan sarapan mereka. Untuk seseorang yang terbiasa bangun pagi sepertinya, dapat membuka mata sebelum matahari terbit terasa seperti sebuah keajaiban. Itu menandakan ia akan punya banyak waktu untuk dirinya sendiri.

Chanyeol berjalan dari kamarnya dengan secangkir kopi di tangan, ia bersiul bahagia sambil mengarah ke ruang tamu. Hanya dengan memikirkan mengenai dirinya yang akan bermalas-malasan di sofa nyamannya ditemani serial televisi yang menyala membuatnya seketika semangat.

Langkahnya terhenti saat ia mendapati Baekhyun tengah duduk di sofa, sibuk melipat baju keringnya dengan mata terkunci pada televisi. "Baekhyun?"

Menolehkan kepala ke arah Chanyeol, Baekhyun tersenyum. "Pagi, Pretty. Kemarilah," ia berucap sambil mengarahkan tangannya ke tempat kosong di sebelahnya.

Mendengar ajakan itu, suasana hati Chanyeol kian melambung. Baekhyun selalu saja menyambutnya untuk mendekat dan itu tak pernah gagal membuatnya tersanjung. Duduk bersama di satu sofa sembari mengerjakan tugas rumah, tentu terasa menyenangkan. Untuk orang rumahan sepertinya, ia sangat menyukai suasana ini karena hal itu mengingatkan keberadaannya.

Berpura-pura jika Baekhyun tak membuatnya gugup, Chanyeol mencibir. "Kau bangun pagi?" Ia bertanya.

"Begitu juga denganmu," Baekhyun mengejek.

Entah mengapa, Chanyeol suka melihat semua pergerakan Baekhyun karena si pengasuh terus membuatnya kagum. Seperti saat ini, Baekhyun berulang kali menenggelamkan hidungnya ke setiap baju yang baru saja dicuci, mengendus aroma dari deterjen sebelum melipatnya rapi. Kemudian, ia menumpuk baju-baju itu di atas meja.

"Aku telah selesai melipat milikku. Bolehkah aku melipat milikmu dan anak-anak nanti? Aku bisa membantumu, Pretty," Baekhyun tersenyum riang, menatap Chanyeol hingga tak berkedip.

Menggelengkan kepala, "Tak usah repot-repot." Chanyeol mengucapkan sambil menyesap kopinya. Ia mendapati muka Baekhyun memerah. Si pengasuh sangat jarang memalu, ini pemandangan langka yang tak boleh ia sia-siakan.

"Biarkan aku menyentuhmu," ia berkata, tanpa sadar tangannya telah terulur untuk memegang wajah Baekhyun, lalu mengelusnya perlahan.

Seharusnya sentuhan semacam ini tak boleh menjadi kebiasaan mereka. Saat ini, mereka terlalu nyaman dengan keberadaan masing-masing hingga ia tak lagi ragu dan Baekhyun seakan meleleh saat disentuh. Entah apa yang akan terjadi jika hal ini terus dibiarkan.

Kehangatan yang ia rasa di telapaknya membuat Chanyeol melepaskan nafas. "Wajahmu memanas."

Baekhyun menjauh dari pria itu, lalu ia tergelak. "Kau berlebihan."

"Apa kau sudah minum obat?" Chanyeol menyipit.

Mendengar pertanyaan itu, seketika Baekhyun mengalihkan pandangannya dari Chanyeol dan mengarahkan fokusnya ke televisi. Ia melipat kakinya kemudian mengistirahatkan dagunya di bantalan lutut. Memeluk kakinya erat dengan lengan, ia berbisik 'Tidak' dengan sangat pelan hingga nyaris tak terdengar.

Pretty's Twinkle Little Stars  (IndoTrans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang