Part 8

2.6K 338 31
                                    

Written by
Kyutebaekyeol

.

Original story
http://archiveofourown.org/works/19020214

.

Trans by
Byunmeey

..

.

Chanyeol sedang di tengah rutinitas berlarinya ketika Baekhyun menelepon sore itu. Matanya menjelajahi sekeliling taman untuk mencari tempat yang sesuai untuknya menerima panggilan. Kemudian, ia anggap bangku kosong di sebelah trotoar sebagai tempat yang sempurna untuk beristirahat. Setelah memastikan detak jantungnya kembali normal, ia mengangkat telepon itu.

"Ya, Baekhyun," ia mengatakan dengan suara serak, berusaha untuk menyembunyikan kepeningannya.

"Pretty?"

Rasanya hati Chanyeol berbunga-bunga. Ia tahu, dari sudut pandang orang lain dirinya pasti terlihat sangat konyol sekarang, menyengir layaknya makhluk idiot. Lelah yang ia rasa menyelimuti tubuhnya seketika hilang saat mendengar nada ceria Baekhyun. Si pengasuh itu mengisi kembali energinya yang menipis. Ia setuju, Jongdae mengatakan kenyataannya, ia telah jatuh pada Baekhyun tanpa bisa menolak. "Apa kalian baik?" ia bertanya dengan khawatir.

Baekhyun mendengung, "Maaf karena mengganggu waktu kerjamu tapi ini mengenai hal yang sangat penting."

Chanyeol mengkerut, masalah apa yang membuat Baekhyun tak dapat menunggunya pulang dahulu, "Ada apa?"

"Ini tentang Jongin dan Sehun."

Hanya dengan nama anaknya yang disebut berhasil membuat jantungnya berdetak cepat. Berbagai kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi pada mereka pun mulai bermunculan di pikirannya.

"Tak ada sesuatu buruk yang terjadi, Pretty. Bernafaslah, please," Baekhyun membujuk.

Akhirnya Chanyeol dapat bernafas dengan normal kembali ketika Baekhyun meyakinkannya jika Jongin dan Sehun baik-baik saja. "Mereka hanya berulah lagi," Chanyeol mendengus mendengarnya, tak begitu terkejut.

"Mereka membuat kamar mandi banjir," Baekhyun mulai menjelaskan. "Bermain dengan sabun mandi mahalmu, terus memompanya untuk membuat banyak busa dan menghabiskannya. Satu botol telah raib."

Mengerang dengan enggan, Chanyeol memijat pelipisnya yang berdenyut. "Itu salahku. Seharusnya aku menyimpannya di tempat yang tak bisa mereka jangkau," ia berkata.

"Aku minta maaf. Aku meninggalkan mereka sebentar di dalam kamar mandi untuk pipis dan ketika kembali, botolnya telah di tangan mereka. Lantai di kamarmu pun basah karena mereka berlarian untuk mengambil botol itu dari kamar mandimu dengan kaki yang basah," ia melenguh. "Oh my God, aku merasa sangat bersalah, aku sangat meminta maaf," Baekhyun berucap, merengek dengan sedih. "Kau bisa memotong gajiku, aku bahkan tak tahu apakah gajiku cukup untuk menggantinya."

"Atau aku bisa menggunakan punyamu," Chanyeol mengusulkan, menyeringai main-main.

"Kau akan beraroma peach nanti," Baekhyun mendengus. "A cheap peach."

"Aku tak apa jika harus beraroma sepertimu. Kau harum," Chanyeol mengatakan dengan keras dan jelas seolah kalimat itu tak membuatnya geli dan memerah di waktu yang bersamaan. Ia bersyukur Baekhyun tak dapat melihat wajahnya sekarang.

Pretty's Twinkle Little Stars  (IndoTrans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang