•
•
•“Kau pergi ke rumah sakit hari ini?”
Hwayeong menatap Taehyung yang duduk di sebrang meja makan, melahap sesendok sup lagi lantas ia mengangguk, “Aku akan pulang cepat hari ini.” Taehyung mengangguk lalu menatap sosok mungil yang duduk diam sambil memakan biskuitnya di atas baby chair, tepat di sebelah Hwayeong.
“Lalu Juan?” tanya Taehyung sedikit cemas, mengingat bocah itu akan menjadi sasaran empuk musuh mereka, “Kau tenang saja, aku akan menitipkannya pada temanku. Tempatnya tidak jauh dari rumah sakit. Jungkook juga sudah meletakkan gps kecil pada baju Juan sebelum dia pergi kemarin jadi kita bisa memantau keberadaannya.” Taehyung menghela nafas lega lalu mengangguk, meraih jas kerjanya lalu bangkit dari acara sarapannya.
“Aku akan mejemputmu nanti. Hubungi aku setelah kau selesai,” Hwayeong menautkan alisnya, terkekeh pelan dengan tatapan sinis, “Kenapa aku harus lakukan?” tanyanya terkesan tak suka.
“Karena aku suamimu! Ini perintah! Dan jika kau menolak, aku sendiri yang akan menyeretmu keluar dari rumah sakit!” tegasnya lalu berjalan memutar, mengecup pelan puncak kepala Juan dan pergi dari sana tanpa mengatakan apa-apa lagi membuat Hwayeong menendang keras kaki meja dengan tangan mengepal kuat.
“Haah ... Tenangkan dirimu, Hwayeong. Hanya sampai kau temukan pembunuhnya,” gumamnya setelah menghembuskan nafasnya pelan.
] [
Keadaan rumah sakit hari ini tak seberapa padat, Hwayeong baru saja keluar dari ruang operasi. Membantu sebuah operasi pengeluaran peluru yang bersarang pada perut. Ia lantas cepat-cepat memeriksa ponselnya guna memastikan bahwa Juan masih dalam keadaan aman. Ia melepas masker dan juga penutup kepala sekali pakainya, lantas berjalan menuju kantin untuk mengakhiri hari panjangnya.
Sempat tersenyum saat Ibu satu anak ini mendapat sapaan dari beberapa suster yang berlalu lalang.
Secangkir latte.
Adalah salah satu dari sekian banyak minuman dengan kandungan kafein kesukaan Hwayeong. Ia duduk di salah satu kursi, tepat di sudut ruangan lantas memainkan ponselnya lagi. Namun senyuman yang sedari tadi terpatri cantik kini pudar seketika kala seorang wanita cantik dengan lekuk tubuh indah berdiri di depan mejanya dengan secangkir coklat panas yang asapnya membumbung ke udara.
“Boleh aku duduk bersamamu?” Hwayeong tersenyum lembut lantas mrngangguk pelan, “Tentu saja, dokter Lim.”
Lim Chaeri. Adalah salah satu dokter spesialis bedah umum yang baru saja dipindahkan dari gedung D di mana tempat Hwayeong melakukan kegiatan pemagangannya. Ia adalah mahasiswa yang sebentar lagi harus menyusun skripsi agar bisa lulus dan fokus pada buah hatinya. Park Juan — ah atau kita bisa menyebutnya Jeon Juan.
“Kau tadi luar biasa, dokter Kang.” Hwayeong terkekeh lantas menyeruput latte favoritnya, “Ah ... Aku asistenmu tadi, kau ingat?” balas Hwayeong lantas sebuah senyuman lebar terpatri di bibir Chaeri.
“Ah iya ... Omong-omong, kenapa aku tidak pernah melihatmu sebelumnya? Kau dokter baru?” Tak heran jika Chaeri belum mengetahui identitas Hwayeong yang adalah adik dari salah satu kepala bagian di rumah sakit besar ini dan juga mahasiswa magang beranak satu.
“Aku hanya melakukan pemagangan di sini, sudah berjalan selama 3 bulan terakhir. Kontrakku akan habis sekitar 2 bulan lagi, aku memaklumi jika kau belum mengetahui aku, kau baru saja pindah dari gedung D hari ini, kan?” Chaeri mengangguk lalu meletakkan cangkir coklat panasnya di atas meja.
Ia tak ingin munafik. Hanya ingin sedikit bermain-main dengan hati Hwayeong. Ia tak sebodoh itu sekalipun tak pernah bertatap muka, wanita Lim ini paham dan mengerti betul jika perempuan di depannya ini adalah istri dari kekasihnya. Jeon Jungkook.

KAMU SEDANG MEMBACA
Malicious Husband
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] *** E-book tersedia, bisa dibeli kapan saja *** Jeon Jungkook. Jelek. Menyebalkan. Dingin. Jahat. Tak pernah tersenyum kecuali saat ia berhasil melubangi kepala musuhnya dengan pistol yang selalu bersemayam di balik jaket kulitnya...