•
•
•Siang itu, Jungkook tengah terdiam di ruang kerjanya. Beberapa hari ia memang tak pulang dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan Chaeri, bukan apa-apa ... Ia hanya belum terbiasa dengan kehadiran Hwayeong dalam hidupnya. Pikirannya terlampau kalut dan mendadak merasa bersalah, ia memainkan jemarinya di atas meja sebelum ponselnya berdenting beberapa kali tanda pesan masuk. Meraih benda pipih di sakunya sebelum mengernyit saat melihat nama Taehyung tertera sebagai pengirim pesan.
Kim Taehyung
Kau di mana?
Jeon Jungkook
Kantor, ada apa?
Kim Taehyung
(share location)
Apa kau tidak mengecek GPS Juan? Datang kesana sekarang, Jackson menculiknya.
Tepat saat itu, Jungkook lantas membulatkan matanya. Dadanya mendadak berdenyut pun detak jantungnya bergerak liar, cepat-cepat ia menekan sebuah ikon yang ada di ponselnya.
Shit!
Mengumpat keras manakala mendapati GPS yang ia pasang di baju Juan mengarah pada sebuah gedung bekas rumah sakit yang letaknya tak jauh dari kantonya. Ia lekas berdiri, tak lupa menyelipkan sebuah pisau lipat dan pistol keluaran terbaru di balik jas kerjanya dan kunci mobil. Berlari terburu-buru keluar dari ruangannya namun langkahnya kembali terhenti saat mendapati sebuah telepon masuk dari Hwayeong.
“Ya? Ada apa?”
“Taehyung sudah menghubungimu?”
“Eoh. Aku dalam perjalanan.”
“Baiklah, aku akan menyusulmu.”
Pria itu berdecak lalu kembali berlari keluar dari gedungnya, melangkah secepat yang ia bisa dengan perasaan campur aduk, antara panik dan ketakutan sebab saat ini putra kecilnya dalam bahaya. Ia paham Jackson adalah mafia gelap paling sadis yang pernah ia temui, ia tak akan melepaskan putranya begitu saja tanpa melakukan sesuatu atau meminta sesuatu sebagai alat pertukaran dan Jungkook paling membenci pilihan.
Suara gebrakan kasar terdengar jelas saat pintu mobil mahal itu dibuka paksa, baru saja Jugkook duduk di kursi kemudi, kedua maniknya lantas mendapati sebuah foto berukuran 5R dengan secarik kertas bernoda merah tergeletak di dasboard. Jungkook meraihnya kasar lantas membaca seksama isi kertas itu, sempat membelalakkan matanya kala melihat sosok Chaeri di dalam foto itu. Tengah diikat pada sebuah tiang dengan mata tertutup juga lengannya yang terlihat terluka bahkan masih mengeluarkan darah.
Aku akan bermain-manin sebentar dengan jalangmu. Temui aku jika kau masih ingin melihatnya hidup. Kau tau di mana aku.
“Argh!! Sialan!!” Jungkook memukul keras kemudi mobilnya sebelum mengusak rambutnya kasar dengan nafasnya yang terdengar makin memburu. Ia lantas meraih ponselnya lagi, mengirim pesan pada Taehyung dan Hwayeong sekaligus.
Aku akan datang terlambat. Mereka mencelakai Chaeri. Minta bantuan pada yang lain, aku akan menyusul setelah menemukan Chaeri.
] [
Keringat dingin mulai membasahi kening Hwayeong, ia hanya bisa diam, menatapi jasad putra kecilnya yang baru saja selesai dikremasi. Sementara Taehyung, Jimin, dan Jin hanya bisa menatap wanita itu nanar, melihat bagaimana hancurnya Hwayeong sejak Juan dinyatakan meninggal sejam lalu, masih tetap berdiri namun pandangannya kosong, mengabaikan Taehyung yang berdiri di belakangnya juga Jin dan Jimin yang berdiri di depannya, tepat di sisi lain brankar jasad Juan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Malicious Husband
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] *** E-book tersedia, bisa dibeli kapan saja *** Jeon Jungkook. Jelek. Menyebalkan. Dingin. Jahat. Tak pernah tersenyum kecuali saat ia berhasil melubangi kepala musuhnya dengan pistol yang selalu bersemayam di balik jaket kulitnya...