•
•
•Kedua mata Hwayeong sibuk menelisik layar komputer, memperhatikan bagaimana Eunwoo masih duduk diam di sebuah ruangan yang terlihat tertutup. Sesekali wanita itu menenggak segelas jus jeruk yang dikirim oleh seorang pelayan suruhan Eunwoo sekitar 10 menit yang lalu.
“Oppa, apakah ini tidak mencurigakan? Maksudku bagaiman bisa Eunwoo langung percaya dan meninggalkanku di sini, tanpa CCTV?” katanya setelah meminum habis jus jeruk itu karena rasa hausnya yang terasa mengakar di tenggorokan.
“Mungkin karena dia menyukaimu. Seperti yang dikatakannya di awal.” Hwayeong mengangguk pelan sebelum Eunwoo menoleh pada CCTV di sudut ruangan, lalu melambaikan tangannya, seolah paham kalau ia sedang diawasi.
“I got you, Kim Hwayeong!!” teriaknya tiba-tiba, sebelum suara dobrakan pintu terdengar cukup jelas.
BRAKKKK!!
Kontan Hwayeong bangkit dari duduknya, mendapati seorang pria berbadan kekar masuk dengan tatapan laparnya. Ia mundur perlahan, sedikit bingung karena tiba-tiba saja tubuh Hwayeong terasa panas, juga pusat tubuhnya yang mendadak berdenyut dan basah.
“O-oppa,” gumam Hwayeong pelan membuat keenam pria di sebrang sana panik, terlebih Taehyung yang sudah mengepal kuat menahan amarah.
“Ada apa, Hwayeong? Kau baik-baik saja?” Untuk pertama kalinya, akhirnya Jimin membuka suara manakala melihat pria itu makin mendekatkan tubuhnya pada mantan istrinya itu. Hwayeong semakin bergerak gelisah dengan mengepalkan tangannya kuat, sial!! Obat perangsang!
“K-kurasa mereka memasukkan sesuatu ke dalam minumanku ... A-aku ... Eummmhhh.” Rasa-rasanya seluruh tubuh Hwayeong sudah melemas sampai akhirnya jatuh terduduk di sudut ruangan. Taehyung panik bukan main, berdiri dengan cepat dan berniat menyelamatkan istrinya tapi Jin menahan tangannya.
“Jungkook ada di sana, Tae!”
“Tapi Hwayeong dalam bahaya, hyeong?!! Kau tidak lihat tubuhnya sudah melemas?!! Bagaimana kalau pria itu memperkosanya, eoh?!! Kau mau bertanggung jawab?!!” sarkasnya lalu menghentakkan tangan Jin dengan kuat.
Buagh!!
“Sialan!!” Jungkook segera menyeruak masuk, menendang punggung pria itu hingga sang empunya terjungkal dan berakhir terbaring tengkurap di lantai lantas menodongkan pistolnya tepat di belakang kepala pria itu. Nafasnya terengah, sesekali mencuri pandang pada Hwayeong makin bergerak gelisah di sudut ruangan.
“Ah, sial!” desis Jungkook sebelum akhirnya dengan mudah menarik pelatuk pistolnya, suara tembakan keras terdengar nyaring berikut kedua mata Hwayeong yang melihat bagaimana tempurung pria itu terkoyak dan menyemburkan darah cukup banyak, bau amis darah pun secara langsung menyambangi penciuman wanita itu, lantas Jungkook mendekati Hwayeong yang sudah mengeluarkan keringat dingin.
“Kau bisa mengatasi keadaan Hwayeong, kan?” Jungkook mengangguk, menanggapi kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Hoseok sementara Taehyung dan Jimin masih mematung, menatap layar komputer.
“Aku bisa, hyeong,” kata Jungkook lalu melepas airpod dan kamera yang ada di anting-anting dan gelinga Hwayeong begitu pun miliknya. Membuangnya ke sembarang tempat sebelum membopong tubuh wanita itu.
“Kita pergi dari sini, waktu kita tidak banyak.” Saat ini, ia benar-benar tak bisa berpikir jernih hanya menggigit bibirnya kuat sambil menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jungkook, mencoba menahan segala gairahnya.
Menahan perasaannya yang sangat ingin dimasuki oleh pria yang saat ini tengah berlari, menghindar dari senggolan manusia-manusia yang masih asik menari di lantai dansa, pun beberapa kaki tangan Jackson yang sudah mulai menyadari keberadaan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Malicious Husband
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] *** E-book tersedia, bisa dibeli kapan saja *** Jeon Jungkook. Jelek. Menyebalkan. Dingin. Jahat. Tak pernah tersenyum kecuali saat ia berhasil melubangi kepala musuhnya dengan pistol yang selalu bersemayam di balik jaket kulitnya...