10

27.5K 2.1K 333
                                    



Jungkook perlahan membuka matanya, mengerjap beberapa kali. Melirik jam yang ada di nakas 05.12 masih pagi rupanya. Ia menundukkan pandangannya, lalu tersenyum melihat Taehyung yang tertidur dengan posisi menenggelamkan wajahnya di ketiak Jungkook. Sebenarnya sudah berkali-kali Jeongguk mencoba menyingkirkan wajah Taehyung dari sana, tapi ia selalu dihadiahi rengekan dari si cantik. Jadi yahh, apa boleh buat.

Jungkook kemudian mengalihakan pandangannya ke tempat anaknya tidur. Ia terkekeh ketika melihat Jino yang ternyata sudah bangun. Bermain sendiri dengan tangan-tangan kecilnya.

Jungkook perlahan bangkit dari tempat tidur, berusaha bergerak seminim mungkin agar tak mengganggu Taehyung yang masih terpejam. Meraih training yang berada di ujung kasur lalu memakainya.

Kemudian ia berjalan menghampiri Jino. Tekekeh ketika sang anak memasukkan jempol kaki kecilnya ke dalam mulut.

"Jino..."

Jino terlihat seperti mencari sumber suara sang ayah. Lalu ia tertawa ketika melihat Jungkook di atasnya.

"Jino udah bangun?" Jungkook mengangkat Jino dari cribnya "gimana bobonya hmm?"

Kemudian Jungkook berjalan kembali ke kasur. Mendudukkan dirinya di samping Taehyung yang masih juga tertidur, sepertinya terlalu lelah.

Jungkook menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang, mendudukkan Jino di atas perutnya kemudian menekuk kakinya untuk dijadikan sandaran Jino.

Jino mulai berceloteh. Maklum, baru bangun tidur dan energinya masih terisi penuh. Jungkook hanya menanggapi celotehan sang anak dengan senyuman saja. Lebih fokus kepada ekspresi Jino yang menggemaskan.
Lalu ia dibuat tertawa ketika Jino menggerung marah.

"Kenapa?" Jungkook menjawil hidung Jino "marah ya gak ditanggepin sama ayah?"

Lalu Jino kembali mengeluarkan bahasa bayinya. Kali ini seolah-olah ia tengah mengobrol dengan Jungkook.

"Oh iya gitu? Terus gimana?"

Jino kembali menggerung.

"Iyaa Jino pinter semalam gak bangun..." Jungkook mendekatkan sang anak untuk ia cium "abis ini kita telfon om Yoongi ya, suruh dia balik namain cabang yang di Bandung jadi punya Jino."

Lalu Jino tertawa. Jenis tawa yang menunjukkan bahwa ia sedang bahagia. Mata yang menyipit, mulut yang terbuka juga bibir yang naik ke atas, dan pekikkan bahagia yang ia keluarkan.

"Jino suka?" Jungkook menusuk-nusuk perut buncit Jino.

"Lusa ya kita beli saham, ayah liat dulu profitnya bagus atau enggak"

Lalu Jungkook terbahak ketika Jino menggelengkan kepalanya berkali-kali seolah memberi tau jika membeli saham bukan ide yang bagus.

"Gak mau beli saham? Terus Jino maunya apa?"

Jino kembali berceloteh dengan raut yang serius. Alis tebalnya yang mengerut sampai hampir bersentuhan.

"Mau bikin mall aja?" Jungkook memegang tangan Jino "atau mau bikin taman bermain? Nanti kita bikin lebih besar dari Dufan yaa..."

Oh oke, mungkin memang yang diinginkan Jino adalah perusahaan keluarga Jeon menambah jangkauannya sampai keluar dunia properti dan elektronik. Buktinya ia langsung tertawa bahagia ketika Jungkook mengatakan akan membuat tempat hiburan semacam pusat perbelanjaan dan taman bermain.

Sampai setengah jam kemudian keduanya masih asik sendiri. Jungkook yang pembahasannya semakin tak masuk akal, dan Jino yang masih seolah-olah mengerti dengan apa yang ayahnya bicarakan.

Little Husband // KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang