Suami selingkuh, ya main cantik.
Bagian satu
***
"Dek,"
Aku menengok ke arah Mas Raka, suamiku yang berdiri disamping tempat aku duduk.
"Dalem, kenapa?"
"Kamu gak masak dek? Mas laper." jawab Mas Raka mengeluh.
"Loh, emangnya Mas butuh makan?" tanyaku polos.
"Ya butuh, emangnya aku setan apa." ketus Mas Raka.
"Oh ya udah, aku bikinin telur ceplok aja ya. Aku gak belanja soalnya." ujarku menatap Mas Raka.
"Telor ceplok?"
"Iya, mau nggak?"
"Yaudah deh." pasrah Mas Raka.
Aku berjalan menuju dapur tempatku bergulat dengan sayuran. Sambil menyiapkan telurnya sesekali aku melirik ke ruang tamu, terlihat Mas Raka sedang sibuk memainkan ponselnya.
"Jangan lupa kopinya!" teriak Mas Raka.
"Iya!" jawabku teriak.
Aku heran, aku pikir Mas Raka tak butuh makan, bukan apa-apa. Tapi ia kan baru saja pulang dari rumah selingkuhannya, memangnya tidak diberi makan disana? Oh, No. Kasihan sekali kamu Mas, mencari selingkuhan yang tidak becus.
Jangan kaget, aku memang tahu suamiku selingkuh karena diam-diam aku selalu mengecek ponsel nya. Bodohnya, Mas Raka tidak pernah mengunci ponselnya.
Sarah, nama selingkuhannya sekaligus tetangga baru ku itu atau dalam kata lain tetangga sekaligus sainganku. Baru tiga bulan janda muda itu pindah sudah membuat Mas Raka jatuh ke pelukannya, aku tak heran memang karena Sarah memiliki wajah dan porsi tubuh ideal yang membuat para laki-laki akan melotot melihatnya.
Marah?
Tentu, aku sangat marah! Apalagi aku sudah berumah tangga hampir lima tahun dengan Mas Raka, kami menikah memulai semuanya dari nol hingga kini menjadi besar. Dulu aku menikah dengan Mas Raka harus rela setiap hari berjualan bakso keliling. Sekarang, aku tinggal duduk dirumah sambil minum teh hangat karena usaha ku dan Mas Raka sudah berkembang pesat, aku mempunyai 15 restoran bakso yang tersebar diseluruh kota. Usaha tak menghianati hasil, awalnya hanya tukang bakso keliling sekarang menjadi pengusaha restoran bakso. Bukankah hidupku beruntung?
Tapi yang namanya buaya tetap buaya, melihat usahanya sudah maju dan kami berubah menjadi orang kaya membuat Mas Raka serakah akan perempuan.
It's oke, kamu boleh selingkuh Mas. Tapi ingat, aku tidak bodoh! Aku akan memberi hukuman padamu dengan permainan yang sangat cantik. Bahkan kamu tidak akan menyangka jika aku yang melakukannya.
Ck ck, sebenarnya wanita itu tidak bodoh hanya saja mereka selalu menggunakan perasaan dibanding pikirannya sedangkan aku, aku menggunakan pikiran untuk memberi pelajaran mereka. Mereka belum tahu saja siapa Lila yang sebenarnya. Aku akan terus berpura-pura tidak tahu sampai mereka sendiri yang kelelahan. Mas Raka, dasar suami bodoh! Kamu menikahiku tapi tak ingat siapa si pintar Lila.
Untuk Sarah, aku akan membalasnya dengan cantik. Dasar wanita ulat bulu, baru tiga bulan saja sudah menyantol suami orang. Belum merasakan bagaimana rasanya dipanggang mungkin dia.
"Dek, mana kopinya!" teriak Mas Raka.
"Bentar, Mas!"
Ingin rasanya aku memberi sianida di dalam kopinya tapi sayang, aku masih takut menjadi janda. Lagipula anak ku pun masih kecil, dia masih butuh ayahnya. Aku juga ingin melihat bagaimana tersiksa nya mereka akibat perbuatan mereka sendiri.
Lima menit berlalu, aku sudah menggoreng telur ceplok dan membuatkan kopi. Tanganku gatal ingin memberi racun tikus di makanannya namun lagi lagi aku teringat anakku.
Nak, jika mama mu ini kelepasan maaf ya.
"Ini Mas kopi sama telur ceplok nya." Aku memberikan Kopi dan satu piring nasi dengan lauk telur ceplok yang tadi aku buat.
"Makasih." ucapan Mas Raka masih sibuk dengan ponselnya.
Paling lagi whatsapp-an sama si janda gatal itu, huh.
"Mas!" aku merebut ponselnya. Terlihat reaksi Mas Raka gelagapan.
"Dek siniin hape Mas!"
"Makanya kalo mau makan simpen dulu!" ujarku menyerahkan kembali ponselnya, sengaja aku tidak memeriksanya lagi juga aku pun sudah tahu.
"Iya iya maaf." ucap Mas Raka buru-buru mengantongi ponselnya. Takut ketahuan rupanya, bukankah memang sudah ketahuan ya?
"Mas," panggil ku duduk disebelahnya. Ia menengok sambil mengunyah.
"Apaan?"
"Mas, tadi ada berita di TV."
"Berita apaan?"
"Berita ada laki-laki yang nyelingkuhin istrinya mati gara-gara sianida."
Mas Raka langsung terbatuk-batuk, wow mantap. Sindiran ku bereaksi rupanya.
"Mas kenapa?" tanyaku sambil menepuk-nepuk bahunya.
"Enggak, cuma keselek aja." jawab Mas Raka gugup.
"Oh dikira kenapa. "
"Dek, ini gak ada sianida nya kan?" tanya Mas Raka menunjuk piring yang berisi makanan sisa setengah dan kopi sambil menatapku serius.
"Lah? Kok Mas jadi kayak ketakutan gitu? Emangnya Mas selingkuh?" pancing ku.
"E-enggak kali aja kamu mau tiru berita di TV." jawab Mas Raka.
"Ya enggak lah, tapi ..."
"Tapi apa?"
"Tapi kalo Mas selingkuh kenapa enggak?"
Bushh.
Wajah Mas Raka berubah menjadi merah padam. Aku ingin tertawa sebenarnya namun aku hanya bisa menahannya.
"Udah ah dek, Mas mau mandi dulu." Mas Raka bergegas meninggalkanku, raut wajah cemas tak bisa ia sembunyikan dariku.
Hadeuh, Mas Raka oh Mas Raka. Tampan tapi bodoh! Dia pikir aku akan diam saja jika mengetahui ia selingkuh, oh tidak! Aku akan membalasnya sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Selingkuh, Ya Main Cantik (Open PO)
General FictionMenceritakan tentang kepintaran Lila mengerjai pelakor rumah tangganya. Akankah Lila berhasil membuat jera sang pelakor? Ikuti kisahnya!io