Suami selingkuh, ya main cantik
Bagian sepuluh
***
Pagi harinya lampu sudah kembali terang benderang, itu semua aku rasakan karena silauan lampu yang menyorot masuk ke dalam mataku. Aku melirik jam dinding, ternyata sudah menunjukkan pukul enam pagi.
"Huahhh," aku menguap sambil menengok ke samping tempat tidurku.
Lah?
Dimana Mas Raka?
Aku tak mendapati Mas Raka ada disampingku, dimana dia?
Tiba-tiba aku teringat bahwa Sarah menginap dirumah ini, dengan cepat aku bergegas keluar kamar berlari ke kamar utama ku yang di tempati oleh pelakor tidak tahu diri itu.
Saat aku berjalan sampai ruang tamu, terlihatlah Mas Raka dan Sarah sedang berbincang-bincang sesekali mereka tertawa bersama.
Wah, tidak bisa dibiarkan ini!
"Mbak Lila baru bangun?" tanya Sarah menyadari keberadaanku.
Ingin aku jewer telinga si sundel itu ketika ia bertanya, seharusnya ia bertanya 'Mbak udah bangun?' bukan 'Mbak baru bangun?' itu pertanyaan seolah mengejekku secara halus.
"Mbak belum pulang?" tanyaku lebih menyindir pedas.
Mampus!
"Husstt, nggak boleh gitu dek," Kata Mas Raka, aku mendengus menatapnya kesal.
"Kimi mana?" tanyaku dengan wajah datar.
"Masih di kamarnya, belum bangun." jawab Mas Raka.
"Oh, Bi minah udah dateng?" tanyaku pada Mas Raka. Bi minah adalah pembantu keluargaku yang pulang kampung beberapa hari yang lalu karena anaknya sakit, seingat ku hari ini ia akan pulang.
"Udah dek, tadi pagi."
"Terus Bi minah dimana sekarang?"
"Di dapur kayaknya,"
"Oh," kata ku sambil duduk di samping Mas Raka, walau aku baru bangun tidur dan belum sempat cuci muka, aku yakin aku haish terlihat uwow.
Senyuman menyeringai terbit di bibirku ketika tak sengaja mataku dan mata Sarah bertemu.
Tak kusangka diriku bisa berekspresi sangat kejam, terbukti ketika alisku mengangkat, mataku menyipit dan bibirku menyeringai.
Dengan sengaja aku memeluk lengan kanan Mas Raka dengan mesranya.
"Mas," panggil ku dengan suara sedikit mendesah manja.
Jijik!
Sebenarnya aku geli namun ini semua untuk kelancaran aksi berikutnya.
"Kenapa dek?" tanya Mas Raka menatapku.
"Nanti sore kita jalan-jalan ya,"
"Hmm, kemana?" tanya Mas Raka.
"Kemana-mana yang penting jauh dari pelakor, jaman sekarang banyak banget pelakor. Heran aku Mas, memangnya pelakor itu nggak laku sama yang bujangan ya?" jawabku sambil melirik Sarah.
Oh ya ampun Tuhan, kata yang keluar dari mulutku sangat pedas sekali.
"Ishh, kamu ini. Ya Mas mana tahu," kata Mas Raka.
"Mas, kalau kamu sampai tergoda dengan pelakor pasti kamu tahu dong siapa Lila?Lila si wanita jahil," kataku pada Mas Raka walau sesekali melirik Sarah.
"Iya sayang, enggak."
Bullshit!
Sekarang aku percaya bahwa laki-laki itu tidak bisa dipercaya karena kepercayaan yang diberikan atas percaya padanya dikhianati dan kepercayaan itu berubah menjadi tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Selingkuh, Ya Main Cantik (Open PO)
General FictionMenceritakan tentang kepintaran Lila mengerjai pelakor rumah tangganya. Akankah Lila berhasil membuat jera sang pelakor? Ikuti kisahnya!io