D-Day

266 55 97
                                        

•---•

Davion tampak berdiam diri di balkon sembari menikmati suasana malam Edinburgh yang tenang dan bertabur bintang. Namun, suasana tenang Edinburgh berbanding terbalik dengan isi kepala lelaki tampan tersebut. Berbagai pemikiran tengah memenuhi kepala Davion saat ini.

Davion sungguh dibuat bingung dengan kondisi Bae Areum yang amat tidak stabil. Tidak hanya itu, perasaan aneh yang selalu ia rasakan tiap kali bersama si gadis semakin mengusik dirinya. Membuat lelaki itu jatuh dalam sebuah labirin tanpa paham apa yang sebenarnya tengah ia dan Areum alami saat ini.

Davion menghela napas kasar, ia berbalik --memunggungi Edinburgh yang membuat maniknya bertemu dengan manik milik Kalv. Entah sejak kapan, Kalv berdiri di ambang connection door apartemennya dengan tatapan tajam.

"Why you stare at me like that, Kalv?" tanya Davion penasaran dengan sikap yang diperlihatkan Kalv.

"Did you still remember the reason why you are here?" tanya Kalv tanpa basa-basi.

Davion memutar bola matanya malas. Lelaki di hadapannya terus saja mengingatkannya mengenai misi yang harus ia lakukan di dunia ini. Kalv sudah seperti seorang ibu yang sering mengingatkan anaknya tentang hal yang sama.

"Oh come on Kalv! What you're really worried about?"

Kalv mendengus mendengar respon Davion yang seperti menghindari pembahasan topik ini. Kalv lalu berjalan mendekati Davion yang masih berdiri di tempatnya.

"In case you've been forgotten. Why you are here, Davion." jawab Kalv dengan sedikit penekanan saat menyebut nama Davion.

Davion terdiam mendengar ucapan Kalv. Jujur saja, ia merasa bimbang mengenai keputusan apa yang harus ia pilih. Apakah ia harus melaksanakan tugasnya atau justru tidak melaksanakannya.

"Dude, can i ask something to you?" tanya Kalv memasang wajah serius.

"What's matter?"

"Do you have a crush toward her?"

Davion terdiam, tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan Kalv. Davion sendiri belum dapat memastikan apa dirinya memang merasakan sesuatu atau tidak pada Areum.

"Diam artinya iya. Kau memang jatuh—"

"No! i'm not!" sergah Davion sebelum Kalv melanjutkan ucapannya lagi.

"Segeralah tentukan pilihan. Aku tahu apa yang sebenarnya membuatmu gelisah bahkan membuatmu tak fokus. Hanya saja, kau tentu tahu resiko dari pilihanmu," ujar Kalv ketika Davion berjalan melewatinya.

•---•

Sementara di Solum Avexion, Raja Jovi memasang mimik serius, dengan jari telunjuknya tengah mengetuk-ngetuk meja. Beberapa saat yang lalu, ia baru saja mendapatkan kabar dari informan yang diutusnya bahwa Davion sepertinya  memiliki keinginan memulihkan ingatan Areum, dibandingkan menyelesaikan tugas yang diberikan Klan Columbidae padanya.

Helaan napas terdengar Raja Jovi menyadari sesuatu yang tak terduga akan terjadi. Hingga, sekelebat bayangan membuat Raja Jovi tersentak dari pemikirannya dan menatap tajam pada bayangan yang membuat Sang Raja waspada.

"Apa yang sedang kau lakukan Ratuku? Kenapa kau berkamuflase seperti itu di dekatku?" tanya Raja Jovi pada sekelebat warna hijau yang tadi tertangkap netra merahnya, mengurungkan niat untuk menyesap minumannya.

Asap hijau mulai memenuhi udara sebelum akhirnya memunculkan sosok ramping dari Ratu Caluella. Wanita bergaun hijau itu tertawa kecil setelah kamuflasenya terbongkar oleh suaminya sendiri--Raja Jovi.

The Tales of AvexionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang