Epilogue

248 52 137
                                        

•---•

Api berkobar di tengah Istana Atratus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Api berkobar di tengah Istana Atratus. Di antara kobaran api, tampak siluet sesosok yang sedang menari sembari menggumamkan sesuatu dalam bahasa kuno yang tak dapat dipahami.

Tarian sosok itu terhenti diiringi lengkingan tinggi darinya. Hal tersebut membuat suasana Istana Atratus  diselimuti kengerian yang tak dapat digambarkan. Tampak aves atratus mungil yang berada dalam lingkaran, memilih bersembunyi di balik sayap hitam milik Sang Ibu. Kengerian merambat hatinya.

“Ibu, apa yang sedang dilakukan oleh Tetua?” bisiknya.

“Ini upacara agung. Acara sakral bagi Atratus mencari keadilan yang selama ini dirampas dari klan kita dimana Atratus meminta petunjuk Langit.”

Aves kecil dihinggapi rasa merinding mendengar penjelasan Sang Ibu. Sejak lahir, Caluella paham bahwa ia termasuk dalam klan yang dikucilkan oleh klan aves lainnya. Hal ini disebabkan oleh Atratus yang pernah memicu perang saudara dengan klan sepupu mereka—Cygnus, berabad-abad lalu. Dan Raja Solum Avexion saat itu memberikan hukuman dengan mengucilkan Klan Atratus. Sejak itu pula Si Aves kecil memahami kebencian klannya pada Solum Avexion.

Lengkingan yang lebih keras membuat perhatian aves kecil kembali tertuju pada sosok Tetua klannya. Manik mungilnya membulat kala menyadari Tetua klan menunjuk ke arahnya. Detik itu pula, harapan besar Atratus bertunas dan bertumbuh, seiring dengan pertumbuhan si aves kecil.

Di sisi lain, aula Istana Pavo Muticus, seluruh klan di Solum Avexion tengah berkumpul menghadiri undangan dari Sang Raja. Di tengah perjamuan, tiba-tiba saja penasehat kerajaan menyampaikan penglihatannya yang tak terduga pada seluruh klan. Sontak, suasana jamuan menjadi sunyi senyap diselimuti ketegangan.

“Yang gelap akan menyimpan dendam segelap jelaga, yang putih akan menyimpan ketulusan seterang kilau permata. Keduanya bertolak belakang, lahir karena alasan. Namun yang satu akan memporakporandakan negeri dalam sekejap. Namun yang satu dapat melindungi dan membawa kedamaian. Hitam dan putih akan selalu bertolak belakang, hadir dalam pertarungan yang membawa pengorbanan. Hitam dan putih serupa dan merupakan kelemahan satu sama lain.”

•---•

Haneul dan Kalv berjalan cepat melewati lorong-lorong istana Pavo Muticus. Sejak memasuki portal Solum Avexion perasaannya sudah dilanda khawatir yang berlebih— tentang Areum yang tak ia temukan di mana pun, juga Davion yang mendadak menghilang dan tersisa hanya Kalv saja.

Haneul kehabisan akal harus mencari gadis itu ke mana lagi, akhirnya Haneul memutuskan untuk kembali ke Solum Avexion ditemani Kalv tentunya. Sebagai mata-mata yang sebenarnya diutus oleh Cleon, keduanya segera menemui Sang Tuan di Istana Pavo Muticus.

“Cleon!”

Kalv berseru nyaring, menjadikannya sebagai pusat atensi dari segala klan yang hadir hari ini— termasuk Raja Jovi yang sedikit bingung akan kedatangan keduanya.

The Tales of AvexionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang