The Doppelgànger

207 55 103
                                    

•---•

Gadis bertudung hitam itu masih meringkuk di balik pintu ruang bawah tanah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis bertudung hitam itu masih meringkuk di balik pintu ruang bawah tanah. Ia hanya bisa menahan isak teredam tanpa tahu harus berbuat apa. Matanya sembab, bibirnya bergetar, juga sekujur tubuhnya kedinginan.

"Kau yakin tidak ada lagi yang tersisa?" suara baritone pria makin membuat gadis itu takut.

"Tentu saja. Kita sudah memeriksanya bukan?" balas pria lainnya.

"Baiklah, kita harus kembali dan melaporkan Klan Atratus telah terbunuh."
Tak berselang lama, suara hentakan sepatu para perajurit tak terdengar lagi.

Tampaknya mereka sudah pergi dari hutan gelap tempat istana persembunyian Klan Atratus-- rumah dari si gadis bertudung hitam tinggal selama ini.

Tampaknya mereka sudah pergi dari hutan gelap tempat istana persembunyian Klan Atratus-- rumah dari si gadis bertudung hitam tinggal selama ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah itu, sosok wanita paruh baya muncul dari balik lemari dengan menembus pintu lemari dan tersenyum tipis pada si gadis.

"Kerja bagus, Nak. Ayo ikut Ibu! Aku bersumpah telah mempersiapkan semua hal ini untukmu."

Tangan wanita itu menyentuh tangan putrinya dan mereka menghilang bersama kabut dari mantra wanita itu. Rumah kayu sederhana dengan nuansa cokelat menyambut kedatangan mereka.

"Kau harus mempercayai ramalan yang kuceritakan padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau harus mempercayai ramalan yang kuceritakan padamu. Mereka telah membunuh klan kita. Hanya kau yang bisa menjadi harapan dari klan ini. Berjanjilah pada Ibu, agar rencana ini sukses."

The Tales of AvexionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang