"Jadian kok gak bilang-bilang sih." sepertinya ayah menyindirku soal ricard, tapi aku menghiraukannya dan asik sarapan.
"Maybe, He is the secret boyfriend yah." celetuk abangku.
"Ih apaan sih, aku sama dia tuh cuma temenan doang!!" kesalku kepada mereka berdua, lagian pagi-pagi seperti tak ada topik lain saja.
"Udah udah lanjutin aja sarapannya, nanti kalian kesiangan loh." ucap ibu yang risih dengan perdebatan kami bertiga.
Setelah selesai sarapan, aku dan abang pergi berangkat duluan untuk menimba ilmu. Sedangkan ayah masih ingin berduaan dengan ibu, hangat melihat mereka berdua akur.
.
.
."Abang jemput atau pulang bareng ricard lagi?" ledek abang sebelum aku keluar dari mobil.
"Jemput dong, aku sama ricard cuma kenal doang." jelasku padanya.
"Gapapa kali jadian juga, dia kan cakep."
"Ga. Yaudah aku duluan ya bang, hati-hati dijalan. Dah..." salamku padanya lalu aku keluar dari dalam mobil abangku.
Sampai di perempatan koridor aku melihat fiona dari arah parkiran menuju tangga, sepertinya dia berangkat sekolah bersama gerald ya. Saat itu lalu aku berjalan cepat menemui fiona, untung kakiku sudah sembuh.
"Fiii hei." akupun menggadeng tangan fiona sambil bernafas cepat.
"Eh eh kenapa lo? Abis dikejer hantu?" tanyanya bingung.
"Ga--pa-pa, aduh cape. Yuk ke kelas bareng." gandengku sambil lanjut berjalan kemudian kamipun menaiki 14 tangga untuk menuju kelas.
.
.
."Siapa yang tidak masuk anak-anak?" tanya bu silla, guru biologiku.
"Hanya ricard bu, dia izin." jawab sekretaris kelas, dinani. Sontak akupun kaget mendengar itu, pantas aku tidak melihat dia dikelas. Kira-kira dia kenapa ya? Kok sampai tidak masuk. Apa gara-gara semalam pulang lebih lambat?. Akupun cemas kepada ricard, perasaan apa ini. Sudah lah za.
"Baik sekian pelajaran dari ibu, semoga bisa dipahami lagi di rumah ya. Selamat istirahat." akhirnya pelajaran biologi selesai, aduh aku pusing gara-gara hafalan nama ilmiah dan juga pusing memikirkan ricard. Yang kedua itu sebenarnya tidak penting ya.
Seharian ini rasanya sekolahku sangat tidak bersemangat sekali, tak ada gairah. Bahkan waktunya istirahat hanya aku pakai untuk tidur di kelas. Riza riza gimana sih prinsip hidupmu itu.
Kring... Kring... Kring...
(Jam belajar sudah selesai, selamat kembali besok ya. Terimakasih.)"Aku pulang duluan ya fi." salamku pada fiona lalu bergegas ke luar sekolah karena abang sudah menunggu, tumben ya.
"Iya za, hati-hati."
.
.
."Kok abang tumben ontime gini." cetusku.
"Ye ga bersyukur lo, yaudah kuy berangkat." jawabnya sambil mengendarai mobil, dijalan kita berdua hanya mendengarkan sebuah musik dari shawn mendes maklum fans berat. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, kok jalan menuju rumah berbeda ya? Aku mau dibawa kemana.
"Kita mau kemana bang? Kok jalannya beda?" tanyaku bingung. Sepertinya abang sedang merencanai sesuatu, dikursi belakang aku melihat ada bingkisan buah-buahan segar. Untuk siapa dan mau kemana kita?.
"Bingkisan itu untuk siapa?" tanyaku terheran lagi, bagaimana aku tak heran abang hanya berdiam tak menjawab semua pertanyaanku. Dia hanya berdiam sambil relax menyetir. Kemudian akupun kembali terdiam karena mau bertanya sebanyak apapun juga tak akan dijawab, dasar kakakku nyebelin banget.
![](https://img.wattpad.com/cover/211288400-288-k317886.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My secret boyfriend [On Going]
RomansaRicard!!!!! Cowok paling nyebelin tingkat dewa karena sifat dingin dan cuek nya itu. Gue juga gak tau gimana bisa gue punya pacar kaya dia! Bisa-bisa gue kena penyakit darah tinggi nih gara-gara pacar gue sendiri. . . Kalo kalian mau sejengkel mana...