"Apa malam ini ayah dan ibu akan pulang larut lagi seperti kemarin itu?" tanyaku kepada ayah dan ibu saat sedang sarapan pagi, dan tidak ada bang tio disini karena ia menginap dirumah temannya.
"Engga kok sayang, ibu janji gak bakal pulang larut malam lagi." jawab ibu sambil mengalihkan senyumannya kepada ayah.
"Iya sayang... Maaf ya semalam ayah ingkar kepada kamu, gantinya kamu mau hadiah apa dari ayah?" enak saja diganti hadiah, memangnya aku anak kecilmu dulu.
"Tidak perlu, cukup uang bulananku saja ditambah 40 %." ucapku ketus sambil lenyah dari tempat dudukku menuju kamar untuk bersiap-siap.
"Tuhkan ayah, suka ingkar sih jadi ngambek kan." goda ibu pada ayah ketika aku menuju kamarku.
Entah sudah berapa banyak ingkar janji ayah padaku, saat rumah di jakarta pun ia selalu saja seperti itu. Aku tak kesal hanya saja aku merasa kurang sekali perhatian dari ayahku, ambil raport pun dengan ibu!.
"Za ayo berangkat," ajak ayah saat aku sedang berdandan di depan kaca rias, kemudian akupun menghentikan ritual itu dan mengikuti arah langkah kaki ayah menuju mobil.
"Bu aku berangkat dulu ya,"
"Iya hati-hati ya sayang, cuppp." ibupun mengecup dahi dan kedua pipiku, hangatnya.
Entah apa yang terjadi pada hubungan ayah dan ibu, ibu selalu ikut saat ayah ke kantor dan ayah pun selalu saja keluar rumah pada saat libur kerja pun. Bahkan dua bulan lalu ayah sering sekali tidur dikantor, katanya kalau pulang terlalu larut atau apalah itu.
Uhukk...uhukk..
"Eh ayah kenapa, nih minum duluu." tiba-tiba ayah batuk-batuk didalam mobil saat menuju perjalanan ke sekolahku, dengan sigap akupun memberinya minum yang tadi ibu berikan kepadaku untuk bekal.
"Makasih sayang.." ucap ayah sambil memberikanku botol minum tadi.
"Ayah lagi sakit?"
"Batuk doang dibilang sakit," jawab ayah sambil terkekeh.
"kan siapa tau yah,"
"Udah sana masuk, selamat belajar ya sayang..." ucap ayah sambil memberikan telapak tangannya mengode aku untuk menyaliminya. Kemudian aku pun turun dari mobil ayah dan bergegas menuju kelas melewati koridor-koridor yang sudah di isi oleh para siswa/i SMAN 3 bandung.
Saat aku berjalan lurus melewati koridor tiba-tiba ada teriakan yang tak asing bagiku, "ZA! RIZA OY!"
"Apasi fi pagi-pagi teriak-teriak kaya dihutan aja lu." ucapku malah sambil melanjutkan jalan menuju kelas.
"Tumben lu berangkat awal gini, biasanya bel bunyi baru masuk lu," ucapku menyindir fiona.
"Kan ada tugas MTK HAHAHA, gw nyontek ya za, kan biasanya lo udah. Oke," ucap fiona sembari menggandengku, dasar manusia bucin.
Setibanya di ruang kelas aku dan fiona pun melangsungkan upacara menyontek matematika ini, aku sangat heran kepada fiona padahal ia jika diberi tugas oleh guru bisa tapi diberi pr 5 biji doang ga dikerjain. Dasar pacar gerald gini amat.
Brak...
"Eh ricard, tumben lo dateng pagi-pagi gini?," tiba-tiba ricard datang ke kelas dan duduk sambil menaruh tasnya diatas meja, sontak membuat sang sekertaris kelas yang genit menemuinya dan menanyakan hal tersebut. Woi gw pacarnya aja ga segitunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My secret boyfriend [On Going]
रोमांसRicard!!!!! Cowok paling nyebelin tingkat dewa karena sifat dingin dan cuek nya itu. Gue juga gak tau gimana bisa gue punya pacar kaya dia! Bisa-bisa gue kena penyakit darah tinggi nih gara-gara pacar gue sendiri. . . Kalo kalian mau sejengkel mana...