#13

30 9 0
                                        

Apakah boleh aku mencintaimu untuk selamanya?
-Mas ricard

Sampai saat ini aku masih belum percaya bahwa aku menjadi seorang pacar ricard. Ya benar! Kemarin pada saat ricard mengantarku pulang setelah menjenguk bunda-nya dia mengatakan perasaannya padaku dan menembakku di sebuah alun-alun kota bandung.

Pagi ini seperti aktivitas ku seperti biasa, sebelum pergi ke sekolah aku dan keluargaku makan pagi di ruang makan rumah kita bersama. Dan ternyata sudah ada ayah dan ibu yang sudah menunggu, loh abangku masih dikamar? Ewhh sudah biasa. Pasti kalo sarapan di kampus sama pacarnya, sebel deh.

"Hai yah... Bu... Pagi," sapaku pada mereka.

"Hai sayang pagi juga," jawab ibu dan ayah.

"Langsung pulang ya za, nanti malam kita mau ada acara di luar," ucap ayah.

"Iya yah," jawabku padahal aku sudah ada janji dengan ricard untuk pulang dengannya. Tapi yasudah lah aku bisa men-cancel nya.

"Udah belum za sarapannya?" tanya abang yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Emmm bentar dikit lagi, abang ga sarapan gitu?"

"Iya kamu sarapan aja dulu will," willi panggilan special dari ayah, ya sebenarnya memang bagus william sih daripada tio hehe.

"Nanti aja di kampus. Oh iya yah, makasih ya uang semesteran nya," ucap bang tio, dengan spontan aku menatap wajah ayah karena aku belum dapat kebagian transferan harta nya.

"Ehehe ayah lupa transfer ke kamu," ayah pun hanya cengengesan setelah melihat mata tajamku.

Setelah aku selesai sarapan kemudian akupun mengajak bang tio untuk berangkat sekolah sejak saat itu juga, karena aku tak mau jika pacarku--ricard sudah di sekolah terlebih dahulu. Maklum pacar baruuu, gak boleh sirik ye netijen.

.
.
.

Sesampainya di sekolah aku bergegas menuju kelasku, dan disambut hangat oleh teman sebangku ku--fiona.

"Hai, tumben berangkat pagi. Kesetanan apaan?" gila gila kalo berangkat siang diomelin, berangkat pagi juga di ceramahin. Dasar manusia absurd ter-bucin.

"Hufttt! Punya dasi dua GA?!" teriakku pada fiona, ternyata dasiku ketinggalan dirumah tepatnya mungkin di meja belajarku ya. Aku juga lupa.

"Ih engga ada, ini juga tinggal satu-satunya punya guee-! Terus takut kena hukuman lagi ah." tolak fiona.

"Ih terus lo mau liat gue di hukum?" kesalku pada fiona.

"Nih pake punya aku." tiba-tiba sang pujaan hatiku menemui mejaku, ya siapa lagiii. Ricard dong pacarku UwU. Lah dia udah dateng dari tadi toh?.

"Tuh dikasih juga kan." sindir fiona.

"Terus nanti kamu gimana? Nanti kena hukum lagi, gausah deh mending aku aja yang ga pake." jelasku basa-basi, karena aku juga gamau kalo pacarku yang kena hukum gara-gara aku huhu.

"Udah, bawel." ucapnya sambil pergi meninggalkan dasi nya di mejaku. Ye gile masa pacarnya ditinggal dong gengs.

"Fi, za. Ayo ke lapangan udah ada intrupsi tuh dari waka." ajak citra teman sekelasku.

My secret boyfriend [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang