Adek-adek yang belum punya KTP skip aja chapter ini teh kalo kata ku. Tepatnya, setiap chapter di cerita ini yang berlogo (🔞) di judulnya 🙂
•••
Remaja laki-laki berbalut seragam sekolah menengah atas elite itu berjalan dengan sedikit membungkuk. Memasuki sebuah lift, kemudian ia menekan tombol berangka 1 dan 45 secara bersamaan. Ketika telah sampai di lantai tujuannya, laki-laki itu menusuri lorong yang sepi── dengan gaya berjalan yang tiba-tiba berubah, melangkah tegas dengan postur tegak dan gagah. Pintu besar dari satu-satunya ruangan yang ada di lantai itu terbuka secara otomatis, begitu menangkap sensor sidik jari miliknya.
Melempar santai tas hitam bututnya ke atas sofa berbahan katun, laki-laki itu melanjutkan langkah menuju dapur dan langsung membuka kulkas guna mengambil sebotol air mineral dingin── lantas menandaskannya hingga tersisa seperempat. Tungkai kakinya yang panjang beranjak mendekati bangku pantry, dengan satu tangan yang masih memegang botol air, sementara tangan yang lain── yang juga memegang botol pil── bergerak membuka kacamata kotak yang telah ia gunakan seharian. Ketika laki-laki itu mengusak asal rambutnya hingga membuat tataannya menjadi berantakan, semakin terlihat perbedaan yang kentara dengan penampilannya beberapa saat lalu.
Laki-laki yang biasanya selalu memasang postur membungkuk ciut seolah waspada dengan situasi sekitar, kini ia duduk dengan kedua kaki terbuka selebar bahu── tampak penuh percaya diri dan manly. Tidak ada lagi kacamata kotak tebal dan rambut model mangkuk yang membuatnya terlihat culun. Sepasang netra yang dilapisi softlens hitam itu terlihat berkilat tajam, ditambah dengan gaya rambut berantakan yang justru menambah kesan seksi dan maskulin. Siapapun yang melihat pasti tidak akan menyangka── bahwa Magnus, si siswa culun yang menjadi sasaran empuk perundung di sekolah── ternyata menyembunyikan kulit aslinya yang sangat berbeda seratus delapan puluh derajat.
Setelah menelan sebutir pil, Magnus merongoh saku celana sekolahnya yang kebesaran untuk mengambil ponsel. Membuka aplikasi galeri, Magnus menatap satu foto yang baru saja ia ambil beberapa jam lalu. Foto surat kontraknya bersama Lavena, yang sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak.
"How cute." Magnus berujar lirih dengan suara aslinya yang terdengar berat dan serak, sembari menyungging seringai penuh arti.
Ingatan Magnus melayang mengingat pembicaraan antara dirinya dan Lavena kemarin── ketika gadis itu dengan berani memprovokasi dan mengajukan kesepakatan padanya di pesta perayaan kelima belas tahun berdirinya LM Escapes. Dengan dalih selain telah mengetahui identitas asli Magnus, Lavena juga memegang kartu AS milik pemuda itu.
Magnus bukannya tidak menyadari bahwa seseorang menguntitnya sejak beberapa hari yang lalu. Magnus yang merupakan seorang penjahat tidak heran dengan hal itu, sebab musuhnya mengintai di mana-mana── mencari waktu yang tepat untuk melenyapkannya. Tetapi, entah mengapa oknum yang membuntutinya kali ini terasa lebih profesional dari biasanya. Berkali-kali Magnus melempar umpan, namun orang itu tetap tidak bisa Magnus dapatkan.
Melalui pembicaraan panjangnya bersama Lavena pulang sekolah tadi, Magnus jadi bisa menebak tikus mana yang mengganggunya akhir-akhir ini. Dia adalah seseorang yang dibayar Lavena untuk mengintai Magnus. Meskipun Lavena tidak membeberkan lebih dari itu, tetapi Magnus bisa memastikan bahwa orang itu bukanlah tikus biasa. Buktinya, orang itu berhasil mendapatkan identitas asli Magnus, meskipun tidak lengkap. Selain itu, dia juga mampu menghindari Magnus sehingga ia tetap aman sampai saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐋𝐋𝐈𝐍𝐆 𝐈𝐍𝐓𝐎 𝐓𝐇𝐄 𝐃𝐄𝐄𝐏 𝐄𝐍𝐃
Teen Fiction𝗦𝗧𝗔𝗧𝗨𝗦 : 𝗢𝗡 𝗚𝗢𝗜𝗡𝗚 [Material contents : transmigrasi, omegaverse, dark romance, dirty/vulgar words, obsessed, adult, violence, red flag characters] Riona Esmeray (22) merupakan seorang pekerja bar dengan sifat blak-blakan dan garang guna...