3

2.1K 403 0
                                    

__________

Malam ini Dev meminta Ruby untuk datang ke sebuah restoran yang sudah dibookingnya untuk mereka berdua. Dev bilang dia akan mengatakan sesuatu.

Disinilah Ruby sekarang, duduk dimeja nomor 4 yang sudah dipesan oleh Dev. Tak lama peyanan datang membawa minuman untuknya.

"Mau bicara apa sih dia? Kan dirumah juga bisa, hmm" ucap Ruby lalu menyeruput minumannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ya halo?" Ucap Dev mendekatkan benda pipih itu ketelinganya.

Dev menginjak rem mendadak, terkejut mendengar kabar yang diberikan seseorang diujung telfonnya.

Ruby sudah menunggunya direstoran itu, tapi setelah mendapat kabar itu, ia harus pergi kesuatu tempat sekarang.

"Ruby? Kau pulang saja sekarang. Aku tidak bisa datang. Naik taksi, langsung pulang kerumah ya!" Bip...

Tak memberikan kesempatan Ruby untuk menjawab, Dev langsung memutuskan panggilannya.

Seenaknya saja.

Padahal malam ini Ruby terlihat sangat cantik berbalut dress hitam elegan yang dibelikan Dev untuknya.

"Apa-apaan dia? Satu jam aku menunggu malah tidak jadi datang!" Kesal, Ruby meneguk minumannya sampai habis.

Cuma jus strawberry kok.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ruby..?" Suara seorang pria memanggil namanya ketika ruby hendak keluar dari restoran itu. Ruby pun menoleh kearahnya.

Ruby tidak mengenal pria ini.

Siapakah dia?

***

"Ruby belum kembali?!" Dev panik, ketika ia sampai, tapi Ruby belum kembali kerumah. Ini sudah pukul 10 malam, harusnya Ruby sudah kembali dari restoran itu sekitar 2 jam yang lalu.

Dev langsung menghubungi nomor ponsel Ruby tetapi nomornya tidak aktif. Dev mengambil kunci mobilnya hendak keluar untuk mencari Ruby.

Tetapi ketika ia keluar,

"Terimakasih, hati-hati ya." ucap Ruby pada seorang pria didalam mobil yang mengantarnya pulang.

Dev yang sedang berdiri didepan pintu itu pun langsung menghampiri Ruby.

"Siapa itu? Kenapa baru pulang?!" Tanya Dev dengan nada khawatir.

"Eric, katanya dia temanmu. Aku tidak sengaja bertemu dengannya direstoran." jujur Ruby.

"Siapa katamu?." Dev mengeraskan rahangnya menekankan kata-katanya. Mendengar nama itu membuat Dev mengepal tangannya kuat.

"Aku bilang tadi pulang naik taksi! Kenapa kau tidak mendengarkanku?!" Bentak Dev pada Ruby.

"Dia temanmu kan..?" Ucap Ruby yang tiba-tiba saja gugup melihat raut wajah marah Dev.

Ruby tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Pria itu mengenalkan diri padanya sebagai rekan kerja Dev. Mereka hanya mengobrol biasa direstaurant itu dan pria itu mengantarnya pulang. Hanya itu saja. Tapi kenapa Dev terlihat sangat marah? Bukankah Eric itu temannya?

My Wife (Wattpad Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang