14

1.7K 294 10
                                    

______________

Beberapa tahun kemudian..


Dev tengah serius menonton film Moana dirumah bersama ketiga anaknya. Anak kedua mereka kembar, Namanya Ralf dan Davis. Sekarang Ruby memiliki 4 jagoan dirumah.

Tidak ada yang lebih membahagiakan selain hidup bahagia bersama orang yang dicintai. Ruby sangat mencintai mereka.

"Tuan-tuanku.. Makanannya sudah siap, silahkan kemeja makan." Ucap Ruby membuat perhatian mereka berpindah kearahnya.

Ruby menghampiri mereka, ia menggendong Davis dan Dev membawa Ralf dipundaknya disusul Ruev yang masih tak rela meninggalkan film Moananya.

Ruby dan Dev menerapkan kepada anak-anaknya untuk selalu makan bersama dimeja makan. Ia menempatkan Davis dan Ralf dikursi khusus balita.

"Kita berdoa dulu sebelum makan." Ruev mengikuti Dev begitu juga dengan Davis dan Ralf. Mereka terlihat sangat menggemaskan saat mencoba mengikuti berdoa.
.
.
.
.
.
.
.
"Rusa itu terus berlari ketika harimau mengejarnya. Kakinya terasa mau patah tapi ia tetap terus berlari untuk bertahan hidup.. lalu datanglah si kesatria kera, ia memanah harimau itu tepat dimatanya. Sehingga harimau itu kesakitan dan tidak bisa lagi mengejar si Rusa.. " Ruby melihat ketiga anaknya yang sudah terlelap itu. Ia menutup buku cerita itu dan meletakannya dimeja. Lalu ia menaikan selimut mereka. Ruby mengecup ketiganya, lalu mematikan lampu dan keluar dari kamar mereka.

Sekarang giliran Ruby mengurus bayi besarnya.

Ruby masuk kedalam kamar, Dev sedang berada didalam kamar mandi. Ia mematikan Laptop Dev yang berada diatas kasur dan meletakkannya diatas meja.

Dev keluar dari kamar mandi, ia mengambil laptopnya dan hendak melangkah keluar kamar.

"Kau mau kemana?"

"Ada yang harus aku selesaikan. Aku akan mengerjakannya diruang kerja. Kau tidur duluan saja ya." Lalu Dev keluar dari kamarnya.

Ruby tidak tidur, ia menunggu Dev kembali kekamar. Ia melihat kearah jam dinding, sudah pukul 01.00 dini hari. Akhirnya ia menghampiri Dev diruang kerjanya.

"Jam berapa ini? Matamu pasti lelah, selesaikan besok aja" ucap Ruby menyentuh pundak Dev.

Dev mengambil tangan Ruby lalu mengecup punggung tangannya. Lalu ia menarik Ruby duduk dipangkuannya.

"Kenapa setiap hari cantikmu semakin bertambah? Kau selalu membuatku bergairah, katakan mantra apa yang kau gunakan, hm?" Ucap Dev menatap kearah Ruby.

Ruby pun tertawa mendengar pertanyaan Dev yang terdengar konyol itu.

"Aku mencintaimu Dev.. " bisik Ruby ditelinga Dev. "Itu mantraku.."

***

"Seharusnya kau tidak bertindak bodoh!!" Dev membentak seseorang diujung teleponnya. Ia memutuskan panggilan lalu duduk sambil memijat pelipisnya. Ia sedang berada dikantor.

"Arrgghh!!" Dev melempar file yang ada dimejanya.

Saat ini, Perusahaannya diambang kehancuran.

"Aku tidak akan membiarkannya." Gumam Dev.
.
.
.
.
.
.
.
Dev pulang kerumah dan menyembunyikan semuanya dari Ruby. Ia berusaha tersenyum didepan Ruby dan ketiga anaknya seolah tidak terjadi apa-apa.

Tapi Ruby melihat sesuatu yang tidak beres pada Dev.

"Besok adakan pertemuan dengan semua investor, aku akan berusaha mengatasinya." Itu yang Ruby dengar. Dev menghubungi seseorang dengan nada suaranya yang terdengar gelisah.

"Ada apa sebenarnya? Sepertinya ini masalah yang serius." Gumam Ruby. Ruby memutuskan untuk masuk kedalam ruang kerja Dev.

"Ada apa? Kau terlihat sangat gelisah." Ucap Ruby menghampiri Dev.

"Tidak, hanya masalah kecil dikantor. Tidak apa-apa."dusta Dev.

"Kau yakin?"

"Tentu saja." Dev berusaha tersenyum didepan Ruby.

"Kalau begitu makan dulu, kau melewatkan jam makan siangmu, sekarang sudah jam 3 sore."

"Baiklah."

***

Dev berhasil meyakinkan beberapa investornya, tetapi justru pemegang saham terbesar tidak datang dipertemuan hari ini.

Ia hampir putus asa.

"Akan ku bantu meyakinkannya Dev" ucap Eric berusaha menenangkan Dev yang terlihat sangat frustasi itu.

"Jangan sampai Ruby mengetahuinya, aku yakin bisa mengatasi ini semua."

"Baiklah Dev."
.
.
.
.
.
.
.
Dev masuk kedalam kamar, meletakkan tasnya. Perlahan ia membuka jasnya.
Ruby sudah tertidur. Hari ini Dev pulang cukup larut. Ia keluar dari kamar menuju balkon. Setelah sampai dibalkon ia mengeluarkan rokok dan korek gas dari saku celananya.

Ruby terbangun dan melihat jas juga tas Dev sudah ada disofa. Ia bangkit dan menghampiri Dev dibalkon.

Ia melihat Dev tengah berdiri memasukan satu tangannya kesaku celana dan satunya lagi memegang batang rokok yang sedang dihisapnya. Jika Dev seperti ini, berarti ia sedang ada masalah. Ruby tahu itu.

Ruby tidak jadi menghampiri Dev dan memutuskan untuk kembali kekamar.

Ia memeriksa isi tas Dev, Ruby mengecek map dan file-file didalamnya. Ia pun menemukan jawabannya. Ruby terkejut dan menutup mulutnya dengan satu tangannya, sementara tangan yang satu lagi memegang kertas file itu.

________________

Tbc

My Wife (Wattpad Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang