04. ~ Events at the club

19.2K 990 37
                                    

"gue nggak mau tahu ya pokoknya lo nggak boleh balikan sama Reza lagi. Gue nggak rela lo dipermainkan kayak gini sama si bajingan itu Ris" ucap Elisa menasehati Ariska. Saat ini mereka berdua tengah berada di sebuah kelab malam yang letaknya tidak jauh dari apartemen milik Arka.

Ariska meminum Vodka didepannya. "Siapa juga yang mau balikan sama dia Lis. Lo tenang aja,"

"Heh. Lo jangan minum banyak-banyak nanti lo mabuk gue bisa dimarahin bapak negara,"

"Dia lagi pergi nggak tahu kemana,"

"Dan lo nggak izin sama dia?? Cih istri macem apa lo," Elisa memang sudah tahu hubungan antara Ariska dan Arka yang telah menikah. Reaksinya biasa aja karena ia tahu rasanya jika permintaan dari keluarga ditolak pasti Ariska akan terkena imbasnya.

Kulkas dua pintu berjalan
Lo dimana??

Ibu Negara
Kelab.

Kulkas dua pintu berjalan
Oke. Gue kesana.

Ariska berdecak kesal. Ia pernah membayangkan mendapatkan seorang suami yang baik, romantis, humoris dan perhatian tapi itu hanyalah impian belaka karena nyatanya Arka jauh dari kata itu. Sifatnya yang dingin membuatnya kadang malas berbicara kepadanya.

"Chattingan sama doi lo Ris??"

Ariska melemparkan handphonenya ke atas meja. Ia menghembuskan nafas panjang rasanya hidupnya sudah tidak sebebas dulu karena sekarang sudah ada Arka yang mengawasi hidupnya. "Sialan bodyguard gue mau jemput gue. Enak aja, yakali masih pukul sebelas gue udah mau dijemput anjir,"

"Udahlah Ris lo nerima aja sekarang nasib lo. Gue yakin lo bakalan bahagia kalo sama dia,"

"Dih kulkas dua pintu berjalan kayak gitu dibilang bisa bikin bahagia. Yang ada bikin gue emosi terus bawaannya Elisa,"

"Lo belum kenal dia aja. Kalo lo udah kenal dia luar dalem pasti lo bakalan jadi wanita paling beruntung di dunia ini,"

"Lo ngomong kayak gitu seakan-akan lo pernah bareng sama dia aja Lis. Oh gue tahu jangan-jangan lo man-"

"Noh laki lo baru dateng," Elisa melirik ke arah pintu masuk. Di sana ada Arka bersama kelima temannya dengan formasi lengkap berjalan menuju salah satu sofa. "Lo tadi nggak izin kalo mau kesini hah??" Ariska menggelengkan kepalanya. "Istri durhaka lo. Udah jangan minum lagi lo nanti mabuk baru tahu rasa," Ariska sudah minum sekitar empat gelas.

"Diem deh Lis. Kepala gue lagi sakit gara-gara mikirin Reza," bukan tanpa alasan Ariska berkata demikian. Reza selama mengirimkan pesan baik lewat WhatsApp, email, DM Instagram atau Line. Namun selalu Ariska abaikan.

"Tuh kan apa dugaan gue bener. Lo harus blokir semua akun yang berhubungan dengan Reza Ris,"

"Udah gue blog semuanya tapi dia tetep aja ngejar gue Lis. Udahlah diem aja kalo lo nggak punya solusi yang bikin gue tenang," Ariska menenggelamkan kepalanya di atas meja.

"Ingat jangan sampai mabuk. Gue ke toilet dulu ya," Ariska hanya tersenyum lebar kepada Elisa. Ditangan kanan Ariska masih memegang gelas yang kelima namun Elisa abaikan. Elisa berpikir bahwa Ariska tidak dapat berbuat banyak karena ada sepasang mata yang menatap keduanya dengan tatapan tajam.

Saat duduk sendirian Ariska terkaget kala seseorang menepuk pundaknya dan duduk di sebelahnya. "Hai Ris, apa kabar lo??" Suara seseorang membuat Ariska menoleh.

"Rendy, gue baik. Lo sendiri apa kabar? Kita udah lama ya nggak ketemu," Ariska langsung memeluk erat Rendy dan dibalas oleh sang sahabat.

"Gue baik. Lo disini juga Ris?"

ARISKA DAN ARKANO  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang