08. ~ Pasar Malam

16.5K 785 62
                                    

Malam Minggu adalah malam yang ditunggu-tunggu oleh banyak anak muda termasuk Arka dan Ariska meski hari Sabtu sekolah libur tapi tetap saja malam minggu adalah malam yang pas untuk jalan-jalan bersama pasangan.

Ya kalo punya pasangan enak bisa diajak kencan. Lah kalo nggak ada pasangan alias jomblo palingan cuma rebahan di kasur sambil baca wattpad, nonton film, scroll medsos, plus di rumah ada WiFi atau paket data penuh, rasanya pasti sangat nyaman ditambah ada cemilan.

Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh, Arka keluar kamar dengan aroma harum yang menyebar ke segala arah, membuat Ariska yang tengah asyik menonton televisi menoleh ke arah sumber harum tersebut. "Mau kemana, baru jam setengah tujuh??" Tanya Ariska sambil melirik Arka yang memakai celana jeans panjang dan kaos pendek tanpa kerah berwarna putih dilapisi dengan jaket bomber warna hitam.

"Jalan. Gue tunggu lo, cepet ganti baju. Gak ada penolakan dan gak pake lama." Kata Arka tegas. Mendengar hal tersebut membuat Ariska memutar bola matanya malas.

Sambil berdecak Ariska bergegas ke kamar, segera mengganti pakaian dan memoles makeup. Walaupun dia menolak untuk ikut, tetap saja dia akan kalah jika berdebat dengan Arka. Laki-laki itu benar-benar keras kepala dan semua kemauannya harus dituruti tanpa memikirkan perasaan orang lain. Ariska keluar kamar dengan pakaian senada dengan Arka. Kali ini ia memakai celana repeat jeans panjang dan sweater berwarna putih dengan tatanan rambut digerai dan bandana polkadot pink menghiasi kepalanya.

Begitu keluar kamar Ariska kembali dibuat kesal mengingat tadi lemari mereka berantakan, lebih tepatnya rak pakaian Arka. "Udah gue bilangin ya kalo ngambil baju tuh diangkat bukan ditarik," omel Ariska pada Arka yang tengah berbaring di sofa.

"Gue tadi ngambilnya hati-hati," balas Arka. Setelah melirik Ariska sebentar, Arka kembali fokus pada benda persegi panjangnya itu.

"Kalo hati-hati nggak bakalan berantakan Arka. Heran deh gue sama lo, tiap hari harus gue ingetin terus,"

"Anggap aja perbuatan lo itu ladang pahala bagi lo,"

"Iya sih tapi kan gue harus ker-"

Arka menaruh jari telunjuk tangan kanannya pada bibir Ariska setelah sebelumnya ia bangun dari tidurannya. "Kalo lo ngoceh mulu kapan berangkatnya Ariska,"

"Lo tuh ya," hardik Ariska.

"Mau pake motor atau mobil??"

"Tumben nanya, biasanya main ambil kesimpulan sendiri,"

"Yaudah naik mobil,"

"Naik motor titik nggak pake koma," ujar Ariska. Ia yang ditatap tajam oleh laki-laki didepannya ini hanya tersenyum getir. "Imam itu didepan bukan disamping Arka. Jadi gue lebih suka naik motor dari pada naik mobil, ya walaupun resikonya punggung gue harus encok kalo naik motor butut lo itu," celetuk Ariska santai tanpa memperdulikan reaksi cowok didepannya ini. What the hell!! Arka menyipitkan matanya pada Ariska. Wanita ini bilang motornya butut, wah benar-benar cewek luar biasa. Motor seharga jutaan itu ia bilang butut. Tanpa memperdulikan Ariska, Arka berjalan menuju rak sepatu, kali ini ia memakai sepatu sneaker putih.

"Kenapa lo mau marah karena gue ngatain motor lo butut??" Tanya Ariska yang ikut mengambil sepatu sneaker dan memakainya. "Emang bener kok. Lagian kita mau kemana sih, tumben banget lo ngajak gue jalan,"

"Entar juga tahu," balas Arka cuek.

"Yaudah terserah lo. Eh bentar gue mau ngecek dulu, kompor udah mati, lampu udah nyala, jendela udah ditutup. Apalagi ya yang belum??" Kata Ariska bermonolog sendiri. "Kayaknya udah semua deh. Yuk cus berangkat," Ariska melenggang pergi meninggalkan Arka.

***

"Kita ke pasar malem??" Tanya Ariska sambil menatap Arka begitu mereka sampai diparkiran. Ternyata Arka membawa Ariska ke pasar malam yang letaknya dipinggir kota.
"Kenapa lo nggak pergi sama temen lo??"

ARISKA DAN ARKANO  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang