ARISKA DAN ARKANO [On Going]

03. ~ Teman Arka

Arka dengan santainya berjalan menuju kelasnya yaitu kelas XII IPA 1. Setelah dari perpustakaan untuk latihan soal Olimpiade kimia yang akan dilaksanakan dua Minggu lagi. Ia tampak acuh pada keadaan sekitar. "Woi Ka lo dari mana aja dari tadi nggak masuk kelas?? Bolos lo?? Wah nggak bener nih. Lo itu ketua OSIS harus jadi contoh yang baik buat anak buah lo jangan malah ngasih contoh buruk kayak gini kan gue jadi enak kalo mau bolos tinggal ikut sama lo," sapa Arda yang tengah duduk di teras kelas. Ardano Reynan Aditama adalah sosok yang selalu mencuri perhatian kaum hawa setelah Arka. Arda memang tidak secuek Arka, pembawaannya yang santai membuat siapa saja betah berbincang dengan dirinya. Empat orang yang duduk di samping Arda hanya tertawa melihat tingkah Arda yang absurt itu. Sandy, David, Arda, Reza dan Tian adalah teman se-geng nya Arka. Mereka telah bersama sejak masuk SMA. Hanya Sandy teman yang satu SMP dengan Arka. Jika kalian penasaran kenapa Arda dulu tidak satu SMP dengan Arka jawabannya karena pilihan orang masing-masing jadi kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk menuruti keinginan kita.

Sandy Atmadji. Sosok laki-laki tinggi, kulit putih dan sering memiliki rambut gondrong. Hal itulah yang membuatnya harus main kejar-kejaran dengan guru BK Bu Mita jika ada razia.

Bastian Bramasta, sosok laki-laki bule kampung yang memiliki pacar super cerewet yaitu Ulya. Dia tergabung dalam Tim basket SMA Gamada.

Dan yang terakhir David Melviano, satu-satunya cowok yang paling mengedepankan penampilan dalam situasi apapun.

Arka hanya mengabaikan sorakan dari temannya. Ia ikut bergabung duduk di sebelah Sandy. "Lo putus dari Ariska Za??" Tanya Sandy pada Reza.

"Iya. Gue udah minta maaf sama dia tapi dia nggak mau balikan sama gue,"

Arda langsung berdecak. "Goblok lo, dia udah setia tapi lo malah bangsat. Kalo gue jadi lo gue pasti bakalan pertahanin dia mati-matian,"

"Tapi kata cewek gue Ariska nggak nyesel sama sekali putus dari lo. Dia kayak biasa aja gitu kayak nggak ada masalah. Ulya nggak tahu sih kalo diluar dia nangis apa gimana tapi yang jelas lo rugi besar karena udah ninggalin dia demi cewek sampah kayak Risma," ucap Tian pada Reza.

Reza emosi mendengar Tian mengatakan bahwa Risma adalah cewek sampah. "Maksud lo apa hah ngatain cewek gue sampah??" Reza yang emosi akan menonjok Tian namun dihalangi oleh Arka. "Stop Ka. Lo nggak usah ikut campur urusan gue. Lo pikir Ulya lebih baik dari Risma hah??"

"Setidaknya Ulya nggak pernah ganti-ganti pasangan kayak Risma bego. Gue ngomong gini karena gue peduli sama lo Za, lo udah rusak dan yang lo butuhkan cewek yang bisa membimbing lo jadi lebih baik bukan malah semakin menjerumuskan,"

Reza meluruhkan tubuhnya ke lantai. Ia menjambak rambutnya dengan frustasi. Yang Bastian katakan ada benarnya, tapi kesalahan yang ia perbuat sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Reza dan Ariska sudah putus dan tidak mungkin untuk kembali seperti dulu lagi.

Sandy menepuk bahu Reza. "Nggak ada yang perlu lo sesali Za. Lo cuma perlu perbaiki diri lo sendiri dan buat diri lo layak buat bersanding sama Ariska lagi," Reza berdiri dan pergi meninggalkan kelima temannya yang menatapnya iba.

"Gila sih Reza tega banget selingkuh dari Ariska. Gue kasihan sama Ariska, anaknya baik nggak neko-neko kok bisa dapet cowok macem Reza gitu. Reza harusnya bersyukur dapet Ariska tapi ya gimana lagi. Temen lo tuh Ndi!!" Tian menggeplak kepala Sandy.

"Temen lo juga Yan. Heh bule kampung harusnya lo kasian sama temen kita yang krisis nasehat itu,"

"Daripada mikirin masalah mereka berdua yang kagak jelas mending kita ke kantin cabut. Gue laper nih," David memasukkan kaca dan sisir yang telah ia gunakan sebelumnya. David selalu mengedepankan penampilan dalam segala hal.