7.-Karena Ini Semua Demi Bunda

224 21 7
                                    

Haii all, vomment yaa dong :(, biar gak siders ya ya ya, vote ok?:)

"Kamu itu kaya bunglon! aneh banget! Kadang, baik dan peduli sampai rela lakuin apa aja untuk aku, tapi kamu bisa berubah secepat seperti mengedipkan mata, seketika tidak peduli padaku dan bahkan seperti orang asing"——Nayyarafeeza.

Happy Reading..
[Jangan lupa sambil putar mulmed yang udah aku sediain ya!]

05.50, am.
Hari ini Nayya berangkat lebih pagi. Karena akan melaksanakan perintah Ratna terlebih dahulu sebelum pergi ke sekolah.

"Nak, kamu gak apa-apa kan jadi harus berangkat jam segini?"

"Gak apa-apa dong bun, mana sini kuenya, diantar ke warung bu Asri kan ya?"

"Iya, nih, hati-hati yaa, oh iya, ini uang bekal kamu". Ratna memberikan kantong kresek yang berisi se-dus kue basah buatan-nya dan uang saku untuk Nayya.

Nayya meraih kanting kresek itu dan menerima uang dari Ratna. "Yaudah, Nayya berangkat ya bun, assalamu'alaikum"

"Waalaikumsallam.."

Fyi, sekarang Nayya dan Ratna memutuskan untuk berjualan kue, untuk menambah-nambah keuangan dapur, jika mengandalkan tabungan Adam saja itu tidak mungkin, karena pasti tanpa terasa uang itu akan habis dengan cepat.

****

Sudah hampir 1 jam, Jihan menunggu kedatangan Nayya dengan perasaan yang resah, bel masuk akan berbunyi beberapa menit lagi, tapi Nayya belum juga datang. Kemana anak itu?

Jihan berdiri di depan kelas sendirian, ia terus saja menatap ke bawah, lebih tepatnya kearah gerbang sekolah, tapi Nayya belum juga menampakan dirinya.

Jihan menggigit jari telunjuknya, ia sangat resah, pasalnya saat ini sedang ada masalah yang bersangkutan dengan sahabatnya itu. "Lo kemana sih Nay!"

Baru saja mengucap, ia melihat Nayya yang baru saja sampai dan sedang berjalan di pinggir lapangan. Jihan segera berlari kearah tangga.

"Dorr!!"

"AAAA!!" pekik Nayya saat berpapasan dengan Jihan ditangga.

Nayya mengelus dadanya. "Ih Jihan gak ada kerjaan banget deh, ngagetin orang segala, untung gak punya penyakit usus"

"Penyakit jantung kali! Udah ayok ah, gue nunggu lo dari tadi tahu gak".

Jihan segera menarik tangan Nayya, membawa Nayya berjalan dengan cepat.

"Sabar deh Ji! Lagian lo tumben banget nunggu gue sampai keluar kelas gini, biasa juga duduk manis di bangku" oceh Nayya terus-menerus.

"Stttt, noh lihat!" titah Jihan sembari menunjuk mading yang ada di hadapan mereka.

Mulut Nayya terbuka lebar, ia benar-benar tak menyangka, apa-apaan ini semua, siapa yang berbuat seperti ini padanya.

Mading yang ada dihadapan-nya ini terpenuhi oleh puluhan foto yang dicetak, difoto itu terlihat jelas Nayya yang sedang berada di warung bu Asri. Tepat saat ia sedang memperlihatkan isi dus yang ia berikan pada bu Asri.

Bahkan hasil foto ini sangat jernih, fotonya seperti diambil oleh seorang fotografer handal, sangat begitu jelas isi dus tersebut adalah kue.

Kemudian foto lain-nya terlihat Nayya sedang menerima uang dari bu Asri. Untuk yang tidak mengerti pun, akan langsung mengerti bahwa foto ini memberitahu bahwa Nayya sedang menjual kue.

Nayya segera mencabuti foto-foto tersebut dengan air mata yang perlahan menetes, ia tidak malu! Ingat itu. Ia hanya tidak mau kehidupan-nya terlihat lebih buruk dimata orang-orang, apalagi jika Ratna mengetahui ini, ia tidak membayangkan bagaimana sakit hatinya sang bunda.

Putra My IronMan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang