6.-Mengapa Harus 'Putri?'

197 13 5
                                    

Vomment dong say! Hehe..

"Ada berbagai macam cara seseorang mencintai. Semisalnya aku yang selalu ada untukmu, walau aku tak pernah kau anggap ada"——Nayyarafeeza.

Happy reading..
[Jangan lupa sambil putar mulmed yang udah aku sediain ya!]

Nayya baru saja sampai di sekolah, ia berjalan menyusuri koridor sembari bergumam menyanyikan lirik lagu yang sedang ia dengarkan, tentunya memakai headphone dan ipad pemberian Putra saat mereka masih menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.

Segala aktivitasnya terhenti seketika saat pandangan-nya bertemu dengan pandangan Putra, saat cowok itu baru saja keluar dari kelasnya.

Nayya menatap Putra dengan dalam dan sendu, lain hal dengan Putra yang langsung memutus tatapan sekejap itu, Nayya sangat yakin betul, tatapan putra tadi penuh arti, namun sepertinya Putra terlalu gengsi dan tetap kokoh dengan tembok kebenciannya padanya.

Nayya pun memutuskan untuk lanjut berjalan menuju kelasnya yang beberapa langkah lagi hampir sampai.

Pikirannya masih berputar pada kejadian yang baru saja ia alami, sampai ia duduk dibangku pun ia masih melamun memikirkan kejadian itu.

Walaupun sekejap tapi Nayya sangat merasakan tatapan Putra yang begitu dalam menatapnya tentunya tanpa rasa benci, ya, sangat terlihat jelas!

"Woyy!!! Pagi-pagi udah ngelamun aja lu!" ujar Jihan sembari melambai-lambaikan telapak tangannya di depan wajah Nayya.

Nayya langsung tersentak dan tersadar dari lamunannya karena teriakan Jihan yang sampai mengalahi suara musik yang sedang berputar di headphonenya.

Nayya segera mematikan lagunya dan melepas headphonenya.

"Duh Jihan, suara mu nak, kayanya emak lo makan toa deh waktu lagi hamil lo!"

"Ebushettt! Gue lapor mak gue ya!"

"Eh! Hehe bercanda dong bercanda, serius bae neng"

"Btw, lo tadi kenapa ngelamun gitu? Terlalu menghayati lagu yang lo denger gitu ceritanya?!"

"Ah?! Nggak kok, bukan itu"

"Trus?"

"Tadi waktu di koridor, gue tatap-tatapan sama Putra Jiiiiii!!!!" ujar Nayya berbicara di depan wajah Jihan dengan suara lantang.

Jihan segera memundurkan wajah Nayya yang terus mendekat padanya.

"Ah, lo! Kirain gue apa, biasa aja kali, tapi emang beda sih rasanya kalau tatapan sama orang yang kita suka gitu, apalagi si Putra kan gak perlu diragukan lagi kegantengannya" ujar Jihan berpikir.

"Iya! Bener banget Ji"

"Tapi kalo dipikir lagi, mending gak usah seneng gitu deh lo"

"Lah, kok?"

"Putra kan orang nya gak jelas, bencian orangnya, cuek, dingin, bikin kesel, apalagi kalo udah marahin lo, euh luntur tuh paras tampannya kalau menurut gue"

"Mm.. Menurut gue nggak kok, Putra tuh lagi gimana-gimana juga tetep ganteng"

"Ya itu menurut lo, dan karena lo cinta sama dia, jadi pikiran lo gitu!"

"Hehee.. iya kali ya"

"Eh, itu yang kata lo dikasih si Putra ya?" tanyanya sembari menatap headphone dan ipad yang ada digenggaman Nayya.

Nayya mengikuti arah pandangan Jihan lalu mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.

"Masih lo simpan?"

Putra My IronMan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang