3.-Setitik Rasa Peduli

227 26 4
                                    

Whats up guys,, vomment ok,,,,

Happy Reading..
[Jangan lupa sambil putar mulmed yang udah aku sediain ya!]

Putra memasukan baju seragamnya ke dalam loker, jam pelajaran pertama hari ini adalah olahraga dan Putra sangat semangat karena menyukai pelajaran ini, apalagi saat praktek basket.

Putra berjalan menelusuri lorong, menuju lapangan menyusul kedua temannya, "Woy broh" sapa Samudra saat melihat Putra berjalan kearahnya.

Putra segera duduk di tepi lapangan bersama Samudra dan Gavin sembari menunggu kedatangan guru olahraga, "Itu si Gavin tumben kaga nyerocos?" tanyanya sembari menatap Gavin disampingnya yang sedang fokus kearah depan.

"Kaya nggak tau si Gavin aja, dia tuh lagi fokus cuci mata, liatin para cewek anak ipa 2 yang lagi pemanasan" ujar Samudra.

Putra segera mengikuti arah pandangan Gavin, kemudian sekelibat muncul nama gadis di pikirannya. Ia segera mencari keberadaan gadis itu, menoleh kearah kanan, kiri, depan, dan belakang.

"Ck! Sampe keatas pohon lo nyari juga nggak bakal ketemu, si Nayya ada di UKS, tadi si Nayya lagi pemanasan sama temen-temen kelasnya dilapangan, trus dia ket--" Putra segera pergi setelah mendengar pernyataan Samudra.

"Ah elah dasar! Belum selesai ngomong juga, emang susah punya temen yang cinta tapi gengsi!"

Samudra menoleh kearah Gavin yang masih setia pada posisinya, "Heh dog! Udah kali, gue berasa sendiri aja dari tadi tau nggak!"

Gavin mengulas senyum manisnya yang bisa membuat para cewek meleleh seketika, "Ok cukup sampai sini cuci matanya, eh ada Bang Sam, perasaan tadi ada bang Putra juga ya? Kemana dia?" tanyanya sembari mengucek mata lalu meregangkan otot-otot tubuhnya.

"MATI!" sentak Samudra lalu pergi menelusuri koridor.

Gavin yang terlonjak kaget segera menyusul Samudra yang sudah meninggalkannya jauh, "Woy Sam, yaudah kita harus cepet-cepet nge-layat kalo gitu!"

Samudra menghentikan langkahnya lalu membalikan tubuhnya menatap Gavin dari kejauhan dengan sorot mata membunuh, "Sableng dasar!"

****

Disisi lain Putra segera menuju UKS untuk melihat keadaan gadis yang sedari tadi ia cari.

"Permisi"

"Eh? Ada yang bisa di bantu kak?" tanya seorang adik kelas yang menjadi anggota PMR dan sedang menangani Nayya saat ini.

Putra masuk ke dalam, tak lupa menutup pintu lalu segera menghampiri Nayya dan anak PMR itu, "Itu keningnya kenapa di perban?" tanyanya dengan pandangan yang tak lepas dari Nayya.

"Emang kak Putra nggak tau ya? Tadi waktu kak Nayya lagi olahraga di lapangan, kepalanya ketimpuk bola basket, keras banget kak, sampai kak Nayya pingsan" jelasnya sembari membereskan kotak P3K yang baru saja ia gunakan.

Putra mengangguk mengerti, "Yaudah kalau gitu, lo bisa kan tinggalin gue berdua disini sama dia?"

"O-oh iya kak, silahkan, tapi jangan ganggu kak Nayya nya ya, soalnya biar istirahat dia cukup" pesannya dan dibalas anggukan oleh Putra.

Putra menyimpan kantong kresek yang ia bawa di atas nakas, lalu duduk di kursi yang sudah tersedia di samping ranjang UKS. Dengan gugup ia menggenggam tangan gadis di hadapannya ini, dan tanpa permisi sebuah kenangan tiba-tiba datang ke dalam pikirannya.

Dibawah langit sore yang berwarna jingga dan diatas motor yang sedang menelusuri jalan dengan suasana yang tentram, kedua remaja yang menjalin sebuah hubungan kekasih, sedang duduk bersama diatas motor menuju jalan pulang.

Putra My IronMan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang