31.

1.5K 132 17
                                    

Hanya sekitar 20 menit mereka sampai di kediaman keluarga Son. Eunseo turun dari mobilnya diikuti Yaebin. Kemudian lelaki itu berlari kecil menuju mobil milik Mingyu.

"Kalian tunggu disini dulu, aku akan mencoba menyelesaikan sendiri. Jika nanti aku tidak mampu, aku akan meminta bantuan kalian." Jelas Eunseo.

"Tap-" Ucapan Bona terpotong.

"Baiklah." Saut Mingyu cepat.

Eunseo tersenyum ke arah Bona, meyakinkan Bona bahwa ia akan baik baik saja.

"Jangan khawatir." Saut Eunseo singkat lalu berjalan ke dalam rumah keluarga nya.
.
.
.
"Wah ini dia Tuan muda Son yang kita tunggu tunggu." Suara Tuan Cheng terdengar saat baru saja Eunseo menginjakkan kaki di tempat orang orang itu berkumpul. Sekilas Eunseo melirik Chengxiao tanpa minat. Wanita itu menunduk tak berani melihatnya.

"Ada perlu apa Tuan kemari?" Tanya Eunseo to the point.

"Woho, santai saja Tuan Muda. Mari kita mengobrol dengan santai, jangan terburu buru." Eunseo berdecak muak.

"Maaf Tuan, saya tidak memiliki banyak waktu disini. Jadi cepat katakan apa niat Tuan kemari."

"Hahaha, benar benar lelaki keras kepala."

"Cepat katakan, jika anda terlalu lama saya akan keluar dari sini." Ancam Eunseo. Tetapi hal itu malah membuat Tuan Cheng tersenyum remeh terhadap Eunseo.

"Sepertinya kau sudah mendengar sedikit dari apa yang dikatakan oleh ibu mu tadi Tuan muda Son. Saya kemari hanya ingin menagih uang ganti rugi perusahaan saya."

"Itu adalah urusan pekerjaan dan perusahaan, lalu kenapa anda sampai repot repot datang ke rumah? Bukankah seharusnya itu diselesaikan di perusahaan saja?" Tanya Eunseo.

"Hahaha, kau pikir hal itu belum saya lakukan? Saya sudah melakukan, tetapi ibu mu ini sama sekali tidak muncul di perusahaan saat aku datang. Aku hanya takut jika dia akan kabur jadi aku mendatangi rumah ini." Jelas Tuan Cheng.

"Lalu? Apa yang anda inginkan?"

"Tentu saja ganti rugi untuk perusahaanku."

"Berapa?"

"7 miliar won." Eunseo terkejut bukan main, matanya membulat seketika.

"Kenapa banyak sekali? Setau saya dulu tidak sebanyak itu. Kenapa menjadi berkali kali lipat?" Tanya Eunseo.

"Ya, karena setelah kau keluar dari perusahaan, ibumu berhutang kembali diperusahaan saya." Jawab Tuan Cheng. Eunseo masih diam sembari menatap tajam ibunya. Lagi lagi ibunya membuatnya berada diposisi seperti ini. Tetapi ia juga tak bisa menyalahkannya, karena mungkin memang itu yang bisa dilakukan ibunya untuk mempertahankan perusahaan keluarganya.

"Kenapa kau hanya diam Tuan muda? Apa kau bisa membantu ibumu mengembalikan uang perusahaanku?" Eunseo menoleh ke arah Tuan Cheng.

"Aku akan mengembalikannya." Tuan Cheng tertawa.

"Hahaha, aku tidak yakin kau bisa mengembalikan uang sebanyak itu, apalagi saat ini kau hanya bekerja sebagai pemilik sebuah cafe disini. Apa kau mau cepat bangkrut dan menjual cafe mu itu untuk membayar hutang perusahaan kalian?" Eunseo kembali diam, kali ini tangannya mengepal kuat sampai kuku kuku jarinya memutih.

"Sesuai tebakanku, sepertinya kau tidak akan mampu membayarnya. Kalau begitu saya beri penawaran lain. Menikahlah dengan putriku, dengan begitu aku akan melupakan soal hutang itu dan ya pasti aku akan memberikan sebagian perusahaanku kepadamu. Bagaimana? Menarik bukan?" Eunseo tersenyum miring sekilas.

"Hentikan omong kosongmu itu Tuan, sampai kapanpun aku tak akan mau menikah dengan putrimu itu. Apalagi dia sudah menjadi bekas lelaki lain." Jawab Eunseo tajam. Tuan Cheng dibuat sedikit geram dengan ucapan Eunseo.

Mama Tunggal °|| EUNBOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang