"Dahyun, kalau kamu sudah lelah, pulanglah terlebih dahulu. Bawa mobil kakak."
"Lalu kakak?"
"Aku akan pulang bersama Eunseo."
"Ck, jika sudah begini saja aku ditinggalkan." Bona memutar bola matanya malas.
"Kau lupa? Jika aku dan Eunseo memang tinggal bersama di apartement Jisoo? Dan kau tinggal di rumah Day." Dahyun diam sebentar. Benar juga yang dikatakan kakaknya. Kalaupun mereka pulang bersama, pasti Dahyun akan merepotkan kakaknya yang harus mengantarnya pulang ke rumah.
"Baiklah. Dimana kunci mobil kakak?"
"Biar kakak ambilkan dulu." Setelahnya Bona berlalu pergi. Tinggalah Dahyun dan Eunseo.
"Aku tidak percaya jika kakak kakakku akan berakhir bersama dua sahabatku yang terkenal sebagai cassanova sekolah saat itu. Sungguh tidak terduga, ditambah kedua sahabatku akan menjadi kakak iparku? Rasanya aku tidak sudi menjadi adik kalian." Celetuk Dahyun. Eunseo hanya mengangkat bahunya acuh.
"Jaga kakak dan juga keponakanku, jangan pernah kau sakiti mereka. Aku percaya kau bisa menjaganya dengan baik." Ucap Dahyun kemudian berlalu menyusul kakaknya. Eunseo hanya diam dan tersenyum. Tentu saja dia akan menjaga dua mutiaranya itu dengan baik. Eunseo tidak akan pernah menyia nyiakan kesempatan yang sudah Tuhan berikan kepadanya. Tidak akan pernah.
.
.
.
"Seoye? Sudah lama menunggu?" Sapa Yaebin saat ia sudah berdiri di meja tempat Seoye duduk. Yang disapa menoleh dengan mata yang berbinar. Tergambar jelas sebuah kerinduan dan kebahagiaan disana."Yaebin!" Ditubruknya tubuh Yaebin lali dipeluk dengan sangat erat. Yaebin membalas memeluk sembari menepuk nepuk punggung Seoye.
"Aku merindukanmu, sangat merindukanmu." Ucap Seoye. Tetapi Yaebin hanya diam tak menanggapi.
Sementara Minkyeung sudah terdiam membeku melihat adegan dihadapannya ini. Sampai akhirnya tatapan Seoye jatuh kepadanya.
"K-kak Minkyeung?" Minkyeung tersadar saat namanya disebut. Senyuman tipis Minkyeung pamerkan. Seoye melepas pelukannya pada Yaebin lalu berganti memeluk Minkyeung.
Ya memang Seoye mengenal Minkyeung, karena dulu Yaebin selalu mengenalkan Minkyeung kepada siapapun yang Yaebin kenal sebagai sahabat dan juga kakaknya. Jadi sedikit banyak Minkyeung sudah mengenal orang orang yang ada di sekitar Yaebin sejak lama.
"Kalian datang bersama?" Tanya Seoye setelah melepas pelukannya dari tubuh Minkyeung. Yaebin mengangguk.
"Ah, jadi kalian masih sering bersama seperti dulu ya?" Tanya Seoye. Yaebin dan Minkyeung hanya saling menatap lalu tersenyum tanpa menjawab.
"Jadi... Apa yang ingin kau jelaskan?" Tanya Yaebin to the point.
"Tunggu dulu sebentar, makanlah dulu. Baru aku akan menceritakan semuanya."
"Sungguh aku minta maaf, aku tidak memiliki banyak waktu. Pegawaiku menunggu di cafe."
"Begitukah?" Terlihat raut kecewa di wajah Seoye. Tetapi siapa peduli? Yaebin sudah tidak peduli lagi.
"Jadi?"
"Ah ya. Jadi begini, dulu aku pergi bersama laki laki lain bukan karena aku benar benar ingin meninggalkanmu."
"Maksutmu?"
"Jangan dipotong." Yaebin mengatupkan bibirnya.
"Saat itu aku akan dijodohkan, aku menolak dan mengatakan jika sudah memiliki kekasih. Tetapi orang tuaku menolak alasanku kemudian mengancam akan mencelakai kekasihku yang itu artinya dirimu. Oleh karena itu aku memutuskan membawa lelaki bayaran dan menghadap orang tuaku. Aku melakukan itu, karena aku tidak ingin kau terluka, aku tidak ingin jika orang tuaku menyakitimu kalau mereka tau siapa kekasihku yang sesungguhnya. Demi Tuhan Yaeb, aku melakukan itu karena aku hanya ingin kau aman dari gangguan orang tuaku. Maafkan aku." Seoye menunduk, menangis. Yaebin masih terkejut, tentu saja. Ternyata selama ini dia hanya salah paham, ternyata selama ini Seoye hanya ingin melindunginya. Tetapi tetap saja, nasi sudah menjadi bubur. Saat itu Yaebin sudah terlanjur kecewa dan sakit karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Tunggal °|| EUNBO
FanfictionSeorang ibu tunggal yang harus mengurus dan membesarkan anaknya tanpa kehadiran seorang pendamping disisinya selain sahabatnya yang rela membagi waktunya untuk membantunya