YTR 7

3.2K 297 26
                                    

Yibo dengan lembut membersihkan tubuh Xiao Zhan dan memakaikan pakaian pada Xiao Zhan. Dia mengambil pakaiannya dari lemari untuk Xiao Zhan kenakan. Jika Xiao Zhan berada dikeadaan lemas karena energinya harus terambil cukup banyak, Yibo justru hampir lemas melihat tubuh telanjang Xiao Zhan saat dia memandikannya.

Bahkan jika dia merapalkan peraturan sekte, itu hampir tidak berhasil. Jika saja kegiatan memandikan Xiao Zhan berlangsung lebih lama lagi, dia yakin pasti akan benar-benar langsung menerjang Xiao Zhan. Ditambah, keadaan 'dibawah' sana sudah tidak bisa ditolerir lagi.

Selesai memakaikan pakaian untuk Xiao Zhan, dia menyuruh Xiao Zhan berbaring lebih dulu dan instirahat, sementara Yibo langsung melesat kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang penuh luka dan noda darah, sekaligus mengurus sesuatu hal. Siapa yang tau, HanGuang-Jun yang terhormat ternyata memiliki pemikiran yang melanggar peraturan sekte.

Sambil menunggu Yibo mandi, Xiao Zhan memejamkan matanya. Tubuhnya cukup letih dan lemas. Apalagi rasa panas ditubuhnya masih cukup terasa.

Sekejap dia teringat tentang bagaimana dia dan Yibo saling bertukar kata cinta. Dia menyayangkan otaknya yang berpikir lambat dan sempat cemburu pada orang yang tidak pernah ada.

Hanya saja dia bingung, sejak kapan Yibo -Lan Zhan- menyimpan perasaan padanya. Setaunya, dulu Lan Wangji begitu membencinya, bahkan pemuda giok itu seperti alergi padanya. Disentuh sedikit saja pasti sudah seperti terkena iritasi kulit yang parah.

Jadi, jangan salahkan otaknya yang cukup lambat dan tidak peka. "Salahkan saja HanGuan-Jun yang bermuka datar itu", rutuknya.

Tiga puluh menit berlalu, Yibo sudah selesai membersihkan tubuh dan mengurus 'adik' nya yang sulit diatur. Dia mulai berpakaian setelah itu mendekat kearah ranjang.

Disana, wajah Xiao Zhan terlihat teduh. Wajah itu tidah berubah baik pada kehidupan masa lalu atau pada masa sekarang. Dia benar-benar merindukan sosok ini. Sosok yang membuatnya gila sampai-sampai harus menggunakan berbagai cara agar bisa bersama.

Dia mengelus wajah Xiao Zhan dan merasakan mata lelaki itu mulai terbuka perlahan. Yibo memberikan senyum tipis pada Xiao Zhan dan disambut dengan senyum lebar.

"Istirahatlah lagi"

"Yibo, aku baru teringat, dimana Fanxing?"

Yibo sepertinya juga baru sadar kalau dia melupakan anak itu. Dia bangun dari kasur hendak keluar kamar untuk mengecek Fanxing, namun Xiao Zhan sudah lebih dulu berdiri dan berlari kearah pintu kamar.

Dia tidak melihat siapapun ketika pintu terbuka. Jadi dia berinisiatif mencari keruangan lain ditemani oleh Yibo dibelakangnya.

Dia menelusuri setiap ruangan dan berjalan menuju ruang tamu begitu mendengar suara Fanxing, juga suara orang lain. Alis Yibo berkerut sedikit begitu mendengar ada orang lain dirumahnya.

"Fanx-...." Xiao Zhan langsung berhenti mendadak begitu melihat orang yang sedang berbicara dengan Fanxing melihat kearahnya.

"K-kau..."

"Wei Gongshi, Hanguang-Jun" Seorang laki-laki tinggi dengan wajah sedikit terlihat lebih muda membungkuk, memberi hormat pada Xiao Zhan dan Yibo.

"Tunggu dulu...Wen Ning? Apa yang terjadi?" Tanya Xiao Zhan meminta penjelasan pada Fanxing, Yibo dan Wen Ning.

Baik Yibo maupun Fanxing menggeleng. Sepertinya mereka sendiri juga tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Apalagi Xiao Zhan. Melihat Yibo yang bereinkarnasi di zaman yang sama dengannya saja sudah membuatnya terkejut, ditambah dengan Fanxing, dan kali ini ada Wen Ning juga.

"Semoga saja Wen Rouhan tidak pernah bisa hidup kembali" Pikirnya.

"Hm begini, sepertinya saya sendiri juga tidak tau apa yang terjadi. Saya mendapat memori tentang kehidupan masa lalu sekitar 1 tahun yang lalu. Awalnya saya sendiri juga tidak sadar dan menganggap bahwa itu semua hanya mimpi atau halusinasi, lalu kemudian memorinya semakin jelas dan jelas. Suatu saat, saya sedang pergi mengantar sepupu sekolah, kemudian melihat sesorang yang sangat mirip dengan Hanguang-Jun disekolah yang sama dengan yang saya dan sepupu saya tuju. Saya ingin masuk kedalam dan menanyakan sesuatu, namun sepertinya ada segel yang menolak kehadiran saya, jadi saya urungkan saja. Setelah itu, hal aneh lain terjadi. Didalam pikiran saya, Wei Gongshi selalu mengatakan 'Bangun...bangun...bangun' saya tidak tau bagaimana cara menjelaskannya, namun ini terasa seperti saya mendengar melodi yang menyuruh saya untuk pergi kesuatu tempat. Hal serupa juga terjadi pada hari ini, hanya saja energi pemanggilannya terasa lebih kental. Tanpa sadar saya sudah berada ditempat ini"

You're The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang