PART 24| Penolakan

31 9 0
                                    

PART INI DI KETIK OLEH lymoncherry_
DI COPPY SECARA KESELURUHAN OLEH author_project
KE DALAM PROJECT 1 KELOMPOK 3
REMEMBER ME


"Mencintai tak harus memiliki, jika kamu terlalu memaksakan lantas itu bukanlah sebuah rasa yang di namakan cinta namun hanyalah obsesi semata"

"Mencintai tak harus memiliki, jika kamu terlalu memaksakan lantas itu bukanlah sebuah rasa yang di namakan cinta namun hanyalah obsesi semata"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ada untuk kamu, selalu untuk kamu," yakin Daniel menguatkan Rachella bahwa ia tak pernah sendiri ia selalu ada di samping gadis ini.

"Sakit...sakit Niel," adu Rachell di sela-sela isakan nya.

"Kenapa tuhan jahat sama aku?"

"Apa salah ku Niel, apa salahku," pelukan diantara kedua nya semakin mengerat, Rachell mencengkram dengan kuat baju yang kini Daniel pakai.

Elusan lembut terasa di kepalanya, begitu pun dengan  kecupan-kecupan pelan yang daniel berikan di puncak kepala Rachell "Rachella ku kuat, tunjukan bahwa Rachella kuat" ucap daniel meskipun ia tak mengetahui apakah yang di alami oleh gadis di depannya ini.

"Kenapa harus aku?" raung Rachella menumpahkan segala rasa yang selalu ia tahan bahkan di hadapan ketiga sahabatnya.

Namun, entah dada bidang beserta pelukan hangat ini membuat air mata dengan mudahnya luruh begitu saja mengalir turun dari pipi nya.

Rasa ini membuatnya merasa nyaman dan aman. Membuatnya merasakan sedikit bebannya terangkat.

Daniel membiarkan Rachell untuk menangis meskipun tangisan itu mengusik hatinya. Ia ingin Rachell melepaskan seluruh emosi yang ia pendam dengan air mata itu, sehingga Rachell nya tak perlu lagi untuk menahan rasa sakit itu sendirian.

Saat dirasa Rachell kini sudah berangsur tenang, Daniel menangkup kedua pipi Rachell dengan tangan besarnya.

Mengusap lembut buliran air mata yang masih mengalir dengan mulusnya di pipi sang gadis, memberikan senyum manis yang berharap dapat sedikit menguatkan gadis di depannya ini.

"Udah? Sudah cukup banyak air mata yang kamu keluarkan untuk hari ini, esok aku melarang mata ini untuk kembali mengeluarkan air matanya..."

"Pengecualian jika itu adalah air mata kebahagiaan," Daniel menatap dalam kedua mata Rachella, ia tak mengerti. Masih pantas kah ia berlaku seperti ini? Jika tak ada lagi hubungan jelas di antara keduannya.

"Aku siap untuk mendengar cerita kamu Chella," ucap Daniel lagi, kini berbalik Rachell lah yang menatap Daniel dalam dengan mata yang jelas sekali terlihat habis menangis.

Rasa ragu kini mendominasi pikirannya, apakah tepat jika ia bercerita kepada pemuda di hadapannya ini.

"Aku bukan orang asing untuk kamu Chella" Daniel seakan mengerti apa yang kini tengah di pikirkan oleh Rachell, membuat ia sedikit tersentil bahwa gadis ini tak lagi seterbuka 4 tahun yang lalu.

Remember Me [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang