🍃

163 21 4
                                    

Jinanie baru saja menyelesaikan tugas yg Jenie berikan tadi, dia meregangkan otot-otot nya karena menulis sangat banyak membuat tanganya begitu pegal. Bukan hanya tugas Jenie yg dia kerjakan tapi juga tugas dua temannya harus Jinanie selesaikan.

" Mana? Apa sudah selesai? Ini sudah lebih dari 30 menit. " Jenie masuk kamar Jinanie dan mengambil buku2 tugas yg baru diselesaikan.

Jinanie hanya menatap malas kepergian Jenie yg selalu seenaknya padanya, dia keluar kamar untuk mengambil minum karena tenggorokan nya terasa sangat kering.

" Eomma besok aku minta uang jajan lebih nee. "

" Untuk apa Jenie-ya? "

" Besok aku ingin makan di resto ayam yg sedang terkenal. "

" Kenapa kau tidak makan di rumah saja, nanti eomma masakan ayam untukmu. "

" Eomma, aku akan makan dengan teman2 ku. " Jenie sedikit merajuk.

" Ya sudah bawa saja teman2 mu ke sini. "

" Ishh.. Aku ingin makan di resto ayam itu eomma. "

" Kapan sih kau bisa belajar seperti Jinanie? Lihat dia tidak pernah keluyuran setelah pulang sekolah dia langsung pulang, dan kalau dia ingin sesuatu dia berusaha mencari uang sendiri. "

" Kenapa eomma selalu membandingkan aku dengan Jinanie padahal jelas2 aku anak kandung mu sedangkan dia hanya anak pungut. "

PLAK..

" Ibu. "

Jinanie menghampiri ibu angkat nya itu dan melihat Jenie yg memegangi pipinya sambil menangis dan berlari ke kamarnya.

" Biarkan saja, dia pantas mendapatkan nya Jinanie. "

" Taa.. Ta.. Pi.. Bu "

" Sudahlah kau cepat tidur besok kau harus sekolah, dan kau jangan pernah masukan ke hati semua ucapan Jenie barusan. "

Jinhwan menatap punggung ibunya yg mulai menghilang dari dapur, Jinanie mengambil air dan kemudian langsung masuk ke kamarnya.

" Aku tidak tau besok akan seperti apa disekolah. " Batin Jinanie.

Triiing.. Triing...

Baru saja Jinanie akan tidur tiba-tiba handphone nya berbunyi dan tampak lah nama kakaknya di layar handphone nya, dia langsung buru2 menjawabnya.

" Yeoboseoyo. "

" Jinanie kau belum tidur? Bukan kah disana jam 11pm? "

" Nee, oppa aku baru selesai mengerjakan tugas. Oppa sudah sarapan kan? Disana masih pagi. "

" Of course Jinanie, aku tidak akan melewatkan sarapan ku. Aku akan berangkat kuliah karena ada konsultasi dengan dosen ku, kau cepatlah tidur sudah sangat malam. "

" Oppa bogoshipo. "

" Nado, Jinanie!! Libur tengah semester nanti aku usahakan pulang, nee! "

" Aku akan menunggu mu. "

" Good night little princess and sweet dream. "

Telepon pun di tutup, dan Jinanie tiba-tiba menangis karena dia sangat ingin bertemu dengan kakaknya itu. Apalagi perkataan Jenie terus saja terngiang-ngiang ditelinganya.

Pagi2 sekali Jinanie sudah bangun dan membantu ibu dan ayah angkat nya berbelanja dan juga membereskan kedai, dia tidak pernah ikut sarapan di rumah dan lebih memilih untuk membawa sarapan nya kesekolah. Jinanie selalu sadar kalau dia bukan bagian dari keluarga itu, walaupun ibu dan ayah angkat nya sangat menyayangi Jinanie layaknya anak mereka sendiri tapi Jinanie tetap sungkan apabila harus makan bersama mereka di meja yg sama, karena Jinanie tau Jenie sangat membenci nya.

I'm not Lucky (LAKI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang