Jinanie Kim terlahir dari seorang keluarga yg bisa dibilang biasa saja bahkan tidak bisa dibilang layak, ibu nya hanya seorang pelayan di kedai Mie kecil di sekitaran Mapo go Hongdae, sedangkan ayahnya hanya seorang pengangguran yg selalu menghamburkan uang dan mabuk2an.
Sejak lahir Jinanie hanya memiliki kakak laki-laki, karena beberapa saat setelah dia lahir ibu nya menghembuskan nafas terakhir dan kakaknya yg masih kecil saat itu pun yg berusaha mengurus adiknya sendirian. Ayahnya yg tidak sanggup menghidupi kedua anaknya itu pergi menelantarkan anak2nya di depan kedai Mie tempat ibunya dulu bekerja.
Kim Jiwon atau yg biasa di panggil Bobby masih berusia 8tahun saat itu tapi dia sudah harus menanggung beban yg sangat berat yaitu menghidupi adiknya yg baru lahir, dia di telantarkan oleh ayahnya dan terpaksa tinggal di jalanan karena rumah satu2nya peninggalan ibunya dijual oleh ayahnya untuk membayar hutang. Untung nya pemilik kedai menemukan mereka yg sedang tertidur di depan tokonya, merasa sangat iba dan kemudian pemilik kedai itu membiarkan dua anak tersebut tinggal bersama nya yg kebetulan memang tidak memiliki anak.
Selama tinggal bersama pemilik kedai itu Bobby berusaha agar tidak menyusahkan keluarga tersebut walaupun memang tuan dan nyonya Kim sangat menyayangi mereka berdua seperti anaknya sendiri tapi Bobby masih merasa sangat sungkan, tiap pagi Bobby membantu nyonya Kim untuk berbelanja keperluan kedai dan setelah nya dia pergi mengantarkan susu dari rumah kerumah. Di usianya yg masih begitu muda Bobby sudah sangat bekerja keras untuk menghidupi adiknya, padahal keluarga Kim sudah melarang nya tapi Bobby tetap pada pendirian nya. Dia berfikir hanya menumpang bukan untuk menetap karena baginya dia tidak mau berhutang budi pada siapa pun. Bahkan Bobby terus saja mencari pekerjaan lainnya yg bisa dia kerjakan agar bisa mendapat uang tambahan.
Setelah beberapa bulan Bobby dan Jinanie tinggal disana, Nyonya Kim akhirnya hamil anak pertamanya dan dia begitu bahagia karena sudah bertaun-taun mereka menikah dan baru di karunia seorang anak. Keluarga Kim sangat bahagia dan mereka sangat berterima kasih pada Bobby dan juga Jinanie karena semenjak dua anak itu tinggal disana kedai mie nya jadi sangat ramai dan sekarang keinginan nyonya Kim yg sangat besar akhirnya bisa tercapai. Kedua anak tersebut seperti malaikat kecil yg datang ke kediaman keluarga Kim dan memberikan begitu banyak kebahagiaan.
Bobby hari ini di terima di sekolah dasar di dekat tempat tinggalnya, nyonya Kim yg mendaftarkan nya agar Bobby bisa mendapatkan pendidikan yg layak. Awalnya Bobby menolak dia lebih memilih mencari pekerjaan ketimbang sekolah, tapi setelah dipikirkan lagi kalau dia tidak sekolah nantinya dia tidak akan memiliki pekerjaan yg baik hingga akhirnya dia pun menerima tawaran nyonya Kim dengan catatan Bobby akan membayar semua biaya sekolah yg dikeluarkan nyonya Kim nanti setelah dia memiliki pekerjaan yg layak.
" Bibi catatlah semua pengeluaran ku saat bersekolah dan juga biaya2 adikku selama tinggal disini. Nanti saat aku memiliki pekerjaan dengan bayaran yg besar aku akan melunasi nya. " Bobby kecil selalu perhitungan dengan semuanya.
" Jiwon-ah kau tidak perlu seperti itu, kami menyekolahkan mu bukan untuk meminta bayaran dari mu. Dan ingat lah kami sudah menganggap mu seperti anak kami sendiri, kau tidak perlu sungkan nee? "
" Aniyo, aku disini hanya menumpang bibi suatu hari ketika uang ku sudah cukup aku akan pergi dari sini dengan adikku. "
Nyonya Kim hanya tersenyum sambil mengusak rambut Bobby, dia tidak tau kenapa anak sekecil itu pemikirannya sudah sangat dewasa sekali. Nyonya Kim sama sekali tidak mempedulikan kata2 Bobby dia benar-benar tulus menyayangi kedua anak kecil itu terutama si kecil Jinanie. Jinanie adalah bayi paling anteng yg pernah nyonya Kim temui, karena dia jarang sekali menangis dan juga sama sekali tidak merepotkan walaupun kini perut nyonya Kim semakin membesar dia tidak kewalahan sama sekali untuk mengurus Jinanie.
Beberapa tahun pun berlalu Jinanie sekarang tumbuh menjadi anak yg sangat cantik dan juga cerdas. Bobby sekarang sedang menempuh pendidikan Senior High School nya sedangkan Jinanie masih di sekolah dasar bersama dengan anak dari pemilik kedai. Kim Jenie nama anak dari keluarga Kim itu sekilas emang mirip dengan Jinanie, ya nyonya Kim memang sengaja memberi kan nama yg hampir mirip, karena berharap anaknya akan seperti Jinanie yg begitu baik, pintar dan juga penurut. Tapi harapan nyonya Kim seperti nya hanya angan belaka karena Jenie berbanding terbalik dengan Jinanie, Jenie yg lebih manja, cengeng dan selalu membangkang.
Jenie dan Jinanie sering di bilang seperti anak kembar, ya karena jarak usia mereka pun hanya selang beberapa bulan saja dan bahkan di usianya Jenie malah terlihat lebih besar dibandingkan Jinanie yg perawakannya mungil bahkan Jenie selalu dibilang kakaknya Jinanie. Awalnya Jenie sangat senang karena memiliki saudara perempuan, tapi semenjak sekolah dia merasakan tidak suka memiliki saudara apalagi ibunya selalu saja membandingkan dirinya dengan Jinanie. Bahkan disekolah orang-orang lebih senang bermain dengan Jinanie dibanding dengan dirinya.
Dan saat memasuki Junior High School Jenie mengetahui sesuatu yg selama ini orang tuanya tutupi darinya, kenyataan bahwa ternyata Jinanie bukanlah saudara kandung nya. Membuat kebencian nya terhadap Jinanie semakin membesar, apalagi perlakuan ibunya kepada Jinanie lebih baik ketimbang pada anaknya sendiri. Mulai dari situ lah Jenie selalu memperlakukan Jinanie dengan sangat buruk, bahkan dia selalu membully Jinanie saat di sekolah.
Bobby sekarang sedang melanjutkan kuliahnya di Amerika karena dia mendapat beasiswa penuh disana, sebenarnya dia tidak tega meninggalkan adiknya sendiri di Korea tapi apa boleh buat dia kesana untuk menimba ilmu agar kelak dia menjadi orang sukses dan bisa membahagiakan adiknya. Jinanie adalah anak yg kuat dan sama seperti kakaknya dia juga pekerja keras, dia selalu membantu ibu asuh nya sebelum berangkat dan sesudah pulang sekolah. Tidak ada kehidupan lain bagi Jinanie selain disekolah dan di kedai mie milik keluarga Kim.
Tapi walaupun begitu nilainya selalu yg terbaik dan dia menjadi peringkat satu disekolah nya, tapi dia adalah tipe orang yg susah untuk bergaul temannya hanya Jenie saja di sekolah nya yg sekarang. Tapi perlakuan Jenie selama di sekolah membuat Jinanie harus ekstra sabar, bahkan Jenie sekarang sudah tidak mau dekat2 lagi dengan dirinya.
BRUAK..
" Itu PR ku dan juga teman ku!! Kau kerjakan, setengah jam lagi aku ambil. "
" Tapi kenapa tidak kau kerjakan sendiri Jenie-ya? "
" Kau tidak mau mengerjakannya hah?? Aku akan adukan ibu kalau kau sudah mengambil makanan tadi. " Jenie menjambak rambut Jinanie sampai beberapa helai rambutnya pun rontok karena tarikan tangan Jenie.
" Aaawwww... Sakiit Jen, iya aku akan kerjakan. "
Jenie melepaskan jambakan nya dan pergi meninggalkan kamar Jinanie dengan membanting pintu kamar nya cukup keras.
By: vhienan🌺
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Lucky (LAKI)
FanfictionJinanie berusaha menghidupi dirinya, berjuang agar bisa tetap melanjutkan sekolah nya meski kehidupan nya begitu sulit dan berat dia tidak ingin menjadi beban untuk kakaknya. dia percaya semua yg dilalui saat ini adalah jalan mencapai kesuksesan m...