Pertemuan dengan Arta

28 5 8
                                    


"Ayah aku pulang. ayah dimana ?" Melihat sekeliling rumah 

"Ayah di ruang kerja. kemana aja kamu seminggu tidak pulang ?" 

"Aku sudah bilang sama ayah aku butuh ketenangan ayah. Aku sudah besar ayah tidak perlu khawatir dengan aku."

" Baiklah kalau itu mau kamu put! ayah tidak bisa melarang dan jangan lupa dengan kuliah kamu."

"Siap ayah, aku ke kamar dulu yah."

Aku langsung menuju kamar  untuk bersih-bersih karena sudah seharian aku tidak mandi. Aku teringat dengan kuliah yang sudah aku tinggal selama seminggu, aku salah telah mengabaikan tugas seorang mahasiswi di universitas Muhammadiyah. Ah biarkan saja semua berjalan sesuai porsinya berusaha menjadi mahasiswa dengan predikat terbaik tahun lalu sudah bagus walaupun dengan hati yang luka. 

Aku bergegas ke kamar mandi dan mengambil handuk yang tergantung di lemari  hanya butuh waktu 20 menit untuk membersihkan badan dan kali ini aku hanya memakai baju tidur bermotif bunga-bunga bewarna pink. Rasanya sudah lama tidak makan bersama dengan ayah walaupun masih menyisakan pedih dihati ini. Aku segera ke luar dan menunggu ayah di ruang makan Semenjak mama pergi, ayah yang selalu memasak. Hatiku teriris tiap melihatnya.

"Ayah, Puput tunggu di ruang makan ya." Mataku basah ketika ia menolak ajakan aku untuk makan malam bersamanya.
"kamu makan sendiri saja. ayah tidak lapar."

Aku melewatkan malam itu dengan kesendirian ayah sudah berubah setelah ibu tiada,aku menangis rasanya makan kali ini tidak enak.Hatiku membatin 

Hiks, Ma aku rindu, mama apa kabar di sana semoga mama baik baik saja ya di sana. Aku rindu kasih sayang mama, maafkan aku ya ma! Mama jangan sedih ya ketika aku rindu.

Suasana hening dengan ditemani rintik-rintik hujan yang mengguyur halaman rumah membuat aku untuk meninggalkan ruang makan. Berlari menuju kamar tidur yang sudah lama tidak aku tempati. Aku bahagia dengan hujan i like rain because no one knows i cry when its rains. Hujan menjadi teman dihidupku setelah mama tiada karena ketika hujan aku merasakan beliau  hadir di sampingku.

Mata terasa sudah mulai lelah, aku putuskan untuk tidur lebih awal dari biasanya sebab kampus yang telah merindukan aku memberikan ruang untuk aku kembali setelah sekian lama aku mengabaikannya. aku hidupkan alarm dan meletakkannya di atas nakas agar aku tidak terlambat bangun pagi.

Pagi itu langit begitu cerah sayup-sayup ayam terdengar seakan membangunkan semua orang. Cuaca sangat bersahabat untuk aku kembali kuliah. Hari ini perdana aku kuliah setelah sekian purnama cuti dari perkuliahan. aku memakai kemeja biru dipadukan dengan jeans dan sepatu kets. Dengan jilbab aku tidak menggunakannya lagi mungkin ini kali pertama aku tidak menggunakannya saat kuliah dan pasti mereka bertanya akan perubahan demi perubahan dalam diriku.

Ayah, setelah mama tiada ia tidak begitu banyak bicara dan akan langsung pergi ke kantor setelah sarapan selesai dibuatnya. Aku putuskan untuk meninggalkan surat kecil untuk ayah dan aku letak di atas meja makan.

Ayah,Puput pamit untuk pergi kuliah ayah jangan lupa sarapan. Puput pergi Bawak mobil ya yah.

Aku gapai kunci mobil sedan yang tergantung diantara kunci-kunci mobil yang lain, hidup serba berkecukupan dan mewah tidak membuat aku bahagia ketika sayap pelindungku pergi.
Mobil yang aku kendarai melaju pesat di jalanan. begitu  banyak orang-orang yang tidak seberuntung aku. Pantas saja hidup mereka lebih bahagia, mereka hidup dengan penuh syukur. Saat tiba di kampus aku mencari sahabat aku yang sudah lama tidak bertemu,aku rindu dengannya.

"Puput, apa kabar kamu ?" Sambil melambaikan tangan ke arahku.
"Claudi, kabar aku ya seperti yang kamu lihat sekarang, aku rindu dengan kamu clau."
"Aku juga merindukanmu put, oh ya aku sudah merekap semua materi kuliah yang kamu butuhkan dan tugas tugas kuliah kamu sudah aku selesai."
"Kamu memang sahabat terbaik aku terimakasih sudah membantu aku selama aku tidak masuk kuliah."

Claudi seorang sahabat terbaik yang aku temukan. Perempuan berhati mulia dan berparas cantik dibalut dengan kerudung panjang, kepintaran nya sangat membuat aku kagum ia selalu berkorban untuk teman-temannya. Perempuan paling sempurna di antara yang lain.

Ia sangat kaget dengan penampilan aku sekarang yang berubah 360 derajat.
" Kamu kenapa seperti ini? aku melihat story Instagram kamu, kamu yang sekarang selalu keluar malam clubbing dengan teman-teman baru kamu"

"Aku tidak kenapa-kenapa, langsung ke kelas saja ya nanti terlambat."

"Baiklah, walaupun kamu seperti ini aku sangat menyayangimu put."
Hatinya berkaca-kaca aku akan selalu ada untuk kamu,aku akan berusaha mengembalikan kamu yang dulu put doa disetiap solatku selalu ada nama kamu put.

Setelah perkuliahan selesai, aku mengajaknya untuk pergi ke expo fakultas hukum tetapi claudi menolaknya ia lebih memilih untuk ke perpustakaan universitas. Lagi-lagi aku berjalan sendiri untuk mengunjungi expo terlihat begitu banyak para pedagang yang menjajakan makanannya.

Brakk aku terjatuh tak sengaja menabrak pria yang di depanku, baju yang aku kenakan basah bercampur dengan tumpahan kopi.
"Sori mbak, aku tidak melihat." Sembari mengulurkan tangannya untuk membantu aku berdiri.
"Oh tidak apa-apa mas, aku minta maaf." Mata aku dan pria itu saling berpandangan hati ini terasa dag-dig-dug, oh tuhan malaikat dari mana dia ,ganteng sekali.

" Santai aja mba, tapi baju mba kotor karena minuman aku."
"Nanti bisa di bersihkan kok mas."
"Kalau boleh tau nama mba siapa?"
"Nama aku Puput, nama mas siapa ?"
"Cantik sekali namanya seperti orangnya juga cantik,oh ya nama aku Arta."
"Salam kenal ya mas arta."
"Mba jangan panggil mas,panggil Arta saja."

Aku tidak bisa berkata apa-apa, ia sangat tampan mempesona seperti pangeran jatuh dari langit. Aku ingin mengenalinya. semoga ia merasakan hal yang sama.

"Puput, kamu sendiri saja sepertinya?"
"Ia,aku sendiri saja kesini."
"Boleh aku temankan ? Kebetulan aku juga sendirian"
" Dengan senang hati."

Aku dengan arta berjalan melihat lihat expo setelah itu aku pamit untuk pulang karena hari sudah sore. Ia mengantarkan aku sampai ke parkiran mobil.

"Put, sebelum kamu pulang boleh aku meminta nomor kamu."
" Tentu boleh Arta."
Tangannya melambaikan ke arahku. Aku lajukan mobil sambil melihat ke indahan alam dengan jalan yang penuh dengan kemacetan.

Hijrah Dalam Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang