Prologue

13 1 0
                                    

Sometimes its better to hide your spark rather than showing them to the person who isn't worth of that. But in the end, right person will find it.
.

Menarik nafas panjang, Sabrina bangkit dari tempat duduknya. Berjalan pelan ke arah parkiran sambil mengatur pikirannya.

"Eh Mba! Kunci nya jatoh!" teriak seseorang dari belakang Sabrina.

Ia menoleh dan mendapati seseorang dengan kemeja hitam dan celana chino nya berlari kecil ke arah Sabrina. Rambutnya sedikit melebihi telinga, agak berantakan. Tangan kiri nya memakai jam, dari kelihatannya dia lumayan tinggi, Sabrina hanya mencapai kurang dari pundaknya.

"Eh? Iya, Makasih ya." balas Sabrina, menyambut kunci mobilnya yang hendak diberikan oleh cowok itu.

"Iya sama-sama, untung saya temuin, kalo nggak susah nanti, hehehe." balas cowok itu sedikit bercanda, suaranya...adem dan seksi? Senyumnya juga...manis.

Sabrina terkekeh. "Iya, nanti saya jalan lagi pulangnya.." balas Sabrina. "Makasih ya." ucapnya singkat lalu meninggalkan cowok itu.

That was interesting.

Dari perawakannya sih, dia nggak kelihatan tua. Mungkin seumuran Sabrina. Dia kuliah disini juga? Kalo iya, Fakultas apa ya?

Kok Sabrina jadi penasaran?

Well, life is funny sometimes. Something unexpected somehow happened in a cute way.

A Girl Behind the CurtainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang