"Denan dimana, ya?" ujar Sabrina dalam hati, matanya menelusuri ruangan yang di hias sedemikian rupa dengan warna emas dan hitam nya.
Sabrina melangkahkan kaki yang mengenakan heels warna hitam itu ke sudut ruangan, canggung rasanya berdiri sendiri diantara banyak orang-orang yang mengobrol. Ugh, kalau bukan karena Denan, mana mau Sabrina pergi ke tempat ramai kayak gini!?
Sesekali mata Sabrina menangkap beberapa orang yang berpelukan, perempuan, pasti heboh kalau ketemu teman lama. Sampai akhirnya Sabrina menangkap Denan yang baru saja masuk ruangan dengan Dimas dibelakangnya, pacar 5 Tahun Denan sejak masih SMA. Mereka selalu kelihatan cocok, Sabrina selalu suka cara Dimas memandang Denan, mata Dimas nggak bisa bohong kalau dia benar-benar sayang sama Denan.
Sabrina menghadiri ulang tahun Denan, yang katanya sekaligus mengumumkan pertunangan mereka. Iya, akhirnya mereka tunangan juga walupun sempat putus-nyambung, belum banyak orang yang tahu soal pertunangan ini, mungkin cuma beberapa kerabat dekat Denan sama Dimas aja.
Sabrina melangkah mendekati Denan yang sibuk dengan acaranya sendiri, sedikit lagi acara dimulai. "Hey." ucap Sabrina menepuk pundak Denan.
Denan menoleh. "Ih! Gue kira lo nggak dateng tau.." balas Denan sambil memeluk Sabrina, emang teman Denan yang satu ini susah diajak keluar, kalau nggak penting-penting amat Sabrina nggak akan keluar dari rumah, untuk sekedar ngumpul-ngumpul sama temen sekolah aja Sabrina berpikir dua kali, banyak pertanyaan yang Sabrina ajukan kayak : Ada siapa aja? Dia ngundang yang lain nggak? Lama nggak ya?
Ribet deh pokoknya!Punya Sabrina disini berarti banget buat Denan, Sabrina selalu jadi teman yang selalu ngerti keadaan Denan dari mereka temenan sejak SMA. Denan tahu masalah Sabrina dari A-Z, gimana Sabrina menghadapi anxiety nya sama orang-orang diluar sana, gimana Sabrina masih belum mau buka hati buat seseorang, disaat semua teman-temannya diumur 21 ini masih awet sama pacar lama nya, atau bahkan ada yang baru jadian terus dibantuin magang nya, ada yang ditemenin skripsian, Sabrina masih aja betah sendiri.
Bahkan Denan sempat ngenalin temannya ke Sabrina, pernah ketemuan juga, tapi entah kenapa Sabrina masih belum bisa terima, padahal kalau dilihat-lihat, teman Denan itu orangnya baik, nggak macem-macem, sopan lagi. Yaaa, cocok lah buat Sabrina yang nggak neko-neko anaknya.
"Huh, gue dateng demi lo doang! Hm, sama Dimas sih. Dia udah banyak bantuin gue waktu kucing gue sakit." Balas Sabrina cengegesan.
Iya, Dimas bantuin kucing Sabrina yang waktu itu sakit parah dan bahkan kaki nya sempat retak tulangnya, Dimas kebetulan punya Kakak yang Dokter Hewan, entah gimana caranya Dimas nego sama Kakak nya untuk ngeringanin biaya perawatan Ciko di klinik hewan itu, sampai hal-hal kecil lainnya.
Cuma satu hal ini aja Dimas benar-benar berjasa buat Sabrina, makanya Sabrina mau datang ke Acara dua sejoli ini."Eh Sab, dateng juga lo!!" ucap Dimas yang tiba-tiba berdiri disampingnya, merangkul Sabrina sambil menepuk pundaknya.
"Iya laaah!" balas Sabrina sekena nya. "Mau mulai Acara nya ya?" tanya Sabrina.
Dimas mengangguk. "Iya nih, Sab, pinjem dulu Denan nya ya!" ucap Dimas menarik tangan Denan untuk digenggam. "Lo makan aja dulu, pilih, ada banyaaak!"
"Lo kesana aja Sab," timpa Denan sambil menunujuk ke arah tempat duduk, beberapa orang duduk disana jadi nggak bakal canggung buat Sabrina duduk sendiri. "Gue kesana dulu ya, mau mulai acaranya. Gapapa kan gue tinggal?"
Sabrina mengangguk. "Gapapa kalii! Santai aja, yaudah sanaa.." Sabrina mendorong Denan pelan.
Sabrina berjalan ke arah bangku-bangku putih itu, sambil mengambil minum. Memang kebanyakan tamu disini, kerabat dekat mereka dan kelihatannya banyak juga teman-teman Dimas. Ada juga beberapa teman SMA, nggak banyak sih. Teman Denan waktu SMA nggak terlalu banyak, sama kayak Sabrina. Makanya Sabrina nggak melihat satupun teman dekat mereka disini, kecuali teman-teman dekatnya si Dimas.
Denan memulai acaranya dengan memberikan beberapa patah kata, dilanjut dengan Dimas yang juga sama mengucapkan ulang tahun ke Denan dan terima kasih buat Denan karena selalu ada selama 5 Tahun ini.
Tanpa sadar Sabrina meneteskan air matanya, bukannya indah kalau kamu punya seseorang yang mengerti baik-buruknya kamu tapi masih selalu ada? Bukannya indah, punya seseorang yang mengerti kamu mau nya apa, nggak suka nya apa? Bukannya indah punya seseorang yang mengerti kita luar-dalam? Sabrina selalu mau punya sosok seperti itu di hidupnya.
Sejak putus sama mantan pacarnya waktu SMA dulu, pandangan Sabrina terhadap hubungan cowok-cewek pacaran jadi berubah seiring berjalannya waktu, Sabrina nggak mau punya pacar yang cuma mau senangnya aja, Sabrina mau punya pacar yang mau belajar ngertiin Sabrina dalam kondisi apapun, nggak menilai dan menjatuhkan Sabrina karena apa adanya dia.
Selama ini, kalau ada yang menyadari betapa kesepiannya Sabrina, mungkin cuma Denan. Sabrina mau banget punya cowok yang bisa dia ajak cerita apapun, yang mendengarkan tanpa memihak, yang mau ngajarin Sabrina untuk lebih mengenal dirinya sendiri dan melepaskan hal-hal buruk dari dirinya yang dia sendiri nggak bisa lepas.
Pertanyaannya...Siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Girl Behind the Curtains
Romance"Kenapa nggak jadi sama temen yang gue kenalin kemarin?" Sabrina diam. "I am not an easy person to deal with...Nan." Sabrina Azalea, selfless girl yang punya medium wavy brown hair dengan kulit honey skinnya yang nggak mau punya pacar yang cuma ja...