Chapter 14 : Menggebu-gebu

1 0 0
                                    





Rafi duduk di kasur dengan laptop di pangkuannya, mata Rafi terarah ke layar tapi pikirannya berlarian kemana-mana. Rafi belum membalas pesan Sabrina sejak malam itu, Rafi tahu Sabrina sibuk dan nggak seharusnya Rafi mengganggu Sabrina ditengah kesibukannya.

Rafi nggak bisa berbohong kalau pikirannya di penuhi oleh gadis itu, Rafi mencoba menjaga jarak juga sejak malam itu berharap perasaannya memang nggak terlalu dalam, karena selama dia dekat sama Sabrina, Rafi sadar kalau Sabrina belum sepenuhnya menaruh hati sama Rafi. Jadi orang seperti Rafi yang seumur hidupnya tidak pernah benar-benar mendedikasikan sepenuh waktunya untuk perempuan, sedikit takut kalau ternyata Sabrina akan menyakitinya. Rafi mencoba menyibukkan diri beberapa hari belakangan ini, main game, bahkan nongkrong sampai pulang tengah malam. Rafi juga sempat jalan sama Nadhira karena Alda memintanya. Rafi ngelakuin apa aja asal nggak kepikiran sama Sabrina.

Tapi Rafi nggak bisa bohong kalau ada tempat di pikirannya, walau kecil, masih ada Sabrina disana. Hubungan Rafi sama Sabrina memang cuma sebentar, tapi ada sesuatu di diri Sabrina yang membuat Rafi yakin, kalau Rafi bisa mencintai seseorang, kalau Rafi yakin bahwa Sabrina bisa mengubah sesuatu dari dirinya.

Lamunan Rafi terpecah ketika ponselnya berbunyi. "Apaan?" tanya Rafi.

"Dimana lu? WP sini." panggil teman satu tongkrongannya.

Rafi menarik napas panjang, semakin lama dia dirumah, semakin mendominasi juga Sabrina di pikirannya. "Bentar, gua mandi dulu." balas Rafi.

Selesai siap-siap, Rafi mengambil dompetnya yang ada di atas nakas dan ponsel. Nggak butuh waktu lama buat Rafi di perjalanan menuju WP, disana dia langsung pesan makan. Sambil mengobrol, Rafi membuka ponselnya dan melihat instagram, Sabrina.

Rafi langsung membuka story nya Sabrina, dan melihat kalau cewek itu lagi di puncak.

Ngapain dia?

Tanpa sadar jari-jari Rafi mengetik dan membalas story nya Sabrina.

rafialfaruq : asik banget di puncak:p

Iya memang Rafi bodoh karena menghilang tanpa kabar terus tanpa merasa malu atau bersalah langsung membalas story Sabrina. Nggak tahu cewek itu bakal respon apa, tapi Rafi nggak peduli karena dia mau ngobrol sama Sabrina lagi.



**

Sabrina memejamkan matanya, berusaha mengingat momen dimana dia pertama kali nya, di hidup Sabrina naik motor pergi ke puncak! Sabrina tipe orang yang nggak suka lama-lama diluar rumah, kalaupun pergi juga jarang sama keluarga seperti Samudra, Sandra atau Bunda karena punya kesibukan. Sejak kecil juga Sabrina jarang berpergian, lebih banyak dirumah, berkutat dengan novel dan film nya.

"Hahaha, ngapain sampe merem gitu sih Sab?" tanya Zidan dari spion motornya.

Aduh, Sabrina malu banget Zidan pake ngeliat segala!?

"Hehe seneng ajaa!" balas Sabrina sambil senyum. Sabrina berangkat sama Zidan, dan Aqila sama Bima, dan beberapa teman Zidan yang lain.

"Belum pernah naik motor yaa ke puncak?" tanya Zidan.

Sabrina menunduk malu. "Iya nih, anak rumahan banget gue!" ucap Sabrina mengakui.

"Makanya jalan sama gue Sab, gue ajak keliling Indonesia!" balasnya.

Sabrina tahu, Zidan memang suka naik gunung. Bima pernah naik gunung bareng Zidan, dan Bima bilang mau lagi.

A Girl Behind the CurtainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang