Chapter 8 : Sekarang Gimana?

4 1 0
                                    





Flashback
"Sab, temen gue ada yang mau kenalan nih." ucap Denan saat Sabrina dan Denan lagi main dirumah Sabrina. Sebenarnya ada beberapa orang lagi yang masih di jalan.

"Tau gue darimana?" tanya Sabrina, heran kenapa ada orang asing yang mengajaknya kenalan. Mengingat Sabrina itu nggak terlalu aktif di sosial media, akun nya aja di privat, cuma orang-orang yang dia kenal aja dan dekat yang Sabrina follow akunnya.

"Dia nanya, temen gue ada yang single nggak terus gue kasih tau lo deh, hehehe."

Sabrina tahu, maksud Denan itu baik. Supaya Sabrina nggak melulu menyalahkan dirinya kalau Sabrina lagi punya hubungan sama seseorang. Supaya Sabrina bisa buka hati lagi untuk orang baru, nggak menutup diri kayak gini. Denan tahu gimana baiknya Sabrina sama orang yang dia sayang, Sabrina orangnya nggak pernah meminta. Denan juga tahu, selama bertahun-tahun Denan kenal sama Sabrina, orang yang suka sama dia nggak pernah sebentar, karena Sabrina punya daya tariknya sendiri.

"Gue masih belum mau deket sama orang, Denaaann...." ucap Sabrina setengah merengek. "Belum siap ajaa.."

Denanda menghela napas. "Kan gue bilang sama lo itu bukan salah lo doang, lagian semua orang kan beda, Sab."

"Iya semua orang beda, tapi gue nya tetep sama, denaaan..."

Sabrina nggak mau punya pacar dulu, karena Sabrina tahu betapa sulitnya dia terhadap orang lain. Betapa menyusahkannya dia, untuk orang lain.

"Coba dulu, yaaa?" pinta Denan. Nggak memaksa, nanya aja. Kalau Sabrina mau, ya Denan bersyukur banget sih. Karena Denan tahu siapa teman yang mau dikenalkannya ke Sabrina ini. Bukan orang yang Denan tahu aja, tapi kenal luar dalam.

Sabrina menghela napas, harus sekarang nggak sih Sabrina mencoba buka hati lagi? Udah setahun lebih semenjak Sabrina putus, apa Sabrina siap?

"Hm...iya." balas Sabrina singkat.


**

Sabrina lagi diam di depan TV, hari ini hari minggu, Sabrina bosan kalau cuma berdiam dirumah tapi nggak ada orang. Bunda tetap kerumah sakit walaupun sebentar, dari pagi sampai siang aja. Samudra nginap dirumah temannya semalam habis pulang malam mingguan sama Kania.

Semalam sebelum tidur, Sabrina telfonan sama Sandra. Menyemangati Kakaknya yang lagi koas itu, Sabrina memang lebih dekat ke Samudra karena sosok Samudra yang merangkul, dibanding Sandra yang diam. Sandra juga lebih sering menghabiskan waktunya di kamar dibanding main sama Sabrina dan Samudra.

Tiba-tiba ponsel Sabrina berbunyi. Ada telfon masuk, dari Zidan.

"Halo Sabrina?" panggil cowok tinggi itu.

Sabrina menjawab. "Iya Dan, kenapa pagi-pagi nelfon?"

"Lo sibuk nggak hari ini?" tanya Zidan. "Temenin gue yuk?"

Zidan memang sering meminta teman-temannya untuk nemenin dia pergi, kayak teman tongkrongannya, atau teman kuliah yang dia kenal melalui organisasi atau emang sekedar ngumpul aja. Nggak tahu, tapi Sabrina penasaran kenapa Zidan nggak ada cewek yang dia ajak. Secara dia aktif berkegiatan di kampus, pasti kenal banyak orang, Sabrina ingat waktu Zidan ulang tahun, banyak yang ngucapin dia di Instagram story, termasuk cewek-cewek di kampus.

"Engga sih, yuk, mau kemana?"

Zidan memberitahu kalau ia mau mencari sesuatu di suatu daerah di Jakarta Selatan. Sabrina langsung bersiap-siap. Zidan bilang dia jemput Sabrina, nggak usah ketemuan seperti biasanya.

A Girl Behind the CurtainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang