Karena besok adalah hari libur, malam ini Raka memutuskan untuk mengajak Alana keluar untuk membeli nasi goreng kesukaan Alana. Mengingat Alana yang seharian tadi terus menerus dibuat kesal oleh Raka. Klise, Raka iseng melakukan itu.
"Mau kemana sih?" tanya Alana sudah keluar rumah.
"Kemana-mana hatiku senang."
"Serius Raka!"
"Hehe iya deh,"
"Temenin gue makan nasgor gue laper, pasti lo gak bakalan nolak kan." ucap Raka dan tepat dengan ucapanya itu."Dasar deh lo! emang paling bisa." cengir Alana,
"Iya lah Raka gitu loh, yaudah ayo." ujarnya dan mereka mulai berjalan. Ya memang Raka sengaja tidak mengendarai mobil. Karena selain tidak jauh juga agar Raka bisa lebih lama mengobrol dengan Alana.
"Udah gak bete kan nih?" tanya Raka saat mereka sudah berada di tukang nasgor.
"Ngga dong!" jawab Alana.
"Dasar! diajak makan langsung badmood ilang."
"Ya dong nasgor kesukaan gue!"
"Iya deh," ucapnya lalu pesanan mereka pun datang. Lalu mereka pun makan dengan lahap.
*****
"Ehm Ka, gue udah daftar osis loh." ucapnya memberi tahu, Setelah selesai makan
"Jadi beneran lo mau banget jadi Osis?"
"Ya iya kan gue udah pernah bilang."
"Kenapa sih emangnya lo pengen banget?"
"Ya gue kan di SMP Osis ya pengen ngelanjutin lah. Lagian seru Rak jadi Osis kalau ada acara sekolah bisa kerja bareng, bisa deket sama guru, bisa dapet temen banyak terus juga—" ucapanya terpotong oleh suara Raka.
"Aduh up banget deh gue kalau itu yang lo mau."
"Ya engga itu doang juga lah! itu hanya sebagian kecilnya."
"Hm, nih dengerin gue ya Na. Anak-anak osis itu muna. Tau kenapa muna?" tanya Raka yang dibalas gelengan Alana.
"Karena perkataan mereka itu yang muna, nanti di depan guru dia ngomong A di depan murid ngomongnya B. Terus juga nih ya kebanyakan dari mereka itu cuman pencitraan, cuman mau dipuji sama guru. kenapa gue bilang gitu karena—-" Lanjut Raka panjang dipotong oleh Alana.
"Aduh Raka lo apa-apaan sih. Pemikiran lo itu pendek banget tau ga? ya gak gitu juga lah. Lo tuh salah besar kalau lo mikir kaya gitu." kata Alana heran kenapa sih Raka kayak engga suka banget sama osis, batinnya.
"Enak aja lo Na. Lo tuh yang mikir gak luas! cuma mau enaknya. Biar apa coba mau deket sama guru lewat osis? gue aja gak masuk osis deket tuh sama guru. Apalagi guru cewe semuanya baik ke gue." Selak Raka.
"Apaan dih lo! itu mah lo yang tebar pesona ke semuanya!" ucap Alana jengkel. "lagian juga gue udah daftar osis kok! dan gue bakal ldks minggu depan. Itu doang yang mau gue kasih tau ke lo! terserah lo mau nerima or not!" Ucap Alana lalu mempercepat langkahnya, alias meninggalkan Raka.
"Yauda terserah lo!" ujar Raka pada akhirnya, malas berdebat dengan Alana. "Awas lo ilang sok-sok an ninggalin gue!" Teriak Raka kencang pada Alana.
"Enak aja! Lo pikir gue anak kecil yang gak tau jalan!" Balas Alana sempat menengok ke belakang sebentar.
"Iya emang! lo kan kek bocil!" Jawab Raka lagi. Yang hanya di sumpah serapahin oleh Alana di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi di Langit Senja
Teen Fiction[ON GOING] Ini bukan kisah tentang pelangi dan senja, bukan juga kata-kata puitis seputar pelangi dan senja. Tapi ini adalah kisah tentang dua sahabat yang hanya bisa mencintai dalam diam, Yakni Alana dan Raka. Bagi Alana, Raka ialah sebuah pelangi...