12. Tanding

22 2 7
                                    

Bel istirahat kedua baru saja berdering di setiap penjuru SMA Antariksa. Kini siswa-siswi nampak kompak berlari-larian menuju lapangan basket indoor milik SMA Antariksa itu. Bahkan sudah ada yang terlebih dahulu menduduki tribun. Rupanya sebentar lagi akan ada sparing basket antara siswa Antariksa dengan siswa Anxariga.

Tribun pun mulai dipenuhi siswa-siswi yang baru sampai di lapangan. Walapun hanya sparing namun hampir seluruh warga Antariksa berbondong-bondong ingin menyaksikan pertandingan SMA kesayangannya itu, yang tak terlepas dari siswa-siswi, guru-guru bahkan karyawan yang sama antusiasnya menonton pertandingan tersebut. Terutama kaum hawa yang lebih dominan memenuhi tribun untuk sekedar menonton, mendukung dan pastinya mencuci mata agar dapat melihat para cogan basket Antariksa dan Anxariga.

Tim basket Anxariga pun baru saja berdatangan dengan para supporternya yang memang sangat kalah ramai dengan siswa Antariksa, mungkin hanya satu perlima supporter Antariksa.

Tidak dapat dipungkiri lapangan indoor SMA Antariksa yang bisa dibilang luas dari biasanya, dengan tribun sisi kanan dan sisi kiri lapangan, Ruang ganti di dua sisi, juga terdapat gudang penyimpanan alat olahraga. Bahkan banyak anak Anta yang bilang lapangan indoor ini seperti gor.

Alana pun sama halnya dengan para siswi lain yang sangat antusias untuk menonton pertandingan tersebut. Alana dan ketiga temannya itu mencari tempat duduk yang cukup strategis untuk melihat ke semua sisi lapangan.

Tim basket dari kedua sekolah pun sudah memasuki lapangan yang disambut dengan sorak meriah dari para supporter. Bahkan ada yang menyorakkan yel-yel serta lagu khusus untuk tim basket Anta.

Tim basket Anta dan Anxariga pun sudah menempatkan posisinya dengan Raka si kapten basket yang berada di posisi jump ball. Suara peluit pun terdengar sebagai tanda dimulainya pertandingan. Raka pun yang berhasil mendapat bola mulai menggiring bola menuju daerah lawan lalu dengan mudahnya melakukan lay up shoot dan mencetak 2 point. Para supporter pun dengan meriahnya meneriakinya serta bertepuk tangan.

"Gila Raka keren banget baru juga beberapa menit mulai udah gol aja." Karina masih bertepuk tangan.

Senyum Alana merekah daritadi ketika melihat Raka yang sudah mencetak point di menit awal. Namun Alana berusaha untuk biasa saja. "Jangan lebay gitu deh lo." Alana membalasnya dengan sedikit membisik pada Karin.

"Ish siapa juga yang lebay, orang beneran."

Lapangan pun sangat dipenuhi dengan teriakan-teriakan supporter Anta, ralat sepertinya hanya supporter Raka. Karena hampir semua sorakan hanya menyebut namanya.

"GO GARA GO GARA GO!"

"GARAKA SEMANGAT!"

"GARA KENAPA LO GANTENG BANGET SIH!"

"OMG GARA KEREN BANGET''

Bahkan ada yang meneriakinya,

"GARA MAU JADI PACAR AKU GAK?"

"AKU PADAMU GARAKA!"

Entahlah para fans Raka itu, tapi memang begitu adanya pesona Raka yang tak bisa dibantahkan.

"Sumpah ya, emangnya Garaka doang apa yang main? Daritadi teriakannya Gara mulu." Ujar Nissa di sebelah Karin.

"Ya itu emang karena Raka yang paling keren! Ganteng banget gak ngerti gue."

"Eh Na, lo liat sendiri kan gimana anak-anak Anta sesuka itu sama Raka. Lo tuh beruntung banget bisa sedeket itu sama Raka. Gue jadi iri kan." Karin dengan gaya selebay-lebaynya berbisik pada Alana.

"Biasa aja ah," Alana mencoba mengelaknya.

"Yeh elo! Lo ga ada rasa suka apa sama Raka?"

"Ya enggak lah! Lagian kan dia-" ucapnya terpotong karena Karin yang sudah mewakilinya, "Dia sahabat lo? Itukan yang mau lo omongin? Ya gue tau tapi masa sih gaada sedikit aja gitu rasa suka?" ucap Karin sangat penasaran.

Pelangi di Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang