gadis cantik yang bernama Grazetta Zeline seorang gadis yang pintar, sopan, cantik, tetapi nasibnya tidaklah beruntung dia terjebak dalam genggaman Graffiello Adalson, seorang pria tampan yang berkharisma sayangnya dia adalah seorang psycho + gangs...
Setelah kejadian pada hari itu Grazetta dikurung disebuah ruangan yang lumayan kecil seperti kamar kos bahkan itu lebih kecil menurutnya. Grazetta terbangun dari tidurnya dipikirannya saat ini penuh dengan berbagai pertanyaan mulai dari sebab dia berada disini dan keadaan orang tuanya.
Terdengar suara langkah kaki seorang pria yang sedang menuju kearahku, seorang yang sangat familiar dimata ku. Pria itu mendekat kearahku dia mencengkram rahang ku sangat keras sampai aku meringis kesakitan. Aku telah memohon kepadanya agar melepas cengkramannya di rahangku, tetapi dia tidak mau melepaskan cengkramannya bahkan dia semakin memperkuat cengkramannya kepadaku.
“kumohon lepaskan.” Pintahku lirih kepadanya.
“maaf apa katamu tadi noona? Aku tidak bisa mendengar perkataanmu.” Ledek lelaki itu yang masih mencengkram rahangku.
“to..long… le….pas…kan.” Sahutku yang terbata-bata karena ulahnya.
“tidak semudah itu.” Pria itu berbisik tepat ditelingaku dan melepas cengkramannya secara kasar.
Spontan akupun berteriak kesakitan bahkan lelaki itu merasa tidak bersalah dengan apa yang dia perbuat baru saja. Aku “apa kau berusaha mengingat semuanya noona?” Pria itu kembali berkata. Aku berusaha diam tidak ingin menjawab perkataannya, tetapi disisi lain aku penasaran dengan apa yang terjadi kepadaku beberapa hari lalu.
“sudahlah jangan sok jual mahal aku akan memberitahu semua apa yang terjadi denganmu, tapi tidak sekarang kau mengerti?” jawab pria itu dan mendekat kepadaku. Seketika leherku terasa sangat perih dan ada cairan yang mengalir disana, pria itu kembali menjauhiku, aku mencoba melihat kearah leherku ternyata dia melukaiku dengan belati kecilnya. Pria itu tertawa puas melihat leherku yang berdarah. “ini masih awal nikmati saja permainannya.” Ucap pria itu kemudian pergi dan menutup rapat pintunya.
Aku masih berfikir siapakah dia kenapa dia melakukan ini kepadaku dan keluargaku apa salah orang tuaku kepadanya? Aku masih belum faham dengan keadaan yang menimpaku ini. Tidak lama pria itu pergi dia datang sambil membawa paper back dan menaruhnya didepanku.
“itu pakaian untukmu.” Ucap pria itu sambil melepas ikatan di tubuh Grazetta.
Pria itu selesai melepaskan ikatan pada Grazetta kemudian beberapa asisten rumah tangga datang mungkin sekitar 10 orang yang datang. “saya mau wanita ini memakai semua yang ada di paper back itu, dan saya mau dia terlihat cantik. Oh iya tolong kalian obati luka di lehernya dan tutupi sebagus mungkin. Jika sudah antarkan padaku di ruang kerja.” Pria itu pergi meninggalkan Grazetta.
Setelah beberapa jam berlalu Grazetta telah siap dengan memakai gaun cantik yang diberikan pria itu. Pria itu seketika terdiam terpaku melihat Grazetta memakai gaun itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Anggap saja gaunnya seperti itu yang dipakai Somi as Grazetta)
“perfect” Gumam pria itu di batinnya. Grazetta hanya diam malu karena gaun yang dia kenakan terlalu terbuka.
“u…untuk apa a..aku memakai ini?” Tanya Grazetta terbata-bata bahkan dia tidak berani menatap pria itu.
“namaku Graffiello Adalson.” Mengulurkan tangan ke Grazetta. Melihat tingkah pria itu Grazetta bingung ingin melakukan apa, kemudian dia membalas uluran tangan Graffiello. Belum Grazetta memberi tahu namanya Graffiello sudah mengetahui namanya.
“kita sudah telat aku harus buru-buru.” Graffiello berjalan terlebih dahulu, Grazetta? Dia masih diam ditempat dan tidak berubah sesenti pun. “kenapa kkau masih ada disana kemari aku sudah telat.” Ucap Graffiello sedikit keras. Tanpa pikit panjang Grazetta mengikuti Graffiello.
. . .
Graffiello membawa Grazetta kesebuah party entah party apa yang diadakan didalam sana dan orang-orang macam apa yang berada didalam sana. Mungkin kini ekspresi Grazetta takut karena dia juga baru mengenal Graffiello. “tenang saja didalam orang-orang baik kok gausah khawatir.” Ucap Graffiello menenangkan perasaan Grazetta. Raut wajah wanita itu masih saja kaku dan sedikit takut. Setelah mereka turun dari mobil Graffiello menggandeng tangan Grazetta agar perempuan itu sedikit tenang. Grazetta bingung melihat tingkah Graffiello pria yang dingin dan menyerampan bisa selembut ini kepada perempuan.
“hais jangan berfikir macam-macam.” Gumam Grazetta yang masih bisa didengar oleh Graffiello.
“kau bicara apa?” Tanya Graffiello mengagetkan Grazetta, Grazetta hanya menggelengkan kepala sebagai tada tidak ada apa-apa. Mereka telah memasuki acara party itu, disana sangat ramai dekorasi pesta itu sangat mewah sungguh ini pertama kali Grazetta menghadiri pesta sebesar ini. Bagaimana tidak Grazetta hanyalah wanita home alone bahkan teman-temannya jarang mengundangnya ke party.
“ini party apa?” Grazetta bertanya kepada Graffiello dengan polosnya, Graffiello hanya tertawa kecil melihat ekspresi Grazetta. Grazetta merasa kesal dengan ekspresi Graffiello terhadapnya.
“ini adalah acara bisnis yang setiap tahunnya dihadiri oleh para pembisnis sukses apa kamu paham?” Penjelasan Graffiello kepada Grazetta kemudia pria itu menyapa rekan-rekan bisnisnya. Grazetta berfikir bahwa disini dia akan bertemu dengan ayah nya, karena menurut Grazetta ayahnya seorang pembisnis yang sukses juga.
“jangan berfikir untuk kabur dariku.” Ucap Graffiello berubah menjadi dingin kepada Grazetta.