Chapter 13

93 13 0
                                    

CERITA DIPERCEPAT BACA DENGAN SANTAI DAN HAYATI OKE?...
.
.
.
.

   "Zhea apa kau akan makan dengan posisi seperti itu?" Ocehan bunda yang dianggapnya membosankan.

   "Ayolah bunda kepalaku pusing biarkan aku makan sambil rebahan." Rengek Zhea karena tidak di perbolehkan makan sambil rebahan.

   "Astaga kenapa tidak bilang kepada bunda?" Jawab Grazetta sambil mengelus surai lembut anaknya.

   "Mana bisa aku memberitahu bunda, sedari tadi bunda sibuk jadinya aku diam dan tidur sekarang aku lapar." Rengek sang anak kepada Grazetta dan itu membuatnya semakin gemas.

   Seperti malam-malam biasanya Grazetta tidur bersama Zhea, sebelum tidur Zhea selalu dinyanyikan sebuah lagu. Terkadang Zhea tidak paham maksud dari lagu yang dinyanyikan bundanya tetapi dia tetap suka lagu itu.

   "Bunda kenapa ayah perginya lama sekali, Zhea tidak sabar bertemu dengan ayah." Ucap Zhea membuat Grazetta diam seribu bahasa, tidak tahu apa yang akan dia jawab.

   "Ahhh iya sudahlah aku tidak mau membuat bunda bersedih. Ayo nyanyi lagi Zhea sudah sangat mengantuk." Lanjut ucapan Zhea membuat Grazetta sedikit lebih lega dan melanjutkan nyanyiannya itu.

   Sekarang yang ada dipikiran Grazetta hanyalah keadaan Graffiello, Pavita, dan Raffiello. Seharusnya Pavita dan Raffiello sudah bebas dari hukuman tetapi sampai saat ini mereka belum menemuinya. Bagaimana dengan Graffiello nantinya, apa yang harus dia katakan kepada Zhea jika dirinya bukan ibu kandungnya. Grazetta mengusap-usap kepala Zhea dengan lembut menatapnya sayu tak terasa air matanya turun membasahi pipi mulusnya.

Flashback

   "Ayo Zhea pasti bisa, terus ayo gayuh sepedanya." Sorak Grazetta yang sedang menggayu sepeda kecil.

   "Yeeyy aku bisa naik sepeda." Ungkapan bahagia yang disampaikan Zhea kepada bundanya.

...

   "Happy birthday to you... happy birthday to you... happy birthday... happy birthday... happy birthday to Zhea." Kejutan malam hari yang diberikan Grazetta kepada putrinya yang kini berusia 6 tahun.

   "Thank you soo much bunda i love you." Ungkapan terimakasih disampaikan oleh Zhea lalu memeluk bunda Grazetta setelah itu meniup lilin dan berdoa.

   "Semoga ayah baik-baik saja dimanapun itu, ayah cepat pulang Zhea rindu ayah. Terimakasi untuk bunda yang selalu menyayangi Zhea i love you." Setelah berdoa Zhea meniup lilin dan tersenyum.

...

   "Bunda bunda lihat deh Zhea dapat nilai bagus dari sekolah." Antusias Zhea memperlihatkan satu lembar kerja dengan nilai 100 diatasnya.

   "Wahh anak bunda hebat sekali, terimakasi ya nak sudah menjadi anak yang pintar." Grazetta memeluk Zhea dan mencium pucuk kepalanya.

...

   "Hiks... hiks... bunda." Suara tangisan pecah Zhea membuat Grazetta khawatir dan lari menghampiri sang anak.

   "Ada apa sayang ada yang luka?" Ucap Grazetta khawatir melihat putrinya pulang dengan keadaan menangis.

   "S...se..sepeda Zhea ru..rusak hiks." Zhea memberitahu jika sepedanya rusak, Grazetta memeriksanya dan benar saja kini seoeda milik putrinya tidak bisa dinaiki lagi.

   "Tidak apa-apa nanti kita beli lagi yang baru ya, sekarang anak bunda masuk cuci kaki lalu makan." Bujuk Grazetta agar Zhea terdiam dari tangisannya.

   Sore itu Zhea sedang bermain ditaman tentunya dengan membawa sepeda. Terdapat 3 orang anak laki-laki menjahilinya dan merusak sepeda Zhea sampai ban dan setir sepedanya lepas. Tidak hanya itu ketiga anak laki-laki itu mengatai bahwa Zhea adalah anak haram dan dibuang oleh ayahnya.

...

   "Bunda kenapa mobil kita diambil dan kenapa kedai jadi berantakan?" Tanya Zhea polos kepada Grazetta yang sedang menangis melihat kedai dihancurkan oleh orang-orang penagih hutang. Mobil satu-satunya peninggalan Graffiello juga diambil paksa oleh orang-orang itu.

   "Tidak ada apa-apa sekarang kamu masuk ya dan ganti pakaian." Jawab Grazetta sambil tersenyum kepada putrinya.

    Tepat 1 bulan yang lalu kedai toko milik Grazetta dihancurkan oleh orang-orang penagih hutang. Bahkan mobil Graffiello juga diangkut untuk membayar hutang-hutang Grazetta selama menyambung hidup 7 tahun ini. Grazetta tidak bisa membayar hutangnya karena kedai akhir-akhir ini sepi banyak saingan kedai lainnya yang lebih bagus.

Flashback off

   "Dulu bunda berjanji akan membahagiakanmu, tetapi bunda tidak bisa membahagiakanmu. Maafkan bunda karena bunda kamu ikut menderita." Monolog Grazetta sambil mengusap-usap rambut Zhea lembut yang sedang tertidur.

   Hari ini adalah hari sabtu dimana Zhea libur sekolah dan Grazetta juga menutup kedai jika sang anak libur sekolah. Pagi pagi sekali Zhea terbangun lalu melihat bundanya masih terlelap dalam tidurnya. Zhea memiliki ide unik untuk membangunkan sang bunda yang masih terbalut selimut tebal.

   "BUNDA BANGUN!!! ZHEA LAPER!!!" Teriakan Zhea menggema dan membuat telinga panas siapapun yang mendengarnya.

   "Oh astaga Zhea!" Grazetta langsung bangun dari tidurnya dan terduduk sambil mata melotot seperri orang kesiangan.

   "Hihi bunda sudah bangun." Zhea kembali membenarkan posisinya untuk duduk dan menghadap sang bunda.

   "Zhea kenapa bangunkan bunda seperti itu, kan kepala bunda jadi pusing." Grutu Grazetta yang sedang kesal dengan putri kecilnya. Tadi malam Grazetta hampir tidak bisa tidur karena memikirkan nasib kedepannya. Banyak beban yang harus dia tanggung, biaya sekolah Zhea juga tidak murah.

   "Maafkan aku, Zhea hanya ingin bermain dengan bunda itu saja." Merasa bersalah Zhea pun meminta maaf dan menundukkan kepalanya.

   "Hari ini bunda maafkan tapi lain kali tidak mengerti?" Jawab Grazetta dan mengangkat wajah putri kecilnya.

   Seperti ajakan sang anak kini mereka bermain di taman dekat dengan rumah. Udara hari ini sangat sejuk tidak seoerti biasa, Zhea juga menikmati setiap momen bermain dengan sang bunda. Zhea sangat bahagia bisa bermain dan bercanda dengan Grazetta begitu juga sebaliknya.

.
.
.

   "Permisi tuan saya sudah dapat semua tentang wanita ini." Ucap seorang pria yang sedang meketakkan sebuah map kepada sang atasan.

   "Pergi dan cari lebih detail." Jawab sang atasan tanpa membuka isi amplop itu.

   "Aishhh buat apa kamu mencari jika tidak melakukan tindakan." Kali ini yang bersuara adalah seorang wanita cantik dan anggun.

   "Belum tanggal mainnya lihat saja aku akan melakukannya dengan segera." Ucap pria yang tengah duduk diatas meja dan angkuh.

.
.
.

Untuk part 13 sedikit aja yaa.... author mau slow update wkwk..

Mian ngegantung. Jangan lupa Vote :)

Jika bukan dengan vote kalian cerita ini tidak ada apa-apanya.

He is Psycho [REFISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang