YUHU BALIK LAGI NIH MA AUTHOR WAHH APA YA YANG TERJADI SELANJUTNYA....
.
.
."Aishhh buat apa kamu mencari jika tidak melakukan tindakan." Kali ini yang bersuara adalah seorang wanita cantik dan anggun.
"Belum tanggal mainnya lihat saja aku akan melakukannya dengan segera." Ucap pria yang tengah duduk diatas meja dan angkuh.
"Terlalu banyak membuang waktu jangan sia-siakan waktumu." Sahut wanita itu lagi.
"Tenang ini akan pas sesuai dengan prediksi, lihat saja manti dia akan sangat menderita setelah ini." Jawab pria tadi sambil memiringkan senyumnya.
...
Di pagi hari yang cerah ini Grazetta mengantar Zhea kesekolah yang berada tidak jauh dari rumah nya. Zhea pergi kesekolah dengan santainya dan ceria apalagi Zhea sudah di janjikan akan di belikan tas baru oleh sang ibu.
Grazetta harus berjalan kepasar untuk membelikan putri kecilnya tas sekolah baru. Saat perjalajan pulang ada sebuah mobil hitam berhenti didepan Grazetta. Tanpa aba-aba kedua pria tegap itu membekap mulut Grazetta dari belakang saat sudah pingsan kedua pria itu membawa Grazetta masuk kedalam mobil hitam itu.
Kini Grazetta terbangun dari pengaruh obat bius, dia melihat sekitar tampak aneh dan ini bukan kamar yang dia tempati. Grazetta ingin bangun dan keluar dari kamar itu tetapi tangan terikat di sisi ranjang membuat Grazetta berteriak. Dua orang bertubuh tegap menghampiri Grazetta dengan tatapan datar tanpa mau membantu melepaskan ikatan Grazetta.
"Rupanya sudah bangun kamu gadis cantik." Pria memakai setelan jas hitam dan kemeja hitam datang menghampiri Grazetta dengan jalan angkuh.
"Ternyata kamu lebih cantik saat dilihat dari dekat." Pria itu menyentuh rahang Grazetta dengan kuat.
"K-kamu siapa?" Tanya Grazetta ketakutan.
"Aku lupa memperkenalkan diri, nama saya Lufian kamu bisa panggil Lufi." Pria bernama Lufian itu mengeluarkan smirk kepada Grazetta.
"Lepas ikatannya lalu bawa dia keruang tengah." Lufi melepas cengkraman rahang Grazetta sangat keras.
Kedua orang bertubuh tegap itu membawa Grazetta paksa menuju ruang yang di tunjuk. Disana terdapat gadis cantik yang tengah membaca majalah dan menikmati seduhan teh. Rupanya wanita itu sadar jika ada Grazetta dan beberapa orang disana, matanya masih fokus kepada majalah.
"Tinggalkan kami berdua." Ucap wanita itu tanpa melihat kearah Grazetta dan beberapa orang disana.
"S-siapa kau, k-kenapa kau mengurungku." Pertanyaan yang mampu dilontarkan meski bibir bergetar saat mengucapnya.
"Nanti juga tau sendiri, aku menemuimu karena ingin membicarakan satu hal. Apakah Zhea adalah anak Graffiello?" Pertanyaan perempuan itu membuat Grazetta melotot, siapa sebenarnya perempuan ini.
"Jawab saja, aku adalah ibu dari anak yang selama ini kau asuh. Jahat sekali bukan Graffiello membebankan seorang anak yang sama sekali bukan darah daging mu." Perempuan itu berdiri dan mendekati Grazetta hingga jarak mereka semakin dekat.
Grazetta berharap jika wanita ini tidak akan berbuat macam-macam kepada dirinya dan Zhea. Meski Zhea bukan anaknya Grazetta sangat menyayanginya karena itu sebuah amanah dari Graffiello.
"Apakah anak itu tau siapa ayahnya? Apa kau bercerita tentang ayahnya? Hmm kurasa tidak ckck sungguh jahat kau tidak memberitahu siapa ayahnya." Wanita itu berkata dengan nada menghina, tau sendiri bukan jika Graffielo yang melarang Grazetta untuk bercerita tentang dia.
"Apa yang kau lakukan, sudah jangan menghakimi dia. Tujuan utama aku membawanya bukan untuk menanyakan soal anakmu." Pria yang tadi mencengkram rahang Grazetta datang lalu duduk di sofa.
"Ayolah Luf aku sangat ingin tahu bagaimana perempuan ini merawat anakku." Wanita itu berjalan mendekati Lufian.
"Tidak banyak waktu Gishella kita harus menyelesaikan ini, Graffiello sudah lupa akan tugasnya." Lufian menyeruput cofe yang sudah disajikan.
"Tugas? Apa mereka sedang menjalankan misi, tetapi apa dan Graffiello. Apa arti semua ini oh ya Tuhan." Batin Grazetta mencerna perkataan Lufian.
Lufian dan Gishella sedang berdebat masalah mereka masing-masing tetapi Grazetta sibuk memikirkan perkataan Lufian barusan. Kemudian Lufian menarik tangan Grazetta dan membawanya kesebuah ruangan, jika dilihat interiornya seperti ruang meeting yang ada di perkantoran. Lufian mendudukkan Grazetta dengan kasar disalah satu kursi disana, rupanya sudah ada beberapa orang yang hadir.
"Oke langsung keintinya saja, rupanya gadis ini sudah dibodohi oleh Graffiello." Ucap Lufian yang membuat Grazetta semakin bingung.
"Wah wah apa jangan-jangan Graffiello mencintai perempuan ini? Oh tidak bagaimana bisa diakan target kita." Ucap salah satu pria yang tidak dikenal oleh Grazetta.
"Rupanya kalian membuat dia sangat kebingungan, malang sekali nasibny yang hanya dijadikan boneka." Ucap wanita yang disebut Lufian bernama Gishella.
"Orang tua mu sudah tewas dibunuh oleh Graffiello." Ucap Lufian dengan santainya.
Mendengar perkataan itu Grazetta meneteskan air matanya. Grazetta tidak berfikir sejauh itu, Grazetta bahkan tidak menyadari jika yang membunuh orang tuanya adalah Graffiello.
"Itu fakta pertama, aku belum menyebut fakta keduanya jadi simpan dulu airmatamu aku akan menyebutkan tiga fakta yang membuatmu sangat hancur." Lufian melanjutkan perkataannya.
"Fakta kedua kenapa bisa Graffiello membunuh orang tua mu? Itu karena Ayahmu kalah judi dengannya. Kedua orang tuamu juga memiliki beberapa bisnis haram." Lagi dan lagi Lufian mengatakan fakta itu tanpa perasaan.
"Dan fakta ketiga, kaulah yang jadi bahan pertaruhan ayahmu dimeja perjudian. Maka dari itu kau berada disini." Kali ini yang berbicara adalah Gishella.
"Rupanya kalian melupakan satu fakta lagi." Pria disebelah Gishella berkata membuat semua mata mengarah padanya.
"Apa kalian lupa jika Grazetta bukan anak kandung mereka, maka dari itu mereka menjadikan dia taruhan di meja judi." Pria itu berkata dengan nada kesal seperti penekanan.
Keempat fakta itu berhasil memhuat Grazetta meneteskan air matanya dengan deras. Hatinya merasa sakit dan sangat terluka, setega itu orang tuanya melakukan ini kepadanya.
"Dan kamu juga memiliki tujuan setelah Graffiello berhasil mendapatkanmu." Lufian berkata lagi.
Grazetta merasa jika dirinya sekarang hanyalah sebuah boneka yang dipermainkan oleh sang pemilik. Grazetta sangat hancur mendengar semua yang dikatakan orang-orang itu.
.
.
.
.Untuk readers kalian suka sekali yah siders... author liat hanya itu-itu saja yang vote.
Banyak yg baca tapi yang vote hanya itu-itu saja. Author jadi males ngelanjutin cerita.
Jika kalian ngikuti dan suka critanya berikanlah 1 vote, karena 1 vote itu sangat berarti, apa susahnya tinggal tekan "klik" dah selesai kan?
Huft.... selamat membaca [slow update]
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Psycho [REFISI]
غموض / إثارةgadis cantik yang bernama Grazetta Zeline seorang gadis yang pintar, sopan, cantik, tetapi nasibnya tidaklah beruntung dia terjebak dalam genggaman Graffiello Adalson, seorang pria tampan yang berkharisma sayangnya dia adalah seorang psycho + gangs...